RSKD Balikpapan Gelar Seminar Awam Covid-19, Sharing Session dengan Penyintas Virus Corona

Fenomenal Long Covid idealnya diketahui oleh seluruh elemen. Kita tahu bahwa semakin banyak pasien Covid-19 yang sembuh.

Penulis: Heriani AM | Editor: Sumarsono
Tangkapan layar
RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan bersama Dinas Kesehatan Balikpapan menggelar Seminar Awam Covid-19. (Tangkapan layar) 

Setelah disetujui yang bersangkutan dan keluarga, pasien akan menjalani pemeriksaan swab. Jika didapati hasil positif, maka tindak lanjut untuk aktivitas cuci darah akan dilakukan di ruang isolasi.

Data pasien gagal ginjal dengan Covid-19 yang dilakukan cuci darah di RSKD dari Juli-November berjumlah 18 orang dengan total 56 kali pemeriksaan HD.

"Sedangkan untuk ibu hamil, pasien yang akan melahirkan saat mengunjungi fasilitas kesehatan baik puskesmas hingga klinik, juga diwajibkan untuk rapid test. Jika hasilnya reaktif, mereka akan dirujuk ke RSKD," terangnya.

Di sana ibu hamil akan menjalani isolasi lalu swab test. Jika hasil swab test negatif 2 kali, ibu hamil akan dirawat di ruang seperti bisa.

Namun jika positif, dokter atau bidan yang menangani akan menentukan apakah pasien tersebut melahirkan secara caesar atau normal dengan protokol Covid. Selanjutnya, pasien tersebut akan diisolasi selama 10 hari. Lalu pulang namun wajib untuk kontrol di poli Covid-19.

Kepala DKK Balikpapan, Andi Sri Juliarty dalam kesempatan yang sama memaparkan materi soal 'Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit' mewakili Satuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat menjelaskan bahwa saat ini di kota Minyak menurut pemetaan zonasi resiko daerah oleh pusat. Menempati daerah dengan resiko sedang di zona orange.

"Namun kita jangan lengah karena ini sifatnya fluktuatif. Kami pantau beberapa hari belakang masih ada peningkatan. Mungkin dampak libur panjang kemarin. Kita harus tetap waspada mulai dari hulu ke hilir," urainya.

Balikpapan beberapa waktu lalu cukup lama berada di zona merah. Dimana tidak hanya berdampak pada sisi kesehatan, namun juga memperburuk perputaran ekonomi.

Pemerintah dihadapkan pada kondisi dilematis. Apakah harus fokus ke kesehatan, atau ekonomi dimana sudah banyak masyarakat yang terdampak.

"Ada beberapa masyarakat yang sudah sangat terdampak, mungkin secara psikologis tidak berpikir sehat lagi. Menyatakan lebih baik saya kena Covid daripada keluarga saya sakit karena tidak makan,"

Disebut perempuan berhijab ini, dasar yang digunakan adalah grafik RO. Jika garis berada di atas nilai 1 rasio penularan, maka wilayah tersebut tidak boleh melakukan kegiatan publik. Artinya harus dilakukan pembatasan, yang mana akan memberi dampak pada pelaku ekonomi.

"Pada saat itu, pilihannya adalah selamatkan kesehatan. Bukan berarti kita menyepelekan ekonomi. Saat ini, garis pada kurva dibawah 1, sehingga pak Wali Kota melakukan pembukaan kembali kegiatan publik. Pelaku ekonomi sudah bisa tarik nafas kembali. Tapi kita jangan lengah," pungkasnya. (Tribunkaltim.co/Heriani)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved