Berita Malinau Terkini
Berpotensi Besar Tingkatkan Pendapatan Desa di Malinau, DPMD Persiapkan Lomba TTG Tingkat Kabupaten
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Malinau (DPMD Malinau) akan mengadakan lomba teknologi tepat guna tingkat kabupaten pada bulan Maret.
TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Malinau (DPMD Malinau) akan mengadakan lomba teknologi tepat guna tingkat kabupaten pada bulan Maret 2021 mendatang.
Lomba tersebut diinisiasi guna mewadahi kreativitas inovator dan pos pelayanan teknologi (Posyantek) desa di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
Demikian disampaikan Kepala DPMD Malinau melalui Kepala Seksi Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna DPMD Kabupaten Malinau, Jimmy Sakay.
Menurut Jimmy, inovator melalui Posyantek berperan penting untuk meningkatkan sumber daya di daerah.
Baca Juga: Sampaikan Laporan SPT Tahunan, Wakil Bupati Malinau Topan Amrullah: Sumbangsih Pajak Bagi Daerah
Baca Juga: Warga Desa Malinau Hulu, Kembangkan Mesin Teknologi Tepat Guna, Bantu Meringankan Pekerjaan Petani
"Kita masih inventarisir alat-alat yang dikembangkan oleh inovator. TTG yang dikembangkan dapat membantu mengembangkan desa," ungkapnya kepada TribunKaltara.com, Selasa (2/2/2021).
Jimmy mencontohkan bagaimana inovasi yang dikembangkan Hasbullah bersama rekan-rekannya sangat membantu para petani di desa.
Dia mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Hasbullah melalui pengembangan alat dan mesin pertanian sederhana.
"TTG ini punya sumbangsih besar untuk pengembangan desa. Tidak hanya di bidang pertanian, semua bisa dikembangkan sesuai potensi desa," katanya.
Menurut Jimmy, lomba TTG tingkat Kabupaten yang akan diadakan DPMD Malinau merupakan salah satu strategi menggiatkan inovasi desa.
Tidak hanya di bidang pertanian, Jimmy mengatakan terdapat cukup banyak TTG di Kabupaten Malinau dikembangkan memanfaatkan energi terbarukan.
Seperti pembangkit listrik sederhana, pompa air sederhana dan mesin-mesin yang dikembangkan sesuai kebutuhan desa.
Baca Juga: Kendala Distribusi Vaksin Sinovac di Perbatasan Malinau, Wakil Menteri Kesehatan RI Beri Tanggapan
Rencananya, DPMD Malinau akan memulai persiapan mendata alat-alat sederhana yang dikembangkan inovator desa, untuk dilombakan dalam lomba TTG tingkat kabupaten.
"Kita mulai mendata alat dan mesin sederhana yang dikembangkan inovator desa. Selanjutnya kita usulkan untuk dilombakan dan dipersiapkan untuk lomba tingkat provinsi," ucapnya.
Menilik Kreativitas Desa Malinau Hulu
Seorang warga Desa Malinau Hulu, Kecamatan Malinau Kota, Hasbullah mengembangkan teknologi tepat guna (TTG) untuk membantu pekerjaan Petani di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.
Ditemui di kediamannya, Hasbullah mengatakan TTG yang dikembangkan sebagian besar merupakan alat atau mesin pertanian sederhana.
TTG yang dikembangkan oleh Hasbullah antara lain mesin perontok padi, roda apung untuk traktor pembajak sawah dan beberapa inovasi lain di bidang pertanian.
"Awalnya memang hobi, niatnya alat ini dikembangkan untuk meringankan kerja petani di sawah," ungkapnya kepada TribunKaltara.com, Selasa (2/2/2021).
Baca Juga: Ahok Utus 2 Petinggi Pertamina Temui Walikota Balikpapan Rizal Effendi, Sepakat WFH 75 Persen
Menurut Hasbullah, ide untuk mengembangkan alat-alat pertanian tersebut muncul setelah melihat kebutuhan dan keadaan ekonomi petani.
Dia mengatakan, masyarakat utamanya petani tidak mampu membeli mesin dan alat-alat pertanian moderen dikarenakan harganya tidak terjangkau.
"Karena alat pertanian, mesin moderen harganya mahal. Petani nda mampu beli. Jadi kita inisiatif untuk buat sendiri," katanya.
Hasbullah mengatakan alat dan mesin pertanian sederhana yang dikembangkan sendiri oleh inovator desa memiliki sejumlah kelebihan.
Diantaranya, biaya produksi lebih murah, kegunaan bisa disesuaikan dengan peruntukan, serta lebih mudah dari segi pengoperasian.
Baca Juga: Tak Capai Target Vaksin Sinovac, DKK Balikpapan Beri Kesempatan Bagi 2 Golongan Tenaga Kesehatan
Dia mencontohkan mesin perontok padi yang menggunakan tenaga penggerak dari mesin pembabat rumput.
"Sebenarnya selain murah, kita juga bisa pakai sumber daya yang ada," ungkapnya.
Mesin penggeraknya dari mesin potong rumput.
"Ini alat mudah dioperasikan," ujarnya.

Kendati demikian, Hasbullah mengakui dibandingkan mesin pertanian moderen, alat yang dikembangkan sendiri juga memiliki banyak kekurangan.
Dibutuhkan keahlian merakit alat-alat tersebut, selain itu, perawatan alat dan mesin juga harus dilakukan secara rutin.
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Samarinda, Meninggal Dunia 6 Orang karena Covid-19, Zona Merah 8 Daerah
Baca Juga: Ikuti Arahan Pemerintah Pusat, Pemkab Berau Terapkan Jam Operasional untuk Memutus Penyebaran Corona
Hasbullah mengatakan, hal terpenting adalah bagaimana alat sederhana tersebut dapat meringankan dan meningkatkan produksi para petani.
"Karena buatan sendiri, memang banyak juga kekurangannya. Yang paling penting bagaimana alat ini bisa meringankan kerja petani," ungkapnya.
Penulis Mohammad Supri | Editor: Budi Susilo