Menteri Ditangkap KPK
Edhy Prabowo Diciduk KPK, Prabowo Subianto Disuruh Mundur dari Menteri Jokowi Oleh Mantan Wakilnya
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terjaring OTT oleh KPK pada Rabu (25/11/2020) dini hari.
TRIBUNKALTIM.CO - Pasca Edhy Prabowo diciduk oleh KPK, komentar keras datang dari mantan Wakil Ketua Umum Partai Geirndra Arief Poyuno.
Sebagaimana diketahui Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terjaring OTT oleh KPK pada Rabu (25/11/2020) dini hari.
Penangkapan ini terkait dugaan korupsi ekspor benih lobster.
Menurut Arief Poyuono, penangkapan Edhy membuktikan KPK menjadi mesin terbaik di Indonesia dalam menangkap koruptor dan perlu didukung masyarakat.
Apalagi sekarang melakukan operasi tangkap tangan kader Partai Gerindra yang dekat dengan Prabowo Subianto.
"Ini pelajaran besar sekaligus tabokan besar bagi Prabowo (Ketum Gerindra) sebagai bos besarnya Edhy Prabowo, bahwa ternyata mulut yang sudah berbusa-busa dengan mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat, ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era Jokowi yang terkena operasi tangkap tangan," papar Arief dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Baca juga: Drama Transfer Liga Italia, AC Milan Hampir Pasti Kehilangan Hakan Calhanoglu, Juventus Jadi Pilihan
Baca juga: TERJAWAB Kenapa Edhy Prabowo Dikeluarkan dari Akabri, Dugaan Kasus yang Buat KPK Tangkap Menteri KKP
Baca juga: KPK Bekuk Menteri KKP Edhy Prabowo, Mahfud MD Pasang Badan untuk Firli Bahuri Agar tak Diintervensi
Baca juga: LENGKAP Prediksi Inter Milan vs Real Madrid, Jam Tayang, Real Madrid Dapat Kabar Buruk Jelang Laga
Arief menyebut, sejak awal Prabowo Subianto yang katanya ingin Indonesia bersih dari KKN, harusnya mengingatkan dan melarang para kadernya maupun keluarganya memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis.
"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga. Tapi nyata justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," ujarnya.
Oleh sebab itu, kata Arief, dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, maka tamat sudah cita-Cita Prabowo Subianto jadi presiden Indonesia, karena hal ini akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Gerindra.
"Dengan itu Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya, hingga berpotensi besar menghancurkan marwah partai. Atau jika Prabowo genteleman, dia harus mundur dari kabinet Jokowi - Ma'ruf Amin, serta mundur dari Gerindra," tutur Arief.
Gerindra belum bisa berkomentar
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan belum bisa berkomentar lebih jauh terkait penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dasco mengatakan pihaknya baru mendapatkan kabar tersebut melalui media massa, karenanya, Gerindra masih menunggu informasi dari pihak KPK terlebih dahulu.
"Pertama, kami baru mendengar berita soal kader kami yang menjadi menteri KKP itu (ditangkap) baru dari media massa, baik media cetak, online, maupun televisi," ujar Dasco, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
"Nah untuk itu kami dari Partai Gerindra belum bisa berkomentar lebih jauh. Kami masih menunggu informasi yang valid dari KPK tentang itu," imbuhnya.
Dasco lantas meminta semua pihak termasuk awak media yang gencar menanyakan perihal Edhy Prabowo untuk bersabar menunggu perkembangan lanjutan dari KPK.
Wakil Ketua DPR RI itu juga belum bisa memberikan tanggapan apakah Edhy Prabowo ditangkap diduga terkait perkara ekspor benih lobster.
"Kami bisa belum memberikan tanggapan, belum bisa menduga-duga sebelum mendapatkan keterangan resmi dari KPK," jelasnya.
Dasco sendiri menceritakan terakhir kali berkomunikasi dengan Edhy Prabowo adalah sebelum yang bersangkutan bertolak ke Amerika Serikat.
"Kalau saya (terakhir komunikasi dengan Edhy Prabowo, - red) sudah sebelum berangkat ke Amerika lah. Dua hari sebelum berangkat. Mungkin dua minggu yang lalu atau 12 hari yang lalu, saya lupa," tandasnya.
