Breaking News

Berita Nunukan Terkini

Bocah Disabilitas di Nunukan Hidup Terpisah dari Saudara Kembarnya, Ingin Jadi Jaksa dan Bisa Jalan

Ardiman (14), warga di Jalan TVRI, Gang Delima, RT 20, Kelurahan Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, merupakan sosok pelajar yang sang

TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIANUS FELIS
Ardiman (14), bocah disabilitas asal Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mampu menghafal nama 38 Menteri Kabinet Jokowi-Maruf. Dia memiliki cita-cita menjadi jaksa. TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIANUS FELIS 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN- Ardiman (14), warga di Jalan TVRI, Gang Delima, RT 20, Kelurahan Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, merupakan sosok pelajar yang sangat inspiratif, satu hal yang ia inginkan, yakni bisa berjalan seperti anak-anak lainnya.

Dari pengakuan Ana, Ardiman sempat menjalani terapi di sebuah klinik yang ada di Tarakan dan Nunukan waktu SD.

Lantaran, tak memiliki biaya, akhirnya sang ayah tak lagi membawa Ardiman untuk terapi.

Tiap pagi dan sore, ia selalu berdiri memegang pagar di atas rumahnya sambil melihat ke arah bawah jalan raya di mana anak-anak lain sedang bermain.

Baca juga: Beberapa Tenaga Kesehatan tak Berani Divaksin, Ketua IDI Bontang Sebut Pemerintah Kurang Sosialisasi

Baca juga: Prakiraan BMKG Waspada Cuaca Ekstrem di Balikpapan Jumat 8 Januari 2021, Tengah Malam Hujan Petir

Baca juga: Jalan Km 11 Balikpapan-Samarinda Kaltim Sudah Selesai, Masuk Rencana Beautifikasi

"Ardiman ingin jalan seperti anak lainnya. Tapi nggak ada uang mau operasi Ardiman," ucapnya sambil tertunduk seraya menangis tersedu-sedu.

Ardiman memiliki cita-cita ingin menjadi seorang Jaksa.

"Jaksa Agung Indonesia ST Burhanuddin. Saya ingin jadi seorang Jaksa, ingin menegakkan hukum di negeri ini," tutur Ardiman.

Seperti diketahui, di balik keterbatasan fisiknya, Ardiman (14), seorang anak laki-laki di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki kemampuan menghafal yang cukup baik.

Ardiman tinggal di sebuah rumah panggung berbahan kayu bersama kakek dan nenek serta kedua tantenya di Jalan TVRI, Gang Delima, RT 20, Kelurahan Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Dari pengakuan sang nenek, Sadiah (69), Ardiman lahir pada 22 Februari 2007 di sebuah rumah sakit kota Tarakan.

Ia dilahirkan melalui proses caesar bersama saudara kembarnya bernama Budiman.

Baca juga: Beberapa Tenaga Kesehatan tak Berani Divaksin, Ketua IDI Bontang Sebut Pemerintah Kurang Sosialisasi

Baca juga: Prakiraan BMKG Waspada Cuaca Ekstrem di Balikpapan Jumat 8 Januari 2021, Tengah Malam Hujan Petir

Baca juga: Jalan Km 11 Balikpapan-Samarinda Kaltim Sudah Selesai, Masuk Rencana Beautifikasi

Kehendak Tuhan atas dua anak kembar itu berbeda, meskipun Ardiman terlahir dengan organ tubuh yang lengkap, namun tak bisa berjalan sama sekali.

Hal itu berbeda dengan adiknya, Budiman yang terlahir sempurna.

Sejak lahir, dua saudara kembar itu terpisah tempat tinggal.

Budiman tinggal bersama kedua orang tuanya di kota Tarakan, sementara Ardiman tinggal bersama kakek dan nenek.

Selama ini untuk berdiri, Ardiman harus mencari pegangan yang ada di sekitarnya seperti lemari, kursi, meja dan pagar di atas rumah.

Bahkan, ia tak bisa berdiri untuk waktu yang lama.

Kalaupun harus duduk, Ardiman tak bisa tegak lama.

Sehingga ia sesekali duduk membungkuk.

Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, Ardiman terpaksa harus ngesot di lantai.

Sebagai penyandang disabilitas, tak mematahkan sedikitpun semangat Ardiman untuk bersekolah.

