Kisruh Partai Demokrat
Kisruh Partai Demokrat Memanas, SBY Nyesal Jadikan Moeldoko Panglima TNI, AHY dalam Masalah Besar
Kisruh Partai Demokrat memanas, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) menyesal angkat Moeldoko jadi Panglima TNI, AHY dalam masalah besar
TRIBUNKALTIM.CO - Kisruh Partai Demokrat semakin menjadi-jadi.
Kongres Luar Biasa ( KLB) Partai berlambang Mercy itu menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum.
Sementara di kubu sebrang, Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres V, Agus Harimuti Yudhoyono menolak mentyah-mentah hasil KLB partai yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Situasi pelik dihadapi Partai Demokrat saat ini, kepemimpinan AHY dalam masalah besar.
Orang tua AHY, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) tak luput bersuara merespon hasil KLB Partai Demokrat Sumatera Utara.
Keras SBY menyatakan penyesalannya pada masa lampau lantaran pernah mengangkat Moeldoko sebagai Panglima TNI.
Namun, saat ini Moeldoko malah berbalik menyerang SBY, dengan berupaya melakukan upaya kudeta terhadap kepemimpinan anaknya AHY di Partai Demokrat.
Baca juga: M Qodari Bongkar Kejanggalan AD/ART Demokrat, Dikunci Jadi Partai Tertutup Keluarga, SBY Berkuasa
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Partai Demokrat tengah berkabung dengan fakta adanya KLB ilegal di Deli Serdang, Sumatera Utara.
KLB tersebut, telah menobatkan KSP Moeldoko yang berada di lingkar dalam Lembaga kepresidenan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
“(Moeldoko -red) Mendongkel dan merebutnya dari Ketua Umum yang sah,” ujar SBY dalam pernyataan Jumat (5/3/2021).
SBY lebih lanjut menuturkan hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di Indonesia.
Bahwasanya, Partai Demokrat yang dibangun dan dibinanya telah direbut oleh pihak eksternal partai.
“Memang banyak yang tercengang, banyak yang tidak percaya, bahwa KSP Moeldoko bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini,” kata SBY.
“Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral,” tambah SBY.
Baca juga: Langkah Pertama Moeldoko Usai Ditetapkan jadi Ketum Partai Demokrat, Singgung AD/ART, Reaksi AHY?
Menurut SBY, apa yang dilakukan Moeldoko yang berlatar TNI hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI.
“Termasuk, rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatannya kepadanya. Saya memohon ampun kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha kuasa atas kesalahan Saya itu,” ucap SBY.
Baca Juga: AHY Tegaskan KLB yang Mengatasnamakan Partai Demokrat Ilegal dan Inkonstitusional
SBY lebih lanjut mengaku, tidak pernah terlintas dalam pikirannya jika Partai Demokrat akan diambilalih dengan cara yang tidak terpuji. SBY menegaskan KLB yang dilakukan di Deli Serdang tidak sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat dan melawan hukum.
“Menurut AD/ART Partai Demokrat Pasal 81 Ayat 4 disebutkan bahwa KLB Partai Demokrat dapat diadakan atas permintaan Majelis Tinggi Partai atau sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPD, atau ½ dari jumlah DPC, dan disetujui oleh Ketua Majelis Tinggi Partai,” tegas SBY.
“Majelis Tinggi Partai yang saya pimpin dan kini berjumlah 16 orang tidak pernah mengusulkan Kongres Luar Biasa, jadi syarat pertama sudah gugur,” ujarnya.
Baca juga: AHY Minta Pertolongan Jokowi dan Mahfud MD, Buntut Moeldoko Ditetapkan Ketum di KLB Partai Demokrat
Selain itu, SBY menuturkan tidak satupun DPD Partai Demokrat yang mengusulkan KLB. Kemudian dalam laporan yang diterimanya, untuk tingkat DPC hanya 34 yang mengusulkan dilakukan KLB atau 7 persen. SBY pun mengaku tidak mengeluarkan izin untuk usulan DPC yang ingin melakukan KLB.
“Kesimpulan besarnya adalah semua persyaratan untuk diselenggarakannya KLB ini gagal dipenuhi. Sehingga KLB ini benar-benar tidak sah dan illegal,” tegas SBY.
Moeldoko resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat berdasarkan hasil Kongres Luar Biasa ( KLB) di Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Kepala Staf Presien ( KSP) Moeldoko langsung menentukan sikapnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang terpilih secara aklamasi.
Kendati tak hadir dalam KLB Partai Demokrat di Sumatera Utara, Moeldoko memberikan sambutan pertamanya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Dalam sambutan pertamanya Moeldoko menyinggung AD/ART Partai Demokrat yang disimak oleh kader Partai Demokrat yang hadir dalam KLB di Sumatera Utara.
Baca juga: AHY Minta Pertolongan Jokowi dan Mahfud MD, Buntut Moeldoko Ditetapkan Ketum di KLB Partai Demokrat
Tak lupa KSP Moeldoko mengucapkan terima kasih setelah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam kongres luar biasa (KLB) kubu kontra-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (5/3/2021).
