Berita Tarakan Terkini

Sulit Akses Internet, tak Semua Siswa Tarakan Bisa Belajar Daring, Kondisi Ini Picu Learning Loss

Direktur Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), Mark Heyward mengakui keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan terbesar yang diha

Penulis: Risnawati |
TANGKAP LAYAR
Direktur Program INOVASI, Mark Heyward dalam kegiatan Webinar Mitigasi Learning Loss untuk Mencegah Kerugian Ekonomi dan Sosial di Masa Depan Akibat PJJ Berkepanjangan yang diselenggarakan oleh FKIP Universitas Borneo Tarakan berkerja sama dengan Program INOVASI secara daring. 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN- Direktur Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), Mark Heyward mengakui keterbatasan infrastruktur menjadi tantangan terbesar yang dihadapi pihaknya dan ketiga mitra kerja untuk menyelenggarakan layanan pendidikan di masa pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, tiga mitra kerja yang dimaksud, yakni Pemerintah Kabupaten Bulungan, Pemerintah Kabupaten Malinau, dan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung.

Meski demikian, dia mengatakan tantangan tersebut tidak menyurutkan komitmen ketiga mitra dan Program Inovasi.

Baca juga: Pusat Perbelanjaan di Balikpapan dan Samarinda Berkeinginan tak Ada Lagi Penutupan di Sabtu Minggu

Baca juga: Presiden Jokowi Panggil Lima Gubernur, Salah Satunya Kaltim, Ini yang Dibahas

Baca juga: Waspada, Aksi Begal Terjadi Lagi di Jalanan Balikpapan, Pelaku Bawa Sajam dan Incar Tas Korban

Dengan kerja keras dan kreativitas, keterbatasan infrastruktur coba diatasi.

"Tidak jarang kami mendapat informasi, para guru harus mendaki bukit untuk mendapatkan internet, kadang harus menyeberangi perairan agar bisa mengikuti pelatihan," ujarnya, Kamis (11/2/2021).

Tantangan serupa juga dihadapi oleh siswa yang sulit mengakses internet, sehingga tidak semua siswa bisa belajar secara online.

Pria asal Australia itu menyebutkan, keadaan darurat tersebut sudah berjalan hampir 11 bulan.

Selama kurun waktu itu, para siswa tidak bisa belajar secara optimal.

Kondisi itu tentu saja berdampak pada menurunnya kemampuan belajar siswa.

Jika dibiarkan terus menerus, kata Mark, penurunan pada kemampuan belajar ini bisa berdampak terhadap produktivitas para siswa di masa depan.

Menurutnya, semua pihak harus mengantisipasi penurunan kemampuan belajar itu dengan langkah strategis dan sistematik.

"Kami berharap, melalui Webinar ini bisa membantu daerah, sekolah, guru, dan orangtua untuk mengantisipasi kerugian akibat learning loss (penurunan kemampuan belajar)," ucapnya.

Mark berpendapat, pendidikan adalah pekerjaan jangka panjang yang tidak pernah selesai.

Tantangan baru akan datang setiap saat.

Dia meyakini hanya dengan kerjasama, mengandalkan kreativitas, dan inovasi, tantangan-tantang tersebut dapat dihadapi.

"Kami akan terus mendukung usaha-usaha mitra kami untuk menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas," ucapnya.

Penulis: Risnawati | Editor: Rahmad Taufiq

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved