Berita Nasional Terkini
Diduga Idap Covid-19 dan Ditolak 10 Rumah Sakit, Warga Depok Meninggal di Dalam Taksi Online
Seorang warga Depok yang diduga mengidap covid-19 menghembuskan nafas di dalam mobil taksi online, usai mencari rumah sakit yang ingin merawatnya.
TRIBUNKALTIM.CO-Nasib warga Depok yang diduga mengidap covid-19 ini harus berakhir menyedihkan.
Betapa tidak, ia menghembuskan nafas di dalam mobil taksi online, usai mencari rumah sakit yang ingin merawatnya.
Namun ternyata sekitar 10 rumah sakit yang didatangi semuanya menolak dirinya untuk dirawat.
Akhirnya, ia pun harus kehilangan nyawa di dalam taksi online.
Baca juga: Menyandang Kasus Covid Tertinggi se-Kaltim, Balikpapan Malah Terima Vaksin Sinovac Februari Nanti
Baca juga: DPRD Samarinda Pertanyakan Izin Prinsip Lokasi Gudang, Muncul Tudingan Adanya Penyebab Banjir
Baca juga: Jalan Daerah Bantuas Samarinda Retak dan Amblas, Warga Tuding Akibat Pertambangan, Lurah Beri Respon
Hal itu disampaikan LaporCovid19 yang menerima laporan secara langsung dari keluarga pasien pada 3 Januari 2021.
"Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan covid-19," demikian tulis LaporCovid19 melalui keterangan pers bersama Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Jumat (15/1/2021) lalu.
Namun ada yang mengabarkan dari Kompas.com jika insiden itu terjadi pada 20 Desember lalu.
Insiden itu menimpa seorang ayah yang kesulitan mencari rumah sakit rujukan covid-19 saat dirinya mengalami sesak nafas dan sejumlah gejala lain yang mirip covid-19.
Baca juga: Lewat Jam 21.00 Wita, Restoran Cepat Saji di Balikpapan Dapat Teguran dari Satgas Covid, Kena Sanksi
Baca juga: Prakiraan Cuaca Balikpapan Minggu 17 Januari 2021, Sepanjang Hari Cerah Berawan dan Berawan Tebal
Situasi ini memang mencerminkan situasi gawat yang sedang terjadi saat ini di banyak wilayah akibat lonjakan kasus covid-19 pascalibur panjang, termasuk di Depok.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita belum dapat mengonfirmasi kabar ini. Ia mengatakan pihaknya tengah mencari identitas warga tersebut.
"Tadi sudah ada nama dokter yang jadi sumbernya, tapi dia ngasih lagi ke orang lain, tapi kayaknya tertutup banget data-datanya,” jelas Novarita dikutip Tribun Jakarta, Sabtu (16/1/2021).
“Saya mau tahu motivasinya apa, kalau untuk perbaikan kan kita harus tahu datanya agar jelas, apakah tidak ada perhatian atau dia pergi ke rumah sakit inisiatif nggak sabar nunggu. Karena kan memang sekarang ini di IGD ramai banget, akhirnya dia nyari-nyari mungkin sampai 10 rumah sakit,” ucapnya.
Alarm sudah berbunyi sejak November
Alarm soal ancaman kolapsnya fasilitas kesehatan di Depok sudah berbunyi sejak akhir November, kurang lebih 2 pekan usai awal lonjakan pasien covid-19 di Depok terjadi pada 11 November 2020.
Dua rumah sakit besar milik pemerintah, yaitu RSUD Kota Depok dan RS Universitas Indonesia (RS UI) menyampaikan bahwa okupansi ruang isolasi covid-19 mereka mulai menyentuh 80 persen.
Baca juga: Mempercepat Pemulihan, Pasien OTG Covid-19 Kutim Senam di Depan Halaman Rumah Karantina
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Penajam Paser Utara, 2 Hari Kasus Covid-19 Tembus 22 Orang