Update Pilkada Surabaya, Hasto Bongkar Bentuk Intimidasi yang Dialami Risma, Pesan Khusus Megawati
Update Pilkada Surabaya, Hasto Kristiyanto bongkar bentuk intimidasi yang dialami Risma, ada pesan khusus Megawati
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Christoper Desmawangga
TRIBUNKALTIM.CO - Update Pilkada Surabaya, Hasto Kristiyanto bongkar bentuk intimidasi yang dialami Risma, ada pesan khusus Megawati.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespon langsung kondisi politik saat Pilkada Surabaya.
Sosok kepercayaan Megawati ini membeberkan saat ini Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang merupakan kader PDIP, jadi target politik intimidasi.
Diketahui, sosok Risma yang sudah tak bisa mencalonkan lagi di Pilkada Surabaya, masih memiliki pengaruh kuat di masyarakat Kota Pahlawan.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto menyebut suhu politik di Surabaya meningkat di tengah masa kampanye Pilkada Surabaya 2020.
Akibatnya wali kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi korban intimidasi.
Baca juga: Update Penyerangan Polsek Ciracas, Respon LPSK, KSAD Andika Perkasa Beber Skema Lindungi Saksi
Baca juga: Baru, Login prakerja.go.id, Kapan Jadwal Pengumuman Lolos Kartu Prakerja Gelombang 11, Cek Dashboard
Baca juga: Cek Rekening, BLT BPJS Ketenagakerjaan Mulai Dicairkan Hari Ini, Belum Dapat? Login kemnaker.go.id
Bentuk intimidasi di antaranya berupa tuduhan pembohongan publik hingga tudingan melanggar netralitas kepala daerah.
"Ada politik intimidasi di Surabaya.
Bu Risma menjadi korban politik intimidasi," kata Hasto usai konsolidasi dengan pengurus DPC PDI-P Surabaya, Sabtu (7/11/2020).
Menurut Hasto Kristiyanto, jika ada gerakan politik intimidasi, itu menandakan adanya kepanikan kelompok tertentu menyusul semakin tingginya hasil survei elektoral pasangan calon yang diusung PDIP di Pilkada Surabaya.
"Adanya intimidasi menunjukkan bahwa pasangan Eri Cahyadi-Armuji lebih diterima oleh publik," ujarnya.
Sesuai pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, kata Hasto, masyarakat Surabaya adalah masyarakat yang cerdas dan egaliter, sehingga apa pun bentuk intimidasi tidak laku di Surabaya.
"Rakyat Surabaya ini cerdas dan egaliter, jadi politik intimidasi tidak laku di Surabaya," tegasnya.
Beberapa waktu terakhir Risma dilaporkan ke Bawaslu Kota Surabaya oleh Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) karena terlibat aktif dalam sebuah kampanye daring.