Penanganan Covid

Dinkes Berau Telah Lakukan Simulasi Vaksinasi Covid-19, Bukan Suntik Seperti Biasanya

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi menyebutkan pelaksanaan vaksinasi Corona atau covid-19.

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi menyebutkan pelaksanaan vaksinasi Corona atau covid-19 tidak seperti suntik vaksin pada biasanya.

Menurut Iswahyudi ada pola tersendiri dalam pelaksanaan vaksinasi sebagai upaya menekan dan memutus penyebaran covid-19.

Sehingga pihak Dinas Kesehatan Berau telah melakukan simulasi pelaksanaan suntik vaksin.

"Satu sisi pelaksanaan suntik vaksin ini tidak semudah penyuntikkan vaksin biasa seperti orang datang langsung di suntik, tidak seperti itu ada pola tersendiri," jelas Iswahyudi, Senin (4/1/2021).

Baca juga: NEWS VIDEO Politisi PAN Ali Taher Meninggal akibat Covid-19, Ini Profilnya

Baca juga: Transparansi Uji Klinis Sinovac Harus Diumumkan, Hindari Kepanikan di Tengah Pandemi Covid-19

Baca juga: UPDATE Virus Corona di Kukar, Penambahan 15 Terkonfirmasi Positif Covid-19 dan 36 Pasien Sembuh

"Kita sudah lakukan simulasi untuk itu, jadi dalam pelaksanaannya nanti setelah orang itu menjadi sasaran untuk di vaksin akan di cocokkan kembali apakah benar data yang bersangkutan menjadi sasaran penerima vaksin atau tidak," tuturnya.

Jika data cocok maka yang bersangkutan kata Iswahyudi masuk di tahap dua untuk dilakukan asesmen terkait penyakit yang bersangkutan apakah menderita komorbit atau menderita tekanan, jika dinyatakan layak maka penerima sasaran vaksin akan diberi secarik kertas untuk masuk di tahap tiga.

"Kemudian ditahap ketiga itu dilakukan penyuntikan vaksin kemudian masuk di tahap empat untuk didata bahwa yang bersangkutan telah dilakukan suntik vaksin dan akan di beri surat keterangan sebagai pegangan bahwa yang bersangkutan telah dilakukan suntik vaksin," pungkasnya.

Baca juga: Peringatan dari PB IDI, Indonesia di Puncak Penularan Virus Corona, Angka Kematian Nakes Fantastis

Baca juga: ADA APA? Hotman Paris Menangis Kehilangan Sosok Penting, Sampai Sebut Virus Corona Jahanam

Setelah disuntik, lanjut Iswahyudi yang bersangkutan tidak langsung diperkenankan untuk pulang tetapi harus menunggu sekitar 30 menit untuk melihat apakah ada efek samping atau tidak dari suntik vaksin tersebut.

"Setelah 30 menit namun yang bersangkutan tak mengeluhkan ada gejala seperti pusing atau mual maka dia boleh pulang. Sebaliknya jika ada gejala maka akan ditangani oleh tim penanggulangan efek samping untuk mengetahui sejauh mana efek samping yang ditimbulkan, dan akan kita laporkan yang secara kedinasan berjenjang dari level operasional sampai di rujuk ke rumah sakit," jelasnya.

Iswahyudi menambahkan di tahap dua yakni asesmen, jika penerima vaksin memiliki penyakit dan dinyatakan tidak layak dilakukan suntik vaksin maka tidak bisa lanjut ke tahap tiga yakni penyuntikan vaksin.

Untuk jadwal Vaksinasi sendiri kata Iswahyudi pihaknya masih menunggu surat resmi dari pemerintah pusat terlebih vaksin yang dimaksud hingga saat ini belum diterima.

Waspada Virus Corona Varian Baru

Muncul varian baru Corona, Menristek minta waspadai, fakta bukti penularan di Indonesia belum ada.

Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro meminta masyarakat mewaspadai varian baru virus Corona yang ditemukan di Inggris.

Menurutnya, kewaspadaan perlu ditingkatkan untuk mencegah tingginya penularan, akibat varian baru virus covid-19 atau Corona ini.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved