Berita Nasional Terkini
Presiden Jokowi Resmikan BSI, Hasil Merger 3 Bank Syariah, Total Aset Capai Rp 239,56 T
Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan, kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk merupakan momen bersejarah bagi industri perba
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan, kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk merupakan momen bersejarah bagi industri perbankan di Indonesia.
Sekadar diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk, pada Senin (1/2/2021) lalu.
Bank Syariah Indonesia (BSI) ini merupakan hasil merger tiga bank syariah BUMN yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
• Kabar Duka Datang dari Walikota Balikpapan, Sosok Orang yang Dicintainya Meninggal Dunia
• Rekor Baru, Positif Covid-19 di Kaltim Capai 900 Kasus, Dinkes Tuding Rendahnya Monitor Tingkat RT
• Penipuan di Bontang Modus Istri Sedang Sakit, Pelaku Warga Balikpapan, Polisi Tangkap di Samarinda
"Pembangunan kekuatan ketiga bank syariah milik negara ini, menjadikan BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Dengan fundamental yang kuat dan nilai aset yang besar berdaya saing global," ujar Inarno dalam PT Bank Syariah Indonesia Tbk IDX Debut secara daring, Kamis (4/1/2021).
BSI, lanjutnya, merupakan bank yang tercatat di BEI dengan kode saham BRIS, termasuk dalam 10 saham syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar antara saham syariah yang tercatat.
"Dengan pembentukan Bank Syariah Indonesia ini, saham BRIS akan menjadi pilihan investasi yang sangat menarik bagi investor," jelasnya.
Bank merger ini akan hadir menjadi bank syariah terbesar di tanah air dengan total aset sekitar Rp 239,56 triliun.
Kelahiran Bank Syariah Indonesia menandai pesatnya pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Inarno mengungkapkan, selama 5 tahun terakhir, pasar modal syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif.
Di mana jumlah saham syariah mengalami peningkatan signifikan sebesar 33 persen, dari 318 saham syariah di akhir tahun 2015, menjadi 426 saham syariah per 22 Januari 2021.
"Atau sekitar 60 persen dari total saham yang tercatat di BEI. Dengan kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 3,5 triliun, atau sekitar 47,5 persen dari total kapitalisasi saham BEI," ungkapnya.
Dari 51 saham baru yang tercatat di BEI tahun 2020, sebanyak 38 atau 74,5 persennya merupakan saham syariah.
Perkembangan pasar modal syariah juga terlihat dari jumlah investor saham syariah.
Dalam 5 tahun terakhir, jumlah investor saham syariah meningkat 1.650 persen.
Di mana per Desember 2020, investor saham syariah telah mencapai 85.891 investor atau sekitar 5,5 persen dari total investor saham Indonesia.
"Artinya, ruang untuk growth masih besar sekali untuk investor saham syariah," ucapnya.
Penulis: Heriani | Editor: Rahmad Taufiq