Terjawab, Alasan Polisi Tembak Mati 6 Personel Laskar Khusus FPI, Kapolda Metro Imbau Habib Rizieq

Lengkap, kronologi tewasnya 6 personel laskar khusus FPI, 4 kabur, Kapolda Metro Imbau Habib Rizieq Shihab

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim/KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab 

Ketika anggota kami mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS , kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan sajam," ucap dia.

Baca juga: Refly Harun Sorot Bungkamnya Prabowo Subianto & Megawati, Presiden Berhadapan dengan Elit Kekuasaan

Fadil mengimbau kepada pengikut Rizieq Shihab untuk tidak menghalangi polisi dalam melakukan penyelidikan kasus kerumunan yang terjadi pada 14 November 2020.

"Saya dan Pangdam Jaya mengimbau kepada MRS dan pengikutnya untuk tidak menghalang-halangi proses penyidikan.

Karena tindakan tersebut adalah tindakan Melanggar hukum dan dapat dipidana," tutup dia.

Mahfud MD Sebut Ada yang Bonceng Rizieq Shihab

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menjawab pertanyaan jurnalis Karni Ilyas terkait situasi di bidang politik, hukum, dan keamanan yang terkesan genting akhir-akhir ini.

Meski mengatakan situasi bidang politik hukum, dan keamanan secara umum dalam keadaan baik.

Namun dalam jawabannya Mahfud MD sempat menyinggung dugaan adanya gerakan yang membonceng nama Imam Besar FPI Rizieq Shihab dan FPI.

Menurut Mahfud gerakan tersebut agak memanas akhir-akhir ini dan perlu disikapi secara hati-hati.

Baca juga: Update Kenaikan Gaji PNS 2021, Tunjangan Kinerja & Tunjangan Kemahalan, Tjahjo Kumolo Beri Jawaban

Hal tersebut disampaikan Mahfud dalam wawancaranya dengan Karni Ilyas di tayangan yang diunggah di kanal Youtube Karni Ilyas Club pada Sabtu (5/12/2020).

"Sebenarnya sih secara umum kita melihatnya baik-baik saja di luar soal ini ya.

Kan ini soal gerakan yang membonceng nama Habib Rizieq, FPI, 212 dan sebagainya, kan memang gerakannya agak memanas dan memang kita harus hati-hati juga," kata Mahfud MD.

Menurut Mahfud MD sebetulnya mudah bagi pemerintah untuk menghitung kekuatan gerakan tersebut secara militer dan keamanan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved