Penanganan Covid

Prof Kusnaedi Pastikan 1.620 Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Tidak Ada yang Sakit Berat

Ada titik terang dari upaya menemukan vaksin covid-19 di Indonesia. Artinya harapan terbebas dari ancaman covid-19 semakin mendekati kenyataan.

Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriady, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Ade Eddy Adhyaksa, memperlihatkan lengan kanannya seusai disuntik vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). Keempat pejabat tersebut resmi menjalani penyuntikan atau uji klinis tahap III Vaksin Sinovac Covid-19 dengan menjalani banyak prosedur, dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah dan kondisi tubuh, rapid test, penyuntikan, kemudian menunggu reaksi penyuntikan selama 30 menit. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Satu bahwa pada kenyataannya, di bawah 18 tahun itu sedikit yang kena dan sedikit yang meninggal akibat Covid-19.

Di atas 60 tahun itu banyak yang meninggal dunia, tetapi kebanyakan justru disebabkan penyakit penyerta.

Namun, lanjut dia, ada satu sudut pandang lain mengapa rentang usia di bawah 18 tahun dan di atas 60 tahun tidak jadi prioritas.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Libatkan 2.700 Satpol PP untuk Mengajak Masyarakat Terapkan 3M

Baca juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022: Hasil Brasil vs Venezuela, Gol Firmino Bawa Brasil ke Puncak Klasemen

"Ada satu sudut pandang lain, yang namanya herd imunnity (imunitas masyarakat). Kalau cakupan imunisasi cukup tinggi, khusus untuk Covid-19 itu di atas 75 persen, maka yang sisanya yang 25 persen itu akan terlindungi, tidak akan tertular, tidak akan sakit berat," kata dia.

Yang berusia 18 - 59 tahun itu mendapat vaksin minimal 75 persennya, maka yang tidak diimunisasi akan terlindungi juga secara tidak langsung karena penularan tidak sampai ke mereka.

Selain itu, mereka yang berusia antara 18 - 59 tahun adalah kelompok yang tergolong memiliki mobilitas tinggi.

"Yang pergi-pergi keluyuran kan yang berusia 18-59. Di atas itu sudah berkurang, sudah pensiun, dan yang di bawah itu tidak sekolah. Maka itu saya sangat setuju sekolah sementara tutup dulu sampai aman banget untuk mengurangi risiko itu," ujar dia.

"Jadi kalau cakupan imunisasi pada kelompok usia 18-59 tahun itu tinggi cakupannya dalam waktu singkat, dalam waktu enam bulan, maka insyaallah yang kelompok di atas 60 tahun dan di bawah 18 tahun akan terlindungi," Prof Soedjatmiko memastikan.  (tribun network/genik)

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus Corona.

Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac , 1.620 Relawan Tidak Ada yang Sakit Berat,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved