Demo Tolak UU Omnibus Law
Sempat Dilarang Istri, Penjual Tahu Sumedang Berorasi Bareng Mahasiswa di Depan Gedung DPRD Kaltim
Imam Hariyanto, penjual tahu Sumedang yang sempat mengikuti demo dengan mahasiswa di depan kantor DPRD sempat tidak ingin kembali berorasi. Alasannya
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
Saat ini ia hanya menjajakan jualannya berupa keripik pedas maupun tahu Sumedang.
Dengan mengenakan koyo di dahi, Imam Hariyanto tidak ingin ikut berorasi seperti yang dilakukan mahasiswa beberapa waktu lalu.
"Karena dimarahi Istri enggak boleh ikut demo. Jadi mending jualan saja," kata Imam Hariyanto.
Ia pun tetap mendukung para mahasiswa dalam penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Sebab ia menilai UU tersebut melemahkan kaum proletar.
Sebelumnya para mahasiswa melakukan aksi long march dari Masjid Islamic Center pukul 15.00 Wita.
Setelah itu ratusan mahasiswa dari beberapa organisasi kemahasiswaan ini berada di depan pintu masuk utama Kantor DPRD Kaltim pukul 15.30 Wita.
Sebelum memulai orasi, para mahasiswa ini melaksanakan salat Ashar terlebih dahulu.
"Kawan-kawan yang ingin melaksanakan salat bisa di depan," kata Dion, salah satu kordinator aksi.
Mereka mengambil air wudhu yang telah disiapkan oleh personel Polresta Samarinda.
Setelah salat Ashar usai, para mahasiswa ini kembali melanjutkan orasi.
Diberitakan sebelumnya, kelompok mahasiswa yang tergabung di Aliansi Mahasiswa Kaltim Menggugat (Mahakam) kembali berunjuk rasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur (DPRD Kaltim).
Aliansi Mahakam kembali menuntut pemerintah segera mencabut Omnibus Law, UU Cipta Kerja yang telah ditandatangani Presiden Joko Widodo Senin (2/11/2020) silam.
Mereka melakukan aksi longmarch dari masjid Islamic Center pukul 15.00 wita. Setelah itu ratusan mahasiswa dari beberapa organisasi kemahasiswaan ini berada di depan pintu masuk utama kantor DPRD Kaltim pukul 15.30.
Sebelum memulai orasi, para mahasiswa ini melaksanakan salat Ashar terlebih dahulu.