Baca juga: Edhy Prabowo Ditankap KPK, Prabowo Subianto Disindir Arief Poyuono, Tamat Cita-cita jadi Presiden
Baca juga: Profil Biodata Iis Rosita Dewi, Istri Menteri KKP, Edhy Prabowo yang Ikut Diamankan KPK, Anggota DPR
Baca juga: Latar Belakang Edhy Prabowo, Menteri KKP yang Ditangkap KPK, Pernah Jabat Komisaris PT Kiani Lestari
Ditangkap di Bandara
Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat bersama keluarga dan sejumlah pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) Jakarta, Rabu (25/11/2020) dini hari tadi.
Menteri Edhy Prabowo ditangkap di Bandara Soekarno Hatta sesaat setelah tiba mendarat (landing) dari Amerika Serikat.
Menurut sumber Kompas TV di KPK, yang menangkap mereka tak lain dan tak bukan adalah timnya Novel Baswedan.
"Yang nangkep timnya Novel dkk," kata sumber di KPK kepada Kompas TV, Rabu.
Ia mengungkapkan bahwa Menteri Edhy Prabowo bersama keluarga dan sejumlah pejabat KKP ditangkap ketika berada di pintu Garbarata Bandara Internasional Soetta.
Ini merupakan ruang tunggu yang beberapa langkah lagi biasanya berada tak jauh dari pintu masuk ke pesawat.
"Dibungkus (tangkap) di pintu garbarata. Semua masih hangat, HP dan lain-lain dalam pengawasan," tutur sumber itu dalam keterangan tertulisnya melalui sambungan telepon.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron membenarkan adanya penangkapan atau operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan sejumlah pejabat negara di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Iya perlu kami sampaikan kepada publik. Benar KPK sekitar pukul 01.23 WIB dini hari tadi telah menangkap sejumlah pejabat di Kementerian KKP, ada pejabat dan Menteri KKP yang saat ini sudah diamankan di KPK," kata Nurul Ghufron kepada Kompas TV, Rabu (25/11/2020).
Nurul Ghufron mengungkapkan, pihak KPK saat ini sedang melakukan pemeriksan lebih lanjut.
"Jumlahnya ada lebih dari 5 orang. Kaitannya apa saja, dalam kasus apa saja nanti KPK akan kami ekspos lebih detail," tuturnya.
Apakah OTT ini ada kaitannya dengan kasus-kasus penangkapan sebelumnya seperti dugaan kasus benur?
"Kita tidak bisa menjelaskan saat ini karena masih sedang melakukan pemeriksaan. Yang jelas, benar bahwa ada penangkapan (OTT) itu, demikian terima kasih," kata Nurul menegaskan.
Mengenal Sosok Edhy Prabowo
Sebenarnya siapa Edhy Prabowo?
Apakah saudara kandung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sekaligus Menteri Pertahanan?
Jika tak bersaudara kandung, adakah hubungan kekerabatan dengan mereka?
Selengkapnya tentang siapa Edhy Prabowo atau biodata atau profil Edhy Prabowo Menteri KKP yang ditangkap KPK dan sepak terjangnya bisa dilihat di dalam artikel.
Ternyata tidak.
Mereka hanya sahabat.
Ternyata Edhy Prabowo sudah lama mengenal Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Bahkan Prabowo Subianto berperan penting dalam hidup Edhy Prabowo.
Beberapa waktu lalu, Edhy Prabowo sempat menceritakan awal pertemuannya dengan Prabowo Subianto.
Ketika itu, Edhy Prabowo dipecat dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) setelah dua tahun meniti karier.
Ia diterima menjadi anggota ABRI pada 1991.
Mengetahui dirinya dipecat, keluarga Edhy Prabowo bersedih hingga menangis.
Padahal Edhy Prabowo bercita-cita menjadi tentara.
Karena tak ingin mengecewakan keluarga, Edhy Prabowo merantau ke Jakarta.
Ia pergi bersama 15 orang dan bertemu dengan Prabowo Subianto di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Di sinilah hidup Edhy Prabowo tak lagi sama.
Mereka memperkenalkan diri dan melanjutkan pertemuan di kediaman Prabowo Subianto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Di situ malam Senin, bertemu di kediaman beliau ditanya 'Apa keinginan kalian?'. Kami mau bekerja terus kuliah. Terus kita mau memperbaiki dosa kita sama keluarga kita," katanya menceritakan.
