Ibu Kota Negara

Panjang Tol Balsam 97,99 Km akan Bisa Dipakai Secara Penuh, Pembebasan Lahan Sudah 99,97 Persen

Sebentar lagi, pengguna jalan tol di Kalimantan Timur yakni Tol Balikpapan - Samarinda, atau yang biasa disebut Tol Balsam, Kalimantan Timur.

Editor: Budi Susilo
Kolase Tribunkaltim.co/ilo
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) secara bertahap menyelesaikan pembangunan jalan tol, seperti di antaranya Balikpapan dan Samarinda Kalimantan Timur. 

"Kami terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah (Pemda) terkait percepatan penyelesaian Seksi 1 dan Seksi 5," ujarnya.

Baca juga: Melihat Kondisi Jalan Lokasi Calon Ibu Kota Negara di Sepaku Penajam Paser Utara Kaltim, Rusak Parah

Baca juga: XL Axiata Perkuat Jaringan di Tol Balsam Balikpapan Samarinda, Sebar 190 BTS Layani Pengguna Jalan

"Karena berkaitan dengan pekerjaan konstruksi yang masuk dalam lingkup Pemerintah", lanjut Saragi.

Dengan rampungnya dua seksi terakhir yang merupakan porsi dukungan konstruksi Pemerintah pada Tol Balikpapan-Samarinda ini, maka akan melengkapi tiga seksi yang telah beroperasi pada Desember 2019 lalu.

Sehingga, jalan tol sepanjang 97,99 kilometer ini bisa beroperasi penuh.

Secara keseluruhan, Tol Balikpapan Samarinda memiliki total panjang 97,99 kilometer yang dibagi menjadi lima seksi.

Rinciannya, Seksi 5 ruas Sepinggan sepanjang 11,09 kilometer-Balikpapan (KM 13), Seksi 1 ruas Balikpapan (KM 13)-Samboja sepanjang 22,03 kilometer, dan Seksi 2 ruas Samboja-Muara Jawa sepanjang 30,98 kilometer.

Kemudian, Seksi 3 Muara Jawa-Palaran sepanjang 17,30 kilometer, serta Seksi 4 Palaran-Samarinda sepanjang 16,59 kilometer.

Rasakan Multiplier Effect

Berita sebelumnya. Setelah memasuki masa uji coba tanpa tarif selama 6 bulan, akhirnya Tol Balikpapan - Samarinda ( Tol Balsam ) seksi 2, 3 dan 4 (Samboja - Simpang Jembatan Mahkota 2) resmi memberlakukan tarif pada 14 Juni 2020 lalu.

Jalan bebas hambatan sepanjang 97,99 km pertama di Pulau Kalimantan ini telah resmi beroperasi guna menyokong kebangkitan ekonomi masyarakat. Namun sejak diberlakukannya tarif, muncul berbagai opini mengeluhkan mahalnya tarif tol tersebut hingga desakan untuk penurunan tarif bahkan permintaan untuk pembebasan tarif.

Menengok kebelakang, pembangunan tol di Ibu Kota Baru ini bukan tanpa hambatan, mulai dari terkendala pembebasan lahan hingga pembengkakakn biaya yang membuat Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), dalam hal ini PT Jasamarga Balikpapan-Samarinda (JBS) putar otak agar pembangunan rampung sesuai target.

PT JBS sendiri berinvestasi pada Seksi II, III, dan IV. Sementara pemerintah mengerjakan Seksi I dan V dengan total sepanjang 33,11 km dengan sekema viability gap fund (VGF).

Direktur Keuangan dan Administrasi PT JBS Adik Suprianto menuturkan, mulanya biaya pembangunan Seksi II, III, dan IV sebesar Rp 10 triliun, namun belakangan meningkat dikarenakan kondisi medan yang tanahnya lunak, sehingga harus dilakukan pengerasan jalan berkali-kali dan menyebabkan tambahan investasi untuk mengatasi hal itu.

Baca juga: Tahun Depan, Hotel dan Restoran di Balikpapan jadi Primadona, Ibu Kota Negara Turut Beri Andil

Baca juga: Paser Bersiap jadi Penyangga Ibu Kota Negara, Dukung Ketahanan Pangan Kala Pandemi Covid-19

"Setelah beroperasi juga bukan tanpa risiko. Risiko yang dihadapi dalam investasi infrastruktur yang tingkat pengembaliannya memerlukan jangka waktu yang panjang, seperti jalan tol adalah arus kas operasi negatif yang disebabkan hasil pendapatan tol tidak mencukupi untuk menutup biaya operasional dan bunga pinjaman.

Kondisi ini biasanya berlangsung di 5-7 tahun pertama tergantung jumlah kendaraan yang lewat," tutur Adik Suprianto saat dihubungi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved