Masa Pandemi Covid-19, Rentan Memicu Frustasi, Depresi Hingga Berbuat Nekat Bunuh Diri
Permasalahan ekonomi juga tinggi, apalagi di tengah pandemi covid-19 atau Virus Corona, dimana masyarakat sangat merasakan dampaknya.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sepanjang tahun 2020 sejak Februari 2020, yang tercatat dalam pemberitaan ada 12 kasus gantung diri yang dipicu oleh berbagai sebab, di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Mulai dari faktor permasalahan keluarga, percintaan, hingga pendidikan.
Tak hanya tiga faktor itu saja, permasalahan ekonomi juga tinggi, apalagi di tengah pandemi covid-19 atau Virus Corona, dimana masyarakat sangat merasakan dampaknya.
Baca juga: Gubernur Isran Noor Tegaskan Tolak Warga yang Ingin ke Kaltim Tanpa Miliki Rapid Test Antigen
Baca juga: Jembatan Sebulu Ambruk, Bupati Kukar Edi Damansyah Perintahkan Bangun Jembatan Alternatif
Baca juga: 8 Tersangka Kasus Pilkada Kutim Ditangkap, Motif Menambah Suara Paslon Saat 9 Desember
Dampak dari pandemi memicu rasa frustasi, depresi hingga memilih jalan cepat (pintas) mengakhiri hidup, dengan berbuat nekat melakukan gantung diri.
Depresi berat berhubungan pada perubahan pola pikir, perilaku, dan sikap hingga kejiwaan seseorang yang akhirnya memutuskan gantung diri.
Dosen Universitas Mulawarman sekaligus Psikolog, Ayunda Ramadhani, S.Psi., M.Psi.,
mengakui, bahwa depresi berat menyumbang faktor seseorang berbuat nekat.
"Seperti kita ketahui bersama, kondisi pandemi seperti saat ini memang sangat berat. Stresor inilah jika tidak tertangani maka akan berakibat fatal," ucap Ayunda, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi melalui telpon seluler, Jumat (25/12/2020).
Baca juga: Sebelum Gantung Diri, Polisi Sebut Pria di Samarinda Sempat Cekcok dengan Mantan Pacar
Baca juga: NEWS VIDEO Polisi Sebut Pria yang Gantung Diri Sempat Cekcok dengan Mantan Pacar
Ayunda melanjutkan, kondisi seseorang yang mengalami depresi berat sangat rentan akan alami kondisi frustasi, hingga apapun yang dipikirkan akan dilakukannya.
"Faktor depresi pada masa ini (pandemi covid-19 atau Virus Corona) sangat banyak. Misal seseorang yang di PHK, perusahaan alami bangkrut dan lain sebagainnya bisa menjadi pemicunya," jelasnya.
Seseorang yang mengalami depresi berat, menurut Ayunda masih dapat dibantu agar bisa mengendalikan perilaku dan pemikirannya melalui terapi serta metode-metode.
"Salah satu caranya dengan membawa seseorang yang diduga depresi berat ke psikiater, karena depresi itu sudah menyangkut hal medis, dimana perlu dilakukan pisikorfarmaka (obat yang bekerja mental) dan priskoterapi (terapi kejiwaan)," ungkap Ayunda.
Yang dilakukan nantinya ialah mencegah depresi seseorang mengarah ke hal yang negatif.
Baca juga: Pria di Samarinda Tewas Gantung Diri, Warga Sebut Rumah Kontrakan Sering Jadi Pesta Narkoba
Baca juga: BREAKING NEWS HEBOH, Warga Temukan Perempuan Berusia 53 Tahun Gantung Diri di Bontang
Psikolog juga bertugas membantu mengarahkan dan memberikan keterampilan positif pada seseorang yang diduga mengalami depresi berat setelah melalui pemeriksaan.
"Tentunya agar seseorang yang mengalami depresi berat tidak sampai frustasi hingga berpikiran ke hal negatif. Apalagi jika sampai berbuat nekat (melakukan gantung diri)," tutup Ayunda.
MEREKA YANG BERBUAT NEKAT GANTUNG DIRI