Edhy Prabowo dan teman-temannya ditawari pekerjaan di wilayah perbatasan Kalimantan oleh Prabowo Subianto.

Upahnya Rp 250 ribu yang pada tahun itu termasuk besar.
Tak hanya ditawari pekerjaan, Edhy Prabowo juga disekolahkan oleh Prabowo Subianto.
Ia mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi, Universitas Moestopo.
"Kalian ikut saya. Saya biaya-in, cuma makan secukupnya, tidak boleh kalian seperti anak emas," kata Edhy Prabowo mengutip kembali pesan Prabowo Subianto.
"Kita diwajibkan kuliah yang benar sama latihan silat," ucapnya.
Saat itu Prabowo Subianto merupakan Pendiri Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia.
Menurut Edhy Prabowo, Prabowo Subianto ingin ada penerus yang bisa menjadi pengurus perguruan pencak silat.
Edhy Prabowo pun menuruti keinginan Prabowo Subianto.
Akhirnya, Edhy Prabowo menjadi atlet Pencak Silat Nasional.
Ia sempat mengikuti Pekan Olahraga Nasional XIV yang diselenggarakan di Jakarta.
Dimulai pada 9 September 1996 sampai dengan 25 September 1996.
"Saat itu saya dapat perunggu," kata Edhy Prabowo.
Ia sempat kecewa lantaran tidak dapat menyabet medali emas.
"Pak Prabowo nonton. 'Gimana kok bisa kalah?'," katanya.
Setelah pertandingan di semi final, Edhy Prabowo memutuskan untuk melipur lara dengan cara pergi ke Malang, Jawa Timur.
"Dua minggu saya menghindari kehidupan umum. Rupanya saya dicari Prabowo," tutur Edhy Prabowo.
Biodata atau Profil Edhy Prabowo
Berdasarkan laman dpr.go.id, berikut profil Edhy Prabowo.
Nomor Anggota: 71
Fraksi: Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya
Daerah Pemilihan: Sumatera Selatan I
Riwayat Pendidikan
- SD Xaverius Immanuel pada tahun 1985
- SMP Negeri 1 pada tahun 1988
- Fisika, SMA Negeri 1 pada tahun 1991
- Manajemen, Universitas Moestopo pada tahun 1997
- Bisnis, Swis German University pada tahun 2004
Riwayat pekerjaan
- Ketua Koperasi Swadesi Indonesia pada tahun 2009 - 2015
- Ketua Percepatan Pengadaan Logistik PT Kertas Nusantara pada tahun 2007 - 2009
- Komisaris PT Kiani Lestari pada tahun 2007 - 2015
- Direktur Utama PT Garuda Security Nusantara pada tahun 2005 - 2015
- Direktur PT Alas Helau pada tahun 2004 - 2015
- Direktur Utama PT Tusam Hutani Lestari pada tahun 2004 - 2015
- Komisaris PT Swadesi Dharma Nusantara pada tahun 2000 - 2004
- Asisten Direktur Utama PT Nusantara Energi pada tahun 1998 - 2004
Baca juga: TERBARU Kode Redeem Free Fire 25 November 2020, Tukar Langsung dengan Berbagai Item Menarik, Gratis
Baca juga: UPDATE BOCORAN Info Prakerja Gelombang 12 Kapan Dimulai di Link Situs Prakerja www.prakerja.go.id
Baca juga: ILC Semalam, Di Depan Karni Ilyas, Arteria Dahlan Sebut Fadli Zon Sesatkan Publik, Bahas Kerja Anies
Riwayat organisasi
- DPP Partai Gerindra sebagai Wakil Ketua UmumDPP Partai Gerindra Bidang Keuangan & Pembangunan Nasional sejak tahun 2012 -
- Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP Partai Gerindra sejak tahun 2008 -
- Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Pemuda dan Olahraga sejak tahun 2008 - 2012
- Ketua Bidang Pengembangan Prestasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia sejak tahun 2007 -
- Ketua Diklat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia sejak tahun 2005 -
- Sekretaris Yayasan Pendidikan Kebangsaan sejak tahun 2002 -
- Wakil Ketua Harian Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI) sejak tahun 1997.(*)
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Politikus Gerindra: Prabowo Subianto Harus Mundur dari Jabatan Menteri dan Partai, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/11/25/politikus-gerindra-prabowo-subianto-harus-mundur-dari-jabatan-menteri-dan-partai?page=all.