Berita Balikpapan Terkini

Kisah Dimas R Wardhana Anak Muda Balikpapan, Menyampaikan Pesan Melalui Grafiti di Tembok

Anak muda Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur kreatif dan inovatif. Kali ini ada satu anak muda dari Kota Balikpapan yang mahir membuat karya

Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
SENIMAN - Dimas R Wardhana menyelesaikan graffiti bertema sepatu untuk Shoes and Care Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Anak muda Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur kreatif dan inovatif. Kali ini ada satu anak muda dari Kota Balikpapan yang mahir membuat karya seni grafis. 

Kala itu, tembok ukuran 3x3 itu tampak polos. Meski ada beberapa titik noda samar, namun tak mempengaruhi wujudnya.

Lalu tangan lincah Dimas R Wardhana mulai mengaplikasikan rhema cans atau cat semprot ke tembok itu. Agar aman, Dimas melengkapi dirinya dengan masker respirator.

Pengamatan Tribun Kaltim, sesekali dia tampak mengusap peluh yang bercucuran dari dahinya.

Selama 6 jam berjibaku, ia menyelesaikan gambar sepatu dengan gradasi warna ciamik nan estetik untuk toko sepatu Shoes and Care Balikpapan, yang waktu itu re-launching.

Baca Juga: BREAKING NEWS 100 Tenaga Kesehatan RS Hardjanto Balikpapan Divaksin Sinovac

Baca Juga: Inilah Daftar 10 Tokoh Penerima Vaksin Covid-19 Pertama di Balikpapan, Tiada Walikota Rizal Effendi

Pemandangan sepatu sebagai ikon itu sepintas menyegarkan mata. "Eh, bagus ya, gambarnya," celetuk salah seorang pengunjung.

Bisa ditebak? Dimas adalah seniman graffiti.

FYI, graffiti diartikan sebagai kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kalimat tertentu di atas dinding.

Pria 24 tahun itu, mengaku mulai mendalami bidang dengan nama latin graphium saat masih SMP. Tahun 2009 silam.

"Tertarik karena dari kecil memang suka gambar. Sering nonton acara MTV, rapper hip hop backgroundnya keren. Mulai tertarik dari situ," ujarnya kepada Tribun Kaltim pada Jumat (29/1/2021).

Agar menjadi pro, ia belajar otodidak hingga mencari mentor di Ibu Kota.

Pendapatnya, kebanyakan seniman mural dan graffiti yang ia kenal, tanpa ikut pendidikan formal khusus.

Dari hasil belajar, masing-masing pribadi akan menentukan kiblatnya sendiri. Ada yang metal, pun gangster.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved