BOCOR! Sekelompok Anak Muda Ketahuan Latihan Teror VVIP, Mahfud MD Sebut Paham Jihad yang Salah
BOCOR! sekelompok anak muda ketahuan latihan teror VVIP, Mahfud MD sebut paham jihad yang salah.
TRIBUNKALTIM.CO - BOCOR! sekelompok anak muda ketahuan latihan teror VVIP, Mahfud MD sebut paham jihad yang salah.
Sekelompok anak muda Indonesia ketahuan melakukan latihan teror dengan sasaran Very-very important person (VVIP) alias orang penting.
Informasi pelatihan teror itu bocor.
Bahkan informasi itu sudah sampai ke meja Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Baca juga: Di Mata Najwa! Munarman Beber Habib Rizieq Dikuntit Drone, Politisi PDIP Bongkar Rekam Jejak FPI
Baca juga: Percakapan Terakhir Anggota FPI Sebelum Tewas Diputar di Mata Najwa, Tangisan dan Kepanikan Beradu
Baca juga: Komnas HAM Bakal Periksa Dokter Otopsi 6 Anggota Laskar FPI, Kabareskrim: Rekonstruksi Belum Final
Dalam sambutan acara Penyerahan Hasil Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Kementerian/Lembaga di Bidang Kesatuan Bangsa, Mahfud MD menuturkan, ideologi radikalisme saat ini menjadi ancaman besar bagi kemaslahatan Pancasila.
Salah satu ancaman nyata itu adalah radikalisme dalam bentu teror.
"Saya dapat info ada sekelompok anak-anak muda yang dilatih di suatu tempat khusus untuk meneror VVIP (Very-very important person/orang sangat penting)," ujar Mahfud, Rabu (16/12/2020) malam.
Baca juga: Lengkap, Kompolnas Bocorkan 37 Teroris yang Jadi Anggota FPI, Alasan Mahfud MD Tak Anggap FPI Ada
Baca juga: KRONOLOGI Ridwan Kamil dan Mahfud MD Berbalas Cuitan di Twitter soal Kerumunan Massa Rizieq Shihab
Baca juga: Kasus Habib Rizieq, Jawaban Tegas Mahfud MD Soal Tudingan Kang Emil: Tak Dipidana Bila Tak Beri Izin
Ia juga mengaku mengantongi foto-foto anak muda yang mengikuti kegiatan pelatihan teror tersebut.
"Saya dapat foto latihannya juga. Nah yang seperti ini, itu radikalisme yang mengarah, menghantam ideologi. Itu satu, intoleran. Dua yang lebih parah dari itu adalah teror. Teror itu karena paham jihadis, paham jihad yang salah," kata Mahfud.

Bukti lain teror menjadi ancaman Pancasila adalah keberhasilan aparat keamanan meringkus 23 orang terduga teroris. Mereka diamankan ketika sudah mempunyai persiapan untuk menebar teror.
"Hari ini saya melihat, tadi polisi menangkap 23 orang teroris dari berbagai tempat yang kemudian dikumpulkan di Lampung," terang Mahfud.
"Lalu diangkut ke Jakarta tadi, sebanyak 23 itu sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan teror. Mengebom, membikin kerusuhan dan sebagainya di berbagai tempat," sambung dia.
Baca juga: Jokowi Masuk 5 Besar Pemimpin Dunia, Jadi Trend Twitter 2020, Tokoh Nasional Ada Anies, Mahfud dll
Baca juga: Terungkap Pemerintah Pernah Ingin Dialog dengan Habib Rizieq, Mahfud MD Bongkar Penyebab Kegagalan
Baca juga: Mahfud MD Bahas Sikap Jokowi ke Habib Rizieq, Dibicarakan di Rapat Kabinet, Minta Bos FPI Dilindungi
Selain ancaman teror, Pancasila juga mendapat ujian dengan merebaknya intoleransi. Intoleransi ini membuat tidak ingin menyatu dengan orang yang dianggap berbeda dengan pahamnya. Untuk meredam radikalisme ini, Mahfud menekankan pentingnya kembali menguatkan persatuan.
"Tugas kita adalah menjalankan pemerintah, negara yang bersumbu pada kesatuan bangsa kita. Semua energi kita harus kita kerahkan untuk jaga keutuhan dan kebersamaan, kebersatauan kita," imbuh Mahfud.
Polisi Ungkap 20.068 Kotak Amal Yayasan Diduga untuk Pendanaan Kelompok Teroris JI
Polisi mengungkapkan terdapat 20.068 kotak amal yang diduga untuk mendanai kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) tersebar di 12 daerah.
“Informasi itu berdasarkan keterangan dari hasil pemeriksaan tersangka FS,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono ketika dikonfirmasi, Kamis (17/12/2020).
Adapun tersangka FS disebutkan berasal dari Yayasan Abdurrahman Bin Auf (ABA). Kotak amal yayasan tersebut tersebar di Sumatera Utara (4.000), Lampung (6.000), Jakarta (48), Semarang (300), Pati (200), Temanggung (200), Solo (2.000), Yogyakarta (2.000), Magetan (2.000), Surabaya (800), Malang (2.500), dan Ambon (20).
Ia menuturkan, ciri-ciri kotak amal yang ditemukan di Solo, Sumut, Pati, Magetan, dan Ambon berbentuk kotak kaca dengan rangka kayu.

Sementara, untuk daerah lainnya berupa kotak kaca dengan rangka aluminium.
Tercantum pula nomor SK dari Kementerian Hukum dan HAM, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Kementerian Agama.
Menurut informasi yang diperoleh polisi, kelompok JI belum pernah menggunakan yayasan palsu.
Argo menuturkan, kebanyakan dari kotak amal itu ditempatkan di warung makan karena hanya perlu meminta izin dari pemilik atau pekerja di warung.
“Untuk ciri-ciri spesifik yang mengarah ke organisasi teroris tidak ada, karena bertujuan agar tidak memancing kecurigaan masyarakat dan dapat berbaur,” ujarnya.
Selain menggunakan metode kotak amal, kelompok JI juga diduga mengumpulkan dana secara langsung saat acara tertentu. Saat ini, polisi mengatakan kelompok JI mulai berusaha untuk terjun ke masyarakat atau disebut sebagai go public.
Hal itu dikarenakan kelompok JI semakin sulit mengumpulkan dana apabila hanya mengandalkan anggotanya.
“Pemilihan anggota JI yang mengemban tugas untuk Go Public memiliki persyaratan seperti namanya masih bersih dari keterangan BAP nggota yang sudah ditangkap dan biasanya sudah vakum dalam waktu yang cukup lama,” ungkap dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahfud: Ada Sekelompok Anak Muda Dilatih untuk Teror Orang Penting", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/12/17/15145891/mahfud-ada-sekelompok-anak-muda-dilatih-untuk-teror-orang-penting.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Ungkap 20.068 Kotak Amal Yayasan Diduga untuk Pendanaan Kelompok Teroris JI ", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/12/17/14134111/polisi-ungkap-20068-kotak-amal-yayasan-diduga-untuk-pendanaan-kelompok.