Cover Story
Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung, Meski Rindu Liburan, Indah Ayu Tunda Kunjungi Ayah di Jakarta
Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung, Meski Rindu Liburan, Indah Ayu Tunda Kunjungi Ayah di Jakarta
Penulis: Heriani AM |
"Baru pertama kali dan di luar bayangan. Alhasil tidak sampai puncak. Namun ketika sudah pulang, pengen lagi. Kangen," ujarnya.
Dari situ, ia mulai menjajaki puncak-puncak tinggi Tanah Air.

"Kalau di gunung, aku kayak orang naik haji. Apa yang jelek di bawah, kita tinggalkan. Dan berusaha menjadi orang sebaik-baiknya manusia, saat naik gunung," ungkapnya.Mendaki, ia maknai dekat dengan Sang Pencipta. Dimana ia langit yang tinggi itu, bisa ditaklukkannya.
Menurut Djeni, setiap orang berbeda dalam memaknai pendakian. Bahwa di puncak, inspirasi deras mengalir. Ada pula yang sering ia dapati, pendaki sedang khusyu membaca.
Inilah yang membuat mendaki, atau melancong amat dirindukan.
"Kalau ke gunung, biasanya di schedule 2-3 tahun sekali. Beda sama pantai, yang bisa 3-5 bulan sekali. Bahkan destinasi darat 2 bulan sekali. Nah, kalau destinasi lokasi Balikpapan sebulan bisa dua kali. Ini sebelum pandemi," jelasnya.
Tak sampai di sana, ia juga mulai menjajaki destinasi wisata di darat maupun laut.
Dalam hal ini pantai. Pria berambut sebahu ini telah menaklukkan Lombok, Sumbawa, Flores, sampai Sumba.
"Pernah coba hidup seminggu di kapal. Dan ternyata asyik. Kehidupannya jelas berbeda sama gunung," ujar lelaki yang juga mengoleksi action figure ini.
Untuk budget, Djeni tidak menyiapkan biaya khusus.
Jika dirasa penat dengan kehidupan pekerjaan, dengan pendapatan yang cukup, maka ia akan memikul carrier-nya. "Mumpung sehat dan ada kesempatan. Langsung pergi saja," tukasnya.

Melancong, Menyeimbangkan Hidup
Pandemi sudah berlangsung satu tahun belakangan.
Membuat pria dengan nama asli Muhammad Zaini ini tidak bisa menyalurkan hobinya keliling Indonesia.
Meski begitu, ia sesekali ke lokasi wisata alam di dalam kota. Untuk menghilangkan penat dan recharge energi.