Abrasi di Pesisir Muara Tunan Gerus Daratan, Ancam Rumah Warga, BPBD PPU Ajukan Proposal ke Pusat
Abrasi di pesisir Muara Tunan, Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur semakin menggerus daratan. Jika tidak
TRIBUNKALTIM.CO, PENAJAM- Abrasi di pesisir Muara Tunan, Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur semakin menggerus daratan.
Jika tidak ditanggulangi sebagian permukiman warga terancam rusak kena imbas masuknya air ke rumah pada saat air pasang.
Kondisi ini terjadi di beberapa rumah milik warga sekitar Pesisir Muara Tunan, Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, kondisi tersebut telah terjadi cukup lama dan beberapa kali seringkali ditinjau, namun sampai saat ini belum ditindaklanjuti.
Menananggapa hal tersebut, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Waluyo mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan proposal bantuan anggaran hibah kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nasional untuk penanganan abrasi di wilayah pesisir Kabupaten PPU.
"Kami BPBD Penajam Paser Utara sudah berusaha untuk mengajukan dan membuat proposal ke pusat kepada BNBP terkait penanggulangan abrasi tersebut," kata Waluyo, saat dikonfirmasi melalui telpon seluler Jumat (27/11/2020).
Sebelumnya, beberapa tahun yang lalu, kata Waluyo, pihaknya telah meninjau lokasi yang berlokasi di Pesisir Muara Tunan tersebut.
Waluyo menyatakan, bahwa memang di wilayah Pesisir Muara Tuban tersebut abrasi yang terjadi di bibir pantai sudah berskala besar dan berkepanjangan.
Diberitakan sebelumnya, permasalahan abrasi di pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur saat ini cukup memprihatinkan, sebagian permukiman terancam tenggelam pada saat air pasang.
Kondisi ini terjadi di Pesisir Muara Tunan, Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan, bahwa kondisi tersebut telah terjadi cukup lama dan beberapa kali seringkali ditinjau, namun sampai saat ini belum ditindaklanjuti.
Farida, salah satu warga yang ada di daerah tersebut mengungkapkan bahwa abrasi telah terjadi sejak dua tahun silam.
Hingga kini, Ida yang merupakan pedagang warung kelontong itu mengaku khawatir jika abrasi semakin menggerus pesisir di daerahnya.
"Parahnya itu ada dua tahun ini, sudah sering ditinjau dari pemerintah tapi sampai sekarang nggak ada juga," kata wanita penjual kelontongan di daerah tersebut, Jumat (27/11/2020).
Permasalahan abrasi tersebut cukup memprihatinkan pasalnya terdapat rumah yang terdampak langsung dari gerusan daratan yang hilang.
Baca juga: Manfaat Pohon Bakau Bagi Warga Desa Muara Adang Paser, Tahan Abrasi Sampai Buat Nyamuk Senang
Baca juga: Abrasi Masih Menghantui Pantai di Balikpapan, Disporapar akan Ajukan Anggaran Perbaikan
"Di sini ada rumah yang kalau air pasang bisa sampai masuk dalam rumahnya, dulu nggak sampai seperti itu," bebernya.
Masyarakat sekitar berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten PPU bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan membuat siring.
Sebab jika hal ini tidak diperhatikan, hal ini sangat berdampak buruk dan mengancam permukiman yang ada di pesisir tersebut.
(TribunKaltim.co/Dian Mulia Sari)