Lengkap, Hasil Pertemuan Pangdam Jaya & FPI, Mayjen TNI Dudung: Jangan Merasa Paling Benar Sendiri
Lengkap, hasil pertemuan Pangdam Jaya & FPI, Mayjen TNI Dudung Abdurachman: Jangan merasa paling benar sendiri
TRIBUNKALTIM.CO - Lengkap, hasil pertemuan Pangdam Jaya & FPI, Mayjen TNI Dudung Abdurachman: Jangan merasa paling benar sendiri.
Usai mencopot ratusan baliho Revolusi Ahlak bergambar Habib Rizieq Shihab, Pangdam Jaya Dudung Abdurachman bertemu dengan Front Pembela Islam ( FPI).
Sebelumnya, aksi TNI mencopot baliho tersebut menuai pro dan kontra.
Bertempat di Kodam Jaya, Pangdam Jaya akhirnya bertemu perwakilan FPI.
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman, mengatakan pihaknya telah bertemu perwakilan Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta pasca-pencopotan baliho Rizieq Shihab.
Dudung menyebutkan pertemuan itu digelar di Markas Kodam Jaya pada pekan lalu.
Baca juga: Fadli Zon Sudah Ingatkan Edhy Prabowo Pertimbangkan Saran Susi Pudjiastuti, Tapi Sindir Harun Masiku
Baca juga: Update Liga Italia, Durian Runtuh AC Milan, Kristoffer Ajer Bisa Datang Gratis, Keputusan Maldini
Baca juga: Najwa Shihab Tiba-Tiba Ganti Tema Mata Najwa, Ngabalin Beber Peran Edhy Prabowo di Amerika, Puji KPK
Baca juga: Bukan Cuma Serangan Jantung Maradona Juga Alami Cedera Serius di Kepala, Momen Emas Gol Tangan Tuhan
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, dalam pertemuan tersebut, Dudung mengajak FPI untuk menjaga keutuhan NKRI.
Ia juga mengaku pihaknya tak ada masalah dengan FPI.
Bahkan, kata Dudung, ia sudah bertemu dengan Ketua FPI DKI Jakarta.
Saat bertemu dengan Ketua FPI DKI Jakarta, Dudung membahas soal silaturahmi sebagai warga negara.
"Dengan FPI tidak ada masalah.
Saya bahkan sudah bersilaturahim dengan Ketua FPI Jakarta," terang Dudung dalam video yang diterima Kompas.com.
"Yang dibahas ya cuma silaturahim saja, sebagai warga negara. Beliau juga belum tahu Pangdam Jaya yang baru," imbuhnya.
Lebih lanjut, Dudung kembali menegaskan untuk menjaga keutuhan NKRI.
Dudung mengatakan semua orang sama di mata Tuhan.
"Jangan merasa paling benar sendiri atau paling bagus sendiri. Kita semua sama."
"Di mata Tuhan, kita semua sama.
Setiap yang beragama, dalam menyampaikan, menyampaikan hal-hal yang baik," tuturnya.
Sebelumnya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman memerintahkan anggotanya mencopot spanduk dan baliho bergambar Rizieq Shihab yang dipasang tanpa izin.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan usai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020), dilansir Kompas.com.
Perintah itu ia keluarkan karena FPI kembali memasang baliho Rizieq Shihab meski telah diturunkan petugas Satpol PP.
Baca juga: Hasil Liga Champions, Dipencundangi Real Madrid Inter Milan Butuh Keajaiban Lolos dari Fase Grup
"Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan."
"Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," tutur Dudung.
Pencopotan baliho Rizieq Shihab itu sendiri, ungkap Dudung, sudah sesuai prosedur.
“Kita laksanakan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, dikedepankan Polisi Pamong Praja (Pol PP) karena Pol PP yang menjalankan Peraturan Gubernur pemerintahan di wilayah," ujar Dudung dalam keterangan tertulis Puspen Mabes TNI, Senin (23/11/2020), dilansir Kompas.com.
Penertiban baliho Rizieq sendiri sudah dilakukan sejak September 2020 oleh sejumlah petugas Satpol PP.