Saat memberikan sambutan melalui telepon itu, Moeldoko juga menanyakan komitmen para kader dalam membesarkan Partai Demokrat.
"Saya berterima kasih, tapi sebelumnya ada beberapa pertanyaan saya kepada peserta forum, apakah pemilihan di kongres sudah dilakukan sesuai AD/ART partai?" kata Moeldoko, dikutip dari siaran Kompas TV, Jumat (5/3/2021).
Kemudian, ia juga menanyakan kesiapan kader untuk bergotong royong demi kepentingan nasional.
"Apa kalian siap membangun partai dan memegang teguh komitmen demi bangsa dan negara tanpa kepentingan pribadi?" tanya dia.
"Siap," jawab para peserta KLB.
Baca juga: Moeldoko Terpilih Aklamasi, Orang Dekat Anas Bocorkan Ada PAW Massal Demokrat, Jhoni Allen Ahli KLB
Keputusan Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat periode 2021-2026 dibacakan oleh Jhoni Allen.
"Kongres Luar Biasa Partai Demokrat menimbang dan memperhatikan bahwa putusan menetapkan pertama, dari dua calon, atas voting berdiri, maka Pak Moeldoko ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat," kata Jhoni.
Pernyataan tersebut pun diiringi riuh para peserta KLB. Terlihat para peserta menyetujui dan meneriakkan kata setuju dengan hasil putusan tersebut.
"Setuju!" teriak para peserta.
Sebelumnya, Jhoni Allen mengungkapkan ada dua nama yang menjadi calon Ketum Partai Demokrat, yakni Moeldoko dan Marzuki Alie.
Baca juga: AHY vs Moeldoko, Putra SBY Sebut KLB Partai Demokrat Bodong, Tak Terima KSP Jokowi jadi Ketua Umum
Namun, Marzuki memutuskan untuk mengundurkan diri. Kendati begitu, mantan Ketua DPR itu diputuskan untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. KLB juga menetapkan Ketua Umum Partai Demokrat AHY dinyatakan telah demisioner.
"Memutuskan pertama Dewan Pimpinan Pusat 2020-2021 yang diketuai AHY dinyatakan demisioner," ucap Jhoni.
Baca juga: Tegaskan KLB Demokrat Tidak Sah, AHY Sebut Peserta yang Hadir karena Paksaan, Ancaman, dan Imbalan
Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) meminta pertolongan Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Mahfud MD, Jumat (5/3/2021).
Permintaan AHY tak lain dilatari oleh hasil Kongres Luar Biasa ( KLB) Partai Demokrat di Sumatera Utara.
KLB Partai Demokrat menetapkan Kepala Staf Presiden ( KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
AHY menilai KLB Partai Demokrat yang digelar di Sumatera Utara ilegal dan cacat demi hukum.
Hal tersebut disampaikan, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono, AHY dalam konferensi pers bersama awak media, tak lama KLB menetapkan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat.
Baca juga: AHY vs Moeldoko, Putra SBY Sebut KLB Partai Demokrat Bodong, Tak Terima KSP Jokowi jadi Ketua Umum
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menilai Moeldoko sudah menggunakan cara-cara yang jauh moral dan etika politik. Hal itu dikemukakan AHY terkait keinginan Moeldoko yang mengambilalih kepemimpinan di Partai Demokrat.
“Memang sejak awal motifnya KSP Moeldoko tidak berubah yaitu mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah menggunakan cara-cara inkonstitusional serta jauh dari moral dan etika politik,” kata AHY dalam keterangan pers terkait KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
“Bagi kami sikap tersebut bukanlah sikap dan perilaku yang kesatria, bukan juga sikap dan perilaku yang bisa dijadikan contoh baik bagi masyarakat Indonesia juga bagi generasi muda Indonesia,” tambah AHY.
Baca juga: Tegaskan KLB Demokrat Tidak Sah, AHY Sebut Peserta yang Hadir karena Paksaan, Ancaman, dan Imbalan
AHY lebih lanjut menuturkan keterlibatan KSP Moeldoko yang selama ini selalu mengelak terlibat upaya pengambilalihan Partai Demokrat kini sudah terang benderang. Hal tersebut, kata AHY, terbukti ketika diminta oleh pelaku GKPD, KSP Moeldoko menerima untuk menjadi Ketum Partai Demokrat versi KLB Sumut.
“Apa yang ia sampaikan selama ini ia pungkiri sendiri melalui kesediaanya menjadi Ketua Partai Demokrat abal-abal versi KLB illegal,” katanya.
“Saya bisa menyampaikan ini, karena banyak bukti yang kita dapatkan selama ini, dan tidak semua kita jelaskan kepada publik, tapi buktinya-buktinya lengkap, dan pada puncaknya ini, KLB illegal tadi,” ujarnya.
(*)
Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
Artikel ini telah tayang di Kompas.TV dengan judul https://www.kompas.tv/article/152823/sby-berkabung-moeldoko-dongkel-dan-rebut-kepemimpinan-partai-demokrat-dari-ahy?page=all