Presiden Prancis Emmanuel Macron Maklumi Kemarahan Umat Islam, Tetap Pastikan 2 Hal di Negaranya

Emmanuel Macron juga menyebut ada kesalahpahaman dari pemimpin-pemimpin dari negara mayoritas Islam.

AFP/ABDULMONAM EASSA
Presiden Perancis Emmanuel Macron (kanan), diapit oleh Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin (dua kiri), berbicara kepada pers di depan sebuah sekolah menengah di Conflans Saint-Honorine, setelah seorang guru dipenggal oleh penyerang yang ditembak mati oleh polisi, Jumat (16/10/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui bisa memahami sentimen umat Islam atas diirnya.

Pernyataan tersebut dilontarkan Emmanuel Macron beberapa hari setelah komentar kontroversialnya yang membuat kemarahan di sejumlah negara-negara Islam.

Emmanuel Macron juga menyebut ada kesalahpahaman dari pemimpin-pemimpin dari negara mayoritas Islam.

Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menuai sorotan dari umat Islam dunia.

Dilansir TribunWow.com, diketahui kasus berawal saat seorang guru sejarah SMA di Prancis, Samuel Paty, menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya terkait diskusi kebebasan berpendapat.

Paty kemudian dipenggal oleh orang tidak dikenal akibat tindakannya tersebut pada 16 Oktober 2020 lalu.

Baca juga: Cara Vote MAMA 2020, Rangking Sementara MNet Asian Music Awards 2020, BTS BLACKPINK Baekhyun Unggul

Baca juga: Awal Bulan, Kumpulan Quotes November 2020 untuk Dibagikan atau Status WhatsApp IG Facebook Twitter

Baca juga: Terjawab, Jumlah & Kronologi Utang Warisan Belanda, Disoal Sri Mulyani, Demi Kedaulatan Indonesia

Baca juga: Kevin Sanjaya Minta Natasha Wilona Ingatkan 2 Orang yang Mengaku Teman Dekat Mantan Verrel Bramasta

Menanggapi kasus tersebut, Macron menilai negara harus melindungi sikap sekularisme yang dijunjung Prancis, terutama terkait perlindungan kebebasan berpendapat pada masyarakat beragama dan non-beragama.

Pernyataan Macron lalu menuai sorotan dari berbagai negara mayoritas Islam di dunia, bahkan muncul seruan untuk memboikot produk Prancis.

Menanggapi hal itu, Macron mengaku dirinya memaklumi munculnya kemarahan umat Islam dunia.

"Saya memahami sentimen yang diekspresikan dan saya menghormatinya," kata Emmanuel Macron, dikutip dari Aljazeera.com, Sabtu (31/10/2020).

"Namun harus dipahami peran saya sekarang, yakni untuk memastikan dua hal: menyerukan perdamaian dan melindungi hak-hak ini," lanjutnya.

"Saya akan selalu membela negara saya terkait isu kebebasan berbicara, menulis, berpikir, dan menggambar," tambah presiden 42 tahun ini.

Macron juga menyinggung sikap para pemimpin dunia, terutama dari negara mayoritas Islam.

Ia menilai ada kesalahpahaman, yakni masyarakat cenderung digiring untuk memercayai bahwa karikatur Nabi Muhammad yang menjadi kontroversi itu adalah buatan Prancis.

Diketahui sebelumnya Macron juga sempat memberi pernyataan yang menuai kontroversi dan kegeraman dari masyarakat Islam, yakni keinginan untuk "mereformasi" Islam agar sesuai dengan nilai-nilai republikan di Prancis.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved