Biro Ekonomi Kalimantan Utara Beberkan, Inflasi 2020 Diramal 2 Persen, Target Tahun 2021 Stabil
Kabag Industri dan Jasa, Biro Ekonomi Kaltara, Syamsuddin Bahri, dalam acara Respons Kaltara di Laka-Laka Resto, Tanjung Selor, Kalimantan Utara.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Inflasi di Kalimantan Utara ( Kaltara ) diramal berada di angka 2 persen.
Hal ini diungkapkan Kabag Industri dan Jasa, Biro Ekonomi Kaltara, Syamsuddin Bahri, dalam acara Respons Kaltara di Laka-Laka Resto, Tanjung Selor, Kalimantan Utara.
"Proyeksi kami, untuk tahun 2020 di bawah 2 ," ujar Kabag Industri dan Jasa, Biro Ekonomi Kaltara, Syamsuddin Bahri, Rabu (24/12/2020).
Angka inflasi 2 persen dianggap relatif baik karena rendah dan stabil.
Baca juga: Bahas Inflasi di Tengah Pandemi Covid-19, DPRD Tabalong Datangi Pemkab PPU
Baca juga: November, Kota Balikpapan Catatkan Inflasi 0,39 Persen
Baca juga: Kontrol Inflasi, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Tarakan Rencanakan Perluas Kebun Sayur
Baca juga: Upaya Kendalikan Inflasi, Walikota Tarakan Bersama BI Kaltara Tanam Perdana di Demplot Bawang Merah
"Kalau berdasarkan indikator yang ada kita rendah dan stabil, jadi ini baik," ujarnya.
Perihal inflasi 2021, Pemprov Kaltara telah memiliki roadmap pengendalian inflasi.
"Kami telah memiliki roadmap pengendalian inflasi, bila tim pengendali inflasi daerah ya TPID, baik Provinsi maupun Kabupaten Kota bisa bersinergi, tentu kita bisa berharap inflasi kita jaga dengan ketat," terangnya.
Menurutnya inflasi bukanlah persoalan di Kalimantan Utara, karena berdasarkan data year on year, angka inflasi terbilang stabil.
Adapun yang menjadi persoalan adalah angka pertumbuhan, yang masih negatif.
Baca juga: Rhenald Kasali Sebut Inflasi Jadi Hal Paling Ditakuti Masyarakat, karena Harga Barang Terus Naik
Baca juga: Kelompok Barang Kesehatan, Obat-obatan dan Vitamin Sumbang Inflasi 0,14 Persen di Balikpapan
"Sebenarnya inflasi bukan masalah, inflasi tertinggi hanya 5 persen di 2018, kita berharap di 2020 stabil juga di 2021 nanti, permasalahannya bukan di angka inflasi, tapi angka pertumbuhan ekonomi belum positif," ujarnya.
( TribunKaltara.com / Maulana Ilhami Fawdi )