Namun, pihak FPI kembali memasang spanduk dan baliho itu.
Karena itu, TNI pun langsung turun tangan membantu pencopotan spanduk dan baliho Rizieq Shihab.
Saat dilakukan pencopotan terhadap baliho Rizieq Shihab oleh TNI, pihak FPI menilai hal tersebut lucu.
"Lucu juga ya kalau benar TNI mengurus baliho," kata kuasa hukum FPI, Aziz Yanuar kepada Kompas.com, Jumat.
Aziz Yaniar mengungkapkan pencopotan baliho bukan ranah TNI, juga termasuk membahas soal pembubaran organisasi masyarakat (ormas).
Ia pun menilai Pangdam Jaya layak mendapat sanksi karena telah mengurusi hal yang bukan ranahnya.
"Kemarin (anggota TNI) yang komen soal HRS (Rizieq) pulang saja diborgol dan dibui."
"Ini kok yang komentar soal ormas dengan emosional begitu enggak ada sanksi ya?" pungkas dia.
Baca juga: ILC Semalam, Di Depan Karni Ilyas, Arteria Dahlan Sebut Fadli Zon Sesatkan Publik, Bahas Kerja Anies
Minta Keadilan
Kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar meminta keadilan bagi penurunan paksa baliho terkait Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq.
Hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Minggu (22/11/2020).
Diketahui sejumlah baliho bermuatan gambar Rizieq dan ajakan "revolusi akhlak" di berbagai daerah di Jakarta diturunkan oleh anggota TNI.
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengakui penurunan baliho tersebut atas perintahnya.
Menanggapi hal itu, Aziz menilai ada ketidakadilan dalam menindak ormas FPI.
Ia berpendapat ada isu politik yang terlibat dalam penurunan baliho-baliho terkait FPI tersebut.
"Kita menyikapi sebagaimana sudah kita sampaikan sebelumnya, bahwa ini adalah bagian dari kebijakan politik negara terhadap kami," kata Aziz Yanuar.
Menurut dia, kebijakan tersebut terkesan tidak adil.
"Kemudian yang kedua kita minta kebijakan politik negara ini harus bersikap adil," tegasnya.
Diketahui hal yang dikecam Pangdam Jaya adalah ajakan "revolusi akhlak" yang digaungkan Rizieq Shihab.
Ajakan itu dinilai dapat menimbulkan perpecahan di antara umat beragama.
Selain itu, "revolusi akhlak" mirip dengan seruan "revolusi mental" yang menjadi satu dari isi kampanye Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
Aziz menegaskan seharusnya baliho yang mengajak "revolusi mental" dan baliho berisi kampanye pilkada seharusnya diturunkan karena tidak sesuai aturan pemasangan.
"Artinya baliho revolusi mental juga diturunkan.
Baca juga: Lengkap, Profil Menteri KKP Edhy Prabowo, Dibesarkan Prabowo Subianto, Cabut Kebijakan Menteri Susi
Baliho-baliho pilkada juga diturunkan," komentar Aziz Yanuar.
"Sama-sama juga, mereka (baliho) kalau jatuh menimpa pengemudi atau pengendara motor 'kan berbahaya," ungkitnya.
Diketahui Pangdam Jaya juga menyorot pemasangan baliho FPI tidak sesuai peraturan daerah (perda) setempat yang berlaku.
Aziz lalu meminta keadilan dalam hal itu.
"Artinya kalau memang ini bagian dari kebijakan politik negara, mari kita bersikap adil," tegas Aziz Yanuar.
"Sederhana aja kok, kami juga yakin rakyat Indonesia semuanya ingin yang namanya keadilan. Makanya kami minta keadilan," tandasnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pasca-Pencopotan Baliho Rizieq Shihab, FPI dan TNI Duduk Bersama, Pangdam Jaya: Tidak Ada Masalah, https://www.tribunnews.com/metropolitan/2020/11/26/pasca-pencopotan-baliho-rizieq-shihab-fpi-dan-tni-duduk-bersama-pangdam-jaya-tidak-ada-masalah?page=all.