Berita Samarinda Terkini

Diduga Tambang Ilegal, Warga Dekat Makam Raudhatul Jannah Samarinda Mengeluh Lumpur Usai Hujan

Tambang liar menjadi permasalahan kompleks di Kota Samarinda.Hampir terdapat setiap titik kota aktifitas tambang yang diduga liar

TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
TAMBANG DEKAT KAWASAN PEMAKAMAN-Warga memandangi area pemakaman Raudatul Jannah, Jalan Serayu RT 20 Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara Kalimantan Timur, Selasa (9/2/2021). Tak jauh dari kawasan makam tampak bekas aktifitas diduga kuat aktifitas tambang batu bara.TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO. 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA- Tambang liar menjadi permasalahan kompleks di Kota Samarinda.

Hampir terdapat setiap titik kota aktifitas tambang yang diduga liar berada di Kota Samarinda.

Bahkan yang terbaru ini, tambang yang diduga ilegal dekat dengan kawasan pemakaman Muslim Raudhatul Jannah.

Baca juga: Didesak Pedagang, PKL Lapangan Merdeka Balikpapan Dibolehkan Jualan Hari Sabtu

Baca juga: Ketua DPD Demokrat Kaltim Syaharie Jaang, Tiada Paksaan Dukung AHY Saat Kongres Kelima Tahun Lalu

Dari pantauan TribunKaltim.Co, Selasa (9/3/2021) terlihat lubang menganga galian tambang dekat dengan pemakaman Covid-19 itu.

Bahkan sekitar 200 meter dari lubang tambang terdapat area pemakaman masyarakat Tionghoa.

Waryo (46) warga sekitar mengatakan aktifitas tambang tersebut sudah jalan lebih dari satu bulan.

"Iya duluan lahan makam ini. Lahan tersebut pada awalnya hanya pematangan lahan itu diambil batunya itu," ucapnya.

Baca juga: Tidak Merasakan Gejala, Walikota Samarinda Andi Harun Berpesan ke Warga untuk Ikut Vaksin Covid-19

Sementara itu Ketua RT 20 Sunadi (43) mengatakan dampak aktifitas tambang juga terasa di warganya.

Tidak hanya debu jalan dari truk ataupun kendaraan pengangkut batubara yang mengganggu warga.

Lumpur setelah hujan pun seringkali mengganggu masyarakat sekitar, apalagi saat Mobil pengangkut batubara itu lewat dengan membawa lumpur usai mengangkut batu meninggalkan jejak di jalan cor yang dibangun pemerintah tersebut.

Selain itu, aktifitas tambang itu sering mengganggu prosesi pemakaman pasien Covid-19.

Apalagi saat pemakaman malam hari seringkali menemukan ekskavator maupun Mobil pengangkut melakukan aktifitas tambang.

"Sudah debunya banyak dan sempit ketika warga yang ziarah kurang nyaman sering banyak nanya itu kok ada mobil hauling kah apa. Cuman Kita lihat dari kejauhan. Ada yang perbaiki mobilnya di tengah jalan. Ada kegiatan itu tidak Ada konfirmasi ke pihak RT," ucapnya.

Baca juga: Uji Beban, 61 Truk Masing-masing Bermuatan 25 Ton Berjejer di Jembatan Pulau Balang

Baca juga: Bentuk Loyalitas ke AHY, Mantan Walikota Samarinda Ini Langsung Temani Ketua Umum ke Kemenkumham

Ia berharap kondisi tersebut tidak berdampak pada volume Bendungan Benanga.

Selain itu berpengaruh terhadap sedimentasi lumpur yang mebgarah ke pemukiman warga.

"Kebagian lumpurnya itu," ucapnya.

Penulis: Jino Prayudi Kartono/Editor: Samir Paturusi

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved