Berita Samarinda Terkini

Diduga Aktivitas Tambang Ilegal di Lempake Samarinda, Ketua RT Akui tak Tahu

Ketua RT 42, Paino saat dikonfirmasi awak media mengatakan bahwa tidak mengetahui aktivitas penambangan ilegal di kawasannya.

TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO.
Lokasi diduga tambang ilegal Jalan Sukorejo RT 42, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tidak jauh tepi Jalan Sukorejo RT 42, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, nampak tumpukan batu bara yang telah dikeruk serta satu alat berat terparkir di area yang diduga tambang ilegal ini.

Ketua RT 42, Paino saat dikonfirmasi awak media mengatakan bahwa tidak mengetahui aktivitas penambangan ilegal di kawasannya.

Bukan hanya itu, penanggung jawab aktivitas tak pernah menyampaikan terkait penggarapan lahan tersebut, yang nota bene dekat dengan permukiman serta lahan kebun milik warga.

Baca juga: Marak Tambang Ilegal di Samarinda, Jatam Kaltim Sebut Satgas Tambang Jangan Jadi Alat Pencitraan

Baca juga: Diduga Tambang Ilegal, Warga Dekat Makam Raudhatul Jannah Samarinda Mengeluh Lumpur Usai Hujan

"Kalau tambang saya tidak tahu, karena tidak pernah koordinasi dengan RT, sudah lama itu (aktivitasnya) mulai dari  temannya Agus yang punya lahan, merambat kesana-sana pinggir jalan punya (lahan) Pak Tamin, nggak tahu hitungannya bagaimana," tegas Paino, Selasa (9/3/2021) melalui sambungan telpon.

Terkait keluhan warga dia pun malah mengalihkan ke pemilik lahan yang bernama Pak Tamin yang beberapa kali disebutkan.

"Yang jelas dia yang mengurus itu (Pak Tamin), karena dia yang punya lokasi," sebutnya.

Terpisah, seorang warga bernama Hery yang sudah gerah dengan aktivitas tambang ilegal di kawasan Sukorejo RT 42, mengatakan bahwa kalau kegiatan ini sudah berlangsung sejak Oktober 2020 lalu.

"Awalnya dibelakang sampai sekarang juga. Saya pertama tidak terlalu peduli, tapi tambah lama kok tidak tahu diri. Pokoknya lahan siapa saja dilewatinnya, serasa punya dia. Lahan saya juga termasuk, saat itu saya ke Batu Ampar. Pas pulang kok tiba-tiba tanaman herbal saya dilewatin traktor. Rupanya dia cari titiknya," jelas Hery (9/3/2021).

Baca juga: Area Makam Covid-19 di Samarinda Ditambang, Polisi akan Turun Cek Termasuk Sejumlah Lokasi Lain

Baca juga: Polsek Loa Kulu Lidik Laporan Dugaan Kegiatan Tambang Perusahaan Lain di Areal PT MHU

"Akhirnya bongkar mereka disana (di tempat yang terdapat ekskavator), sampai Februari kemarin mereka bikin lobang, masih ada itu lobangnya, nggak ditutup itu," tegasnya.

Hery memposting di media sosial dengan keluhan bahwa banyaknya area tambang ilegal di sekitar rumah yang dia tinggali.

Keluhan dampak lingkungan benar-benar terasa dengan adanya aktivitas ini.

"Semenjak ada ini (tambang ilegal) banjir lagi. Dulu pernah ditinggikan, tapi sekarang banjir lagi," sebutnya.

"Tidak ada (tanah yang diserobot), tapi kalau dilewati dan limpahan tanahnya kena. Saya posting (ke medsos) itu kemarin mulai merambah kedepan," imbuhnya.

Pengangkutan emas hitam sendiri diakui Hery melalui jalan umum dan terang-terangan. 

Yang awalnya sedikit, lama-lama dengan terang-terangan mengangkut emas hitam melalui jalanan umum permukiman warga.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved