Berita Nasional Terkini

Rocky Gerung Beber Komnas HAM Takut Investigas Kematian Ustadz Maaher di Rutan, Ditekan Kekuasaan?

Rocky Gerung beber Komnas HAM takut investigas kematian Ustadz Maaher di Rutan Bareskrim, ditekan kekuasaan?

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Ustadz Maaher dan Rocky Gerung 

TRIBUNKALTIM.CO - Kematian Maaher At-Thuwailibi masih menjadi perbincangan publik.

Belakangan, publik mendesak Komnas HAM untuk turun tangan menginvestigasi kematian Ustadz Maaher.

Diketahui, pendakwah bernama Soni Eranata ini menghembuskan nafas terakhiri di Rutan Bareskrim Polri.

Polisi sejatinya sudah menerangkan, Ustadz Maaher menolak dibawa ke RS saat sakit yang diidapnya kambuh.

Pengamat politik Rocky Gerung pun angkat suara soal keinginan publik agar Komnas HAM turun tangan.

Sebelumnya, Ustadz Maaher dikabarkan sakit radang usus.

KNKT Bongkar Data Kotak Hitam, Terkuak Detik-detik Terakhir Sriwijaya Air SJ 182, Rusak Sebelah Kiri

Prabowo Soroti Fadli Zon dan Ali Lubis di Pidato HUT Gerindra? Effendi Ghazali: Bisa ke Siapa Saja

Akademisi Rocky Gerung menanggapi desakan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk mengusut meninggalnya Ustadz Maaher At-Thuwailibi.

Hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (10/2/2021).

Diketahui tersangka kasus ujaran kebencian Soni Eranata alias Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri akibat sakit yang sudah lama dideritanya.

Komnas HAM kemudian mendesak penyebab kematian Ustadz Maaher diusut, meskipun pihak keluarga sudah mengonfirmasi sang pendakwah tutup usia karena penyakit dalam.

Menanggapi hal itu, Rocky Gerung menilai kasus ini menarik.

"Ini tema yang menarik.

Menariknya bukan karena tema itu seksi, tetapi berbahaya," komentar Rocky Gerung.

Ia menganalisis ada dua alasan Komnas HAM terkesan hati-hati menangani topik kematian Ustadz Maaher.

"Saya bayangkan bahwa Komnas HAM bertindak hati-hati dan terlihat ketakutan karena dua hal," ungkapnya.

Rocky memperkirakan para tokoh di dalam Komnas HAM sedang ketakutan karena ditekan kekuasaan.

"Satu, individunya ditekan habis-habisan oleh kekuasaan," kata Rocky Gerung.

"Artinya tekanan itu melampaui daya tahan subjektif dari masing-masing tokoh Komnas HAM.

Ini tokohnya dulu ya, bukan sebagai lembaga," lanjut dia.

"Jadi tekanan itu sangat kuat, maka Komnas HAM akan kirim sinyal, 'Saya enggak akan datang'," tambah pengamat politik ini.

Ia tidak menampik ada kemungkinan tekanan itu dalam bentuk kekerasan fisik.

"Kita bayangkan itu sebagai tekanan kekuasaan terhadap individu-individu.

Mungkin tekanan fisik, kekerasan, atau political bribery (suap politik)," ungkit Rocky Gerung.

Alasan kedua yang ia kemukakan adalah Komnas HAM menjadi perantara kekuasaan yang tiap komisionernya ditunjuk demi politik.

Info BLT BPJS Subsidi Gaji atau BSU 2021, Dulu Sekali Transfer Rp 1,2 juta, Bagaimana Sekarang?

"Kedua, memang Komnas HAM ini dari awal sebetulnya adalah proksi dari kekuasaan. Mereka diangkat oleh hasil tukar tambah politik," jelas Rocky.

"Jadi hanya dua itu kemungkinan. Dia ketakutan sebagai individu karena ditekan atau ini betul-betul pelayanan palsu terhadap hak asasi manusia," terangnya.

Rocky menilai hal ini sudah menjadi rahasia umum.

"Memang orang menganggap dari dulu fit and proper Komnas HAM itu basisnya tukar tambah politik," terangnya.

Keterangan Keluarga

Adik kandung Ustadz Maaher At-Thuwailibi, Jamal, mengungkapkan kondisi terakhir kakaknya sebelum meninggal dunia.

Hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube iNews, Selasa (9/2/2021).

Diketahui Maaher ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri karena kasus dugaan penghinaan berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Pendakwah yang bernama asli Soni Eranata itu ditahan sejak 4 Desember 2020.

Menurut sang adik, Ustadz Maaher sebelumnya memang sudah menjalani pengobatan karena memiliki riwayat penyakit tuberkulosis (TB) usus.

TERBARU Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 11 Februari 2021, Leo Dikecewakan, Libra Hari Istimewa, Virgo?

"Beliau 'kan punya TB usus. Jadi Beliau sebelumnya sempat sakit parah, drop," kata Jamal.

"Kemudian membaik," lanjut dia.

Saat itu dokter menyarankan Maaher tetap menjalani perawatan dan minum obat secara teratur.

Perkiraan konsumsi obat rutin mencapai 12 bulan, menurut keterangan sang adik.

"Itu dari dokter (mengharuskan) rawat jalan dan ada obat yang harus diminum selama, kalau saya enggak salah, 9 atau 12 bulan," ungkap Jamal.

Namun saat tersandung kasus yang menjeratnya dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), Maaher harus berhadapan dengan hukum.

Akibatnya pengobatan TB usus yang selama ini dijalani terputus.

Kesehatan Maaher pun semakin menurun selama ditahan kurang lebih dua bulan terakhir.

"Baru berjalan beberapa bulan, tersangkut kasus ini 'kan, kasus UU ITE," kata Jamal.

"Jadi ketika masuk Bareskrim, pengobatan rawat jalan sama obatnya terputus," paparnya.

"Di situ kondisinya mulai semakin drop."

Selain itu, Jamal menduga suasana rutan semakin memengaruhi kesehatan Ustadz Maaher.

Ia menyebut kakaknya ditahan di basement sehingga tidak pernah terpapar sinar matahari.

"Mungkin juga karena kondisi di sana 'kan enggak kena matahari. Jadi ditahan di Bareskrim itu di basement dua," singgung Jamal.

Bukan dari Pasar Wuhan atau Laboratorium Virologi, dari Mana Virus Corona Berasal? Temuan Baru WHO

"Kondisi drop, akhirnya meninggal," tutupnya.

Pihak keluarga sempat meminta Maaher dirawat di Rumah Sakit UMMI Bogor, Jawa Barat pada Januari 2021 lalu.

Saat kondisi Maaher kritis, ia dilarikan ke Rumah Sakit Polri.

Namun sayang nyawanya tidak terselamatkan.

( TribunKaltim.co / Rafan Arif Dwinanto )


Artikel ini telah tayang dengan judul Komnas HAM Desak Usut Kematian Ustaz Maaher, Rocky Gerung: Mereka Hasil Tukar Tambah Politik, https://wow.tribunnews.com/2021/02/10/komnas-ham-desak-usut-kematian-ustaz-maaher-rocky-gerung-mereka-hasil-tukar-tambah-politik?page=all.
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved