Virus Corona

Gara-gara Tukang Pukul Mogok, Jenazah Covid-19 Digotong Keluarga Tanpa APD Lengkap

Hal ini menyebabkan beberapa keluarga merasa kebingungan karena tak adanya tukang pikul 

(Tribun Jabar/Ery Chandra)
Suasana di pintu gerbang TPU Cikadut, Sabtu (4/4/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah tukang pukul jenazah di TPU Cikadut Bandung Jawa Barat memutuskan mogok.

Kondisi ini menyebabkan beberapa jenazah pasien covid-19 terlantar.

Hal ini menyebabkan beberapa keluarga merasa kebingungan karena tak adanya tukang pikul 

Akibatnya keluarga pasien menggotong sendiri jenazah dari mobil ke liang lahat

Namun saat menggotong jenazah para keluarga tak dibekali dneghan APD lengkap.

Aksi mogok para buruh pikul peti jenazah melakukan aksi mogok pada Rabu (27/2/2021).

Akibatnya, keluarga jenazah pun sempat kebingungan karena tak ada yang mengangkut petinya dari ambulans ke liang lahat.

Baca juga: Petinggi PDIP Marah Besar Partainya Dikaitkan dengan Korupsi Dana Bansos, PKS: Perlu Keberanian KPK

Baca juga: Daftar Perwira yang Dicopot saat Idham Aziz Jadi Kapolri, Kini Pensiun dan Digantikan Listyo Sigit

Akhirnya keluarga pun mengangkut peti tanpa bantuan kuli angkut peti.

Jenazah pun akhirnya selesai dimakamkan pada Rabu malam pukul 20.00.

Tiga jenazah dimakamkan siang dan dua jenazah dimakamkan malam hari, sekitar pukul 18.30 dan pukul 20.00.

Keluarga kebingungan mengangkut jenazah dari ambulans ke liang lahat karena para pemuda yang biasa memikul sedang mogok kerja sebagai bentuk protes pada Pemkot Bandung.

Sebelum Magrib, ambulans datang.

Keluarga sempat mendatangi tim pikul untuk meminta bantuan namun gagal.

Jenazah akhirnya diangkut oleh pihak keluarga dengan mengenakan alat pelindung diri seadanya.

Jenazah kedua, dimakamkan sekira pukul 20.00.

Peti jenazah diangkut oleh keluarga jenazah dibantu sopir ambulans.

Keluarga yang mengangkut tampak mengenakan jas hujan sebagai pengganti baju hazmat.

Salah satunya Andre (40), asal Jalan Mohammad Toha, Kota Bandung yang memakamkan saudaranya yang meninggal setelah terkonfirmasi Covid -19.

Ia datang bersama dua saudaranya yang lain, kebingungan karena tidak ada petugas yang angkut jenazah.

"Kami kerepotan, dari rumah sakit urus sana sini, begadang urus almarhum tiba di sini tidak ada yang angkut peti. Jadi kami yang tidak biasa memikul, jadi kami pikul ke liang lahat, sampai 300 meter, mana gelap," ucap Andre.

Baca juga: Thohari Aziz Meninggal Dunia, Sempat Dinyatakan Negatif Covid-19

Baca juga: Akhirnya KPK Panggil Politikus PDIP di DPR RI, Bongkar Aliran Kasus Bansos Covid-19 Juliari Batubara

Saat hendak menuju pemakaman, dia diberi tahu petugas rumah sakit ihwal ada tim yang mengangkut peti dari area parkir ke liang lahat.

Setiba di TPU Cikadut, mereka kebingungan karena tidak ada tim.

"Katanya yang biasa pikul lagi mogok," ucap dia.

Beruntung, ada keluarga jenazah cukup banyak, mereka mendadak membeli jas hujan sebagai pengganti APD.

"Untungnya kami ada delapan orang yang ikut, kalau kurang, kan, repot. Mana gelap, jalannya curam dan licin," ujar Andre.

Ia berharap Pemkot Bandung dengan warga di sekitar TPU Cikadut yang biasa memikul bisa berkolaborasi.

"Iyalah supaya jangan jadi menyusahkan. Kalau begini, kan, jadi susah," ucap Andre.

Sejak kemarin pagi, tim angkut mogok kerja dan tidak menerima permintaan angkut peti jenazah dari keluarga.

Imbasnya, sejumlah jenazah sempat terlantar berjam-jam tidak diangkut ke liang lahat dari ambulans.

"Aksi kecil-kecilan ini mungkin kami gelar sampai ada keputusan dari pemerintah kepada kami. Kami tunggu kejelasannya," ucap dia.

Baca juga: Isi Pesan Tengah Malam Vicky Prasetyo untuk Nita Thalia, Seminggu Sebelum Lamar Kalina Octaranny

Baca juga: Transfer Liga Italia, Kesempatan AC Milan Dapatkan 2 Bek Sekaligus, Pemain Barcelona Paling Siap

Liputan khusus Tribun Jabar mengungkap ada aktivitas transaksi mengangkut peti jenazah selama Covid -19 berpandemi.

Hasil kajian aturan pemakaman di Kota Bandung, Pemkot Bandung hanya mengakomodasi pemakaman dari pengangkutan ke tempat pemakaman, menggali, dan mengurug makam.

Pengangkutan peti jenazah dari ambulans ke liang lahat tidak diatur.

Akibatnya, pengangkutan peti jenazah dilakukan warga tanpa ada dasar hukum.

Keluarga jenazah, membayar sejumlah uang bagi tim angkut.

Baca juga: Siap-siap, Vaksin Untuk Tenaga Kesehatan Tuntas, Kini Giliran Masyarakat, Jokowi Ungkap Waktunya

Baca juga: Login www.prakerja.go.id, Kapan Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka? Ini Cara, Syarat Daftar Prakerja

Walikota Bandung Oded M Danial mengunggah postingan di Instagram miliknya yang menyebut akan menghentikan pungutan itu dan menyebut tim angkut tega mengambil kesempatan.

Bagi Fajar, postingan itu menyinggung mereka.

Di satu sisi Pemkot Bandung tidak menyediakan petugas khusus angkut, namun di sisi lain, keluarga jenazah membutuhkan tim angkut peti jenazah sekalipun membayar sejumlah uang jutaan.

"Dikatakan pungli yang terlontar dari akunnya Mang Oded juga ada kata-kata bahwa kami masih aja tega di saat-saat ada jenazah kami memanfaatkan, terus ada kata-kata kita itu berbisnis.

Setahu saya yang namanya pungli itu seperti meminta uang tanpa pekerjaan itu pungli, namun kami kan disini keluar keringat, kami bekerja, kami mengeluarkan jasa, si ahli waris memberi mungkin memberi dengan rasa ikhlas mungkin itu tidak bisa disebut pungli," ucap Fajar. (*)

(*)

Editor : Januar Alamijaya

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Tukang Pikul Peti Jenazah Covid-19 di Cikadut Mogok, Sejumlah Jenazah Terlantar


Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved