Unmul Jadi Tuan Rumah Kongres AFEBI VIII, Bahas 8 Indikator Kinerja Perguruan Tinggi, Berikut Isinya

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman (Unmul) menjadi tuan rumah Kongres Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (AFEBI) tahun 2020, Rabu (18/11/2020).

Kongres kedelapan ini digelar secara virtual.

Dalam kongres ini turut membahas apa saja yang harus dilakukan seluruh FEB yang ada di Indonesia.

Salah satunya membahas Indikator Kinerja Perguruan Tinggi.

Dekan FEB Unmul Sarifah Hudaya mengatakan, ada delapan poin yang wajib dilakukan oleh pihak fakultas.

Kedelapan indikator tersebut yaitu menghasilkan lulusan yang layak dan mendapatkan upah sesuai.

Kedua memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiata di luar kampus.

Kemudian memberikan kesempatan dosen melakukan kegiatan di luar kampus.

Keempat memberikan kesempatan praktisi yang berpengalaman untuk memberikan pengalamannya di dalam Kampus.

"Kelima diharapkan hasil pengabdian dosen bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," ucapnya.

Poin keenam kampus melakukan kegiatan kelompok untuk membahas kasus yang terjadi di masyarakat.

Ketujuh semua program studi bisa bekerja sama dengan kampus luar negeri.

"Kedelapan semua program studi bisa mendapatkan standar akreditasi internasional," ucapnya.

Dengan adanya poin indikator ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa yang ada di seluruh universitas se-Indonesia, salah satunya Unmul.

Baca juga: Berau Masuk Zona Merah, Tim Gugus Tugas Covid-19 Mendadak Kumpulkan Perusahaan hingga Para Lurah

Baca juga: Gisel Angkat Bicara Soal Video Syur Mirip Dirinya, Akui Ada Kemiripan, Gading Beber Hal yang Berbeda

Baca juga: Berikut Calon Penerima Vaksin Covid-19, Menkes Terawan Beberkan Kriteria yang Mendapatkan

Berikut delapan poin Indikator Kinerja Perguruan Tinggi dari Kemendikbud:

1. Lulusan mendapat pekerjaan yang layak dengan upah di atas upah minimum regional, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi.

2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. Kegiatannya bisa berupa magang, proyek desa, mengajar, riset, berwirausaha, serta pertukaran pelajar.

3. Dosen berkegiatan di luar kampus dengan mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain.

4. Praktisi mengajar di dalam kampus atau merekrut dosen yang berpengalaman di industri.

5. Hasil kerja dosen dapat digunakan masyarakat dan mendapatkan rekognisi internasional.

6. Program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia baik itu dalam kurikulum, magang, maupun penyerapan lulusan.

7. Kelas yang kolaboratif dan partisipatif melalui evaluasi berbasis proyek atau metode studi kasus.

8. Program studi berstandar internasional dengan akreditasi atau sertifikasi tingkat internasional.

(TribunKaltim.co/Jino Prayudi Kartono)