Ardiman mengenyam pendidikan mulai dari TK, SD hingga sekarang ia duduk di bangku SMP kelas I.

Saat ini ia bersekolah di SMPN 2 Nunukan.

"Sebenarnya sudah diterima di SMPN1, tapi dia milih untuk sekolah di SMPN 2 karena di sana banyak temannya," kata sang nenek kepada TribunKaltara.com, Sabtu (09/01/2021).

Jarak rumah dengan tempat sekolah Ardiman terbilang cukup jauh, sehingga untuk sampai ke sekolah Ardiman diantar secara bergantian oleh kakek dan tantenya yang bernama Ana.

"Kalau sudah sampai di sekolah, baru dia diberi naik kursi rodanya. Sejak SD kelas V, dia diberikan kursi roda dari Dinas Sosial Nunukan. Kami sering masak bekal buat dia, karena di sekolah agak susah kalau harus ke kantin.

Nah kalau di rumah mandi, makan, pakai celana itu bisa sendiri. Kecuali buang air besar, pakai baju itu dibantu sama nenek. Tidak mau dia kalau orang lain bantu," ucap Ana.

Saat ini kebutuhan Ardiman selain ditanggung oleh orang tuanya yang bekerja serabutan di Tarakan, juga ditanggung oleh tantenya yang bekerja sebagai distributor sembako.

Kakek Ardiman pekerja serabutan dan nenek sudah tak bekerja lagi, hanya menjaga Ardiman di rumah.

Hafal Nama Menteri Kabinet Jokowi-Ma'ruf

Siapa sangka di balik keterbatasan fisiknya, Ardiman terbilang anak yang cerdas, lantaran kemampuan menghafal yang cukup baik.

Tak hanya itu, bahkan dirinya juga sering mengetahui informasi terkini dan aktual dari televisi, radio, dan ponsel miliknya, terutama dunia politik dan hukum.

"Dia nggak minta yang berlebihan juga, HP inipun dibelikan ayahnya waktu dia sudah SMP, pas dia ranking 7 dibelikan. Jadi sebelum punya HP, dia belajar luring ke sekolah. Tapi sekarang sudah tidak.

Paling kebutuhannya, kuota HP. Kuota 15 GB dia habiskan tiga hari, untuk nonton berita, sejarah, politik, hukum, ceramah ustadz. Tidak pernah nonton kartun, nonton berita terus dia," ujar Ana.

Tak heran jika dalam usianya kini, ia mampu menyebutkan sederet nama Bupati dan Wakil Bupati Nunukan terpilih periode 2021-2024 maupun periode sebelumnya.

Begitupun Ketua DPRD Nunukan, hingga 38 Menteri Kabinet Jokowi-Maruf yang lama maupun yang baru.

"Sebelumnya Asmin Laura -H Faridil, kalau sekarang Asmin Laura -Hanafiah. Saingannya Ibu Laura di Pilkada 9 Desember H Dani Iskandar-Nasir. Pak Jokowi punya 38 Menteri. Ada Menteri Sosial, Juliari Batubara diganti Bu Risma karena korupsi dana bantuan sosial.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono gantikan Edhy Prabowo karena kasus lobster. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno gantikan Wishnutama Kusubandio.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin gantikan Terawan Agus Putranto. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati," ucap Ardiman dengan lancar hingga 38 nama Menteri lainnya.

Meskipun kemampuan berbicara Ardiman tak selancar anak lainnya, ia tetap berusaha menjelaskan kasus terbaru yang ia ketahui.

Seperti video yang sempat viral di Kaltara belum lama ini yakni video kecelakaan speedboat di Tanjung Selor.

"Itu video lama yang disebarkan orang. Saya tahu dari handphone tante kemarin," ucapnya dengan suara terbata-bata.

Idolakan Menteri Sosial Risma

Selain bisa menghafal nama Menteri RI, ternyata Ardiman mengidolakan sosok Menteri Sosial RI yang baru, yakni Tri Rismaharini. 

Ia juga mengetahui jejak dan partai yang digunakan oleh Mantan Walikota Surabaya itu sebagai kendaraan politiknya.

"Saya idolakan Bu Risma, karena pekerja sosial. Sebelum jadi Menteri Sosial, Bu Risma Walikota Surabaya. Bu Risma partai PDIP," kata Ardiman.

(TribunKaltara.com/Febrianus Felis)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved