Berita Nasional Terkini
Lengkap, Ada 6 Alasan GAR ITB Laporkan Din Syamsuddin ke KASN, Bukan Radikalisme, Deklarator KAMI
Lengkap, ada 6 alasan GAR ITB laporkan Din Syamsuddin ke KASN, bukan radikalisme, deklarator KAMI
TRIBUNKALTIM. CO - Labelisasi redikal terhadap mantan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin berbuntut panjang.
GAR ITB sebagai pihak yang dituduh menyebut Din Syamsuddin radikal akhirnya angkat bicara.
Ada 6 alasan GAR ITB melaporkan Din Syamsuddin ke KASN, dan radikalisme bukan salah satunya.
Salah satu alasan yakni Din Syamsuddin tergabung dalam Kaolisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) yang dibesut bersama eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Juru bicara Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Insitut Teknologi Bandung (ITB) atau GAR ITB, Shinta Madesari membantah disebut melaporkan Din Syamsuddin atas dugaan radikalisme.
Shinta Madesari mengatakan pelaporannya tersebut atas dugaan pelanggaran kode etik dan disiplin sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
• Tak Ketinggalan dengan Jusuf Kalla, SBY Juga Bicara Soal Kritik ke Pemerintah Jokowi, Ibarat Obat
• Akhirnya Polisi Bongkar Status Pernikahan Wanita Melahirkan Tanpa Merasa Hamil, Penjelasan Puskesmas
Hal itu disampaikan dalam acara Kabar Petang, Sabtu (13/2/2021).
Shinta Madesari mengatakan ada enam poin dalam pelaporannya kepada Komisi Aparatur Sipil Negara ( KASN).
"Antara lain, mendeskreditkan pemerintah, mensimulasi perlawanan terhadap pemerintah," ujar Shinta Madesari.
"Itu pada kejadian pada tanggal 1 Juni (2020) dalam acara webinar berjudul menyoal kebebasan berpendapat dan konstitusionalitas pemakzulan presiden di era pandemi Covid-19," jelasnya.
"Di situ Pak Din Syamsuddin memberikan pernyataan yang bersifat adukatif, antara lain kita keluar karena rakyat memberontak, karena rakyat melakukan aksi-aksi terutama sebagai amar makruf nahi mungkar."
Selain itu, menurut Shinta Madesari menyangkut sikap dari Din Syamsuddin yang menunjukkan sebagai oposisi dengan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI).
"Kemudian juga antara lain melontarkan fitnah dan eksploitasi sentimen agama, yaitu terjadinya kejadiannya pada 13 September 2020," ungkapnya.
"Beliau merespons kejadian penganiayaan fisik yang dialami oleh Ustaz Syekh Ali Jaber," imbuhnya.
"Beliau menyatakan tindakan tersebut sebagai bentuk kriminalisasi terhadap ulama dan kejahatan berencana terhadap agama dan keberagaman."
• Dilaporkan Soal Cuitan Kematian Ustadz Maaher, Zainal Arifin Beber Gesekan Novel Baswedan & Polri
"Padahal kita tahu bahwa kejadian itu adalah murni kriminalisasi biasa."
Atas beberapa kasus tersebut, Shinta Madesari menduga yang bersangkutan telah melanggar kode etik dan disiplin sebagai ASN.
Meski begitu, dirinya membantah ketika pihaknya melaporkan Din Syamsuddin atas dugaan melakukan paham radikalisme.
Lebih lanjut, untuk saat ini, pihaknya mengaku sudah menyerahkan kewenangan penuh kepada KASN, apakah tergolong sebagai radikal atau tidak.
"Oleh karena itu kami menyurati KASN. Kami tidak menggolongkan pelaporan kami apakah radikalisme atau enggak," kata Shinta Madesari.
"Ini hanya pure tindakan pelanggaran etika sebagai ASN.
Masalah apakah tindaklanjutnya itu wewenang KASN, bukan wewenang kami," terangnya menutup.
• Jokowi Minta Publik Kritik, Haris Azhar Tak Tinggal Diam, Duga Presiden Marahi Pembuat Naskah Pidato
Respons Ketua PP Muhammadiyah
Sebelumnya, dalam kesempatan sama, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas buka suara terkait munculnya tudingan radikal kepada Din Syamsuddin.
Dilansir TribunWow.com, Anwar Abbas dengan tegas mempertanyakan dasar dari tudingan tersebut dan meminta untuk ditunjukkan bukti-buktinya.
"Kita melihat tuduhan mereka itu tidak berdasar, apa dasarnya?," tanya Anwar Abbas.
"Kalau mengatakan Pak Din radikal, mana tindakan dan ucapan Pak Din yang radikal?," tanyanya.
Anwar Abbas lantas mengungkapkan sosok dari Din Syamsuddin yang diyakini tidak mungkin memiliki sikap radikal.
Dikatakannya bahwa mantan Ketua PP Muhammadiyah itu memiliki peran besar dalam aksi perdamaian Islam, baik di Indonesia, Asia, maupun dunia.
"Pak Din ini hidup di tengah-tengah pluralitas dan dia mendirikan sebuah organisasi atau lembaga kajian yang bernama Center for Dialogue and Cooperation among Civilisation (CDCC)," ungkapnya.
• Lengkap, Jadwal Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H Muhammadiyah, Pemerintah?
"Dan di tingkat Asia dia adalah presiden dari Asia Conference of Religions for Peace (ACRP).
Jadi sebuah konferensi agama-agama di tingkat Asia, di mana agama untuk menciptakan perdamaian," sambungnya.
"Dan di tingkat dunia dia adalah honorary president dari Word Conference Religions for Peace (WCRP)."
Oleh karenanya, Anwar Abbas mengatakan tidak mungkin seorang Din Syamsuddin yang memiliki niat baik dalam perkembangan Islam justru dituding radikal.
"Jadi Pak Din ini adalah orang yang cinta damai dan mencintai perdamaian serta memperjuangkan perdamaian," kata Anwar Abbas.
• Tren Virus Corona di Bontang Kalimantan Timur Melandai, Ini Kasus Harian Terendah Sepanjang 2021
"Kalau dia radikal mana mungkin dia ditunjuk jadi presiden di tingkat asia dan menjadi honorer presiden di tingkat dunia," terangnya.
"Bingung juga saya dan logikanya di mana?," tutupnya.
(*)
Artikel ini telah tayang dengan judul Bantah Laporkan Din Syamsuddin atas Dugaan Radikalisme, Jubir GAR Alumni ITB Ungkap 6 Poin Pelaporan, https://wow.tribunnews.com/2021/02/14/bantah-laporkan-din-syamsuddin-atas-dugaan-radikalisme-jubir-gar-alumni-itb-ungkap-6-poin-pelaporan?page=all.