Nisfu Syaban 2021
LENGKAP Tata Cara, Bacaan Niat Sholat Nisfu Syaban yang Jatuh pada Minggu 28 Maret 2021
Lengkap tata cara, Bacaan niat sholat Nisfu Syaban yang Jatuh pada Minggu 28 Maret 2021
TRIBUNKALTIM.CO- Lengkap tata cara, Bacaan niat sholat Nisfu Syaban yang Jatuh pada Minggu 28 Maret 2021
Bulan Syaban menjadi bulan penuh berkah dan kebaikan sebelum Puasa Ramadan 2021.
Ada tiga amalan Nisfu Syaban yaitu puasa, membaca istighfar, dan dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya.
Pada bulan Syaban, dianjurkan untuk berpuasa sunnah pada 13, 14 dan 15 penanggalan Hijriyah.
Sedangkan dalam kalender Masehi, puasa Ayyamul Bidh jatuh pada Minggu 28 Maret 2021.
Malam Nisfu Syaban merupakan malam ke-15 di bulan Syaban pada kalender Islam.
Malam ini memiliki arti sebagai malam pengampunan dosa, malam berdoa, dan malam pembebasan.
Selain berpuasa, umat muslim dianjurkan untuk sholat sunnah malam Nisfu Syaban.
sholat sunnah Nisfu Syaban dilakukan setiap muslim pada 15 bulan Syaban.
sholat sunah ini dikerjakan dua rakaat setelah sholat Maghrib.
Baca juga: Amalan Malam Nisfu Syaban 2021, Ustadz Abdul Somad Sebut Ada Ampunan Bila Beribadah, Keutamaannya
Baca juga: Panduan Lengkap Doa & Amalan Nisfu Syaban 28 Maret 2021, Ada Niat Puasa Nisfu Jelang Ramadhan
Pada rekaan pertama, membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek Al-Kafirun.
Kemudian rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas.
Berikut niat bacaan sholat malam Nisfu Syaban melansir dari Tribun Makassar :
اُصَلِّىْ سُنَّةَ لَيْلَةِ نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
(Usholli sunnata lailati nisfu sya'baana rok'ataini lillahi ta'alaa)
Artinya:
"Saya sholat sunnat Nisfu Syaban dua rakaat karena Allah Ta'ala"
Setelah melakukan sholat sunnah dua rakaat, kemudian dianjurkan membaca surat Yasin sebanyak tiga kali (3x) dengan niat sebagai berikut.
1. Bacaan Yaasin pertama untuk memohon umur panjang yang semata-mata hanya beribadah kepada Allah SWT.
2. Bacaan surat Yaasin kedua untuk memohon rezeki dan bekal beribadah pada Allah SWT.
3. Bacaan Yaasin ketiga untuk memohon keteguhan iman.
Setelah sholat sunnah dua rakaat dialnjutkan dengan membaca doa malam Nisfu Syaban. Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa ini dibaca saat malam nisfu Syaban.
اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ
اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Allahumma ya dzal manni wa la yumannu ‘alaik, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thawli wal in‘am, la ilaha illa anta zhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma’manal kha’ifin.
Allahumma in kunta katabtani ‘indaka fi ummil kitabi syaqiyyan aw mahruman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullahumma fi ummil kitabi syaqawati wa hirmani waqtitara rizqi, waktubni ‘indaka sa‘idan marzuqan muwaffaqan lil khairat. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fi kitabikal munzal ‘ala lisani nabiyyikal mursal, “yamhullahu ma yasya’u wa yutsbitu, wa ‘indahu ummul kitab” wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa sallama, walhamdu lillahi rabbil ‘alamin.
Artinya: “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi.Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan.
Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.
Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki.
Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”
Hukum Berpuasa Setelah Tanggal 16 Bulan Nisfu Syaban
Malam Nisfu Syaban merupakan malam ke-15 bulan Syaban dari kalender Islam. Malam Nisfu Syaban berarti malam pengampunan dosa, malam berdoa, dan malam pembebasan.
Malam Nisfu Syaban dianjurkan memperbanyak ibadah seperti puasa, sholat sunnah malam, membaca istighfar, dan dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya.
Bulan Syaban juga dianjurkan puasa Ayyamul Bidh. Ayyamul Bidh merupakan puasa sunnah pada 13, 14 dan 15 penanggalan Hijriyah. Dalam kalender Masehi, puasa Ayyamul Bidh dilakukan pada 7-9 April 2020.
Setelah bulan Syaban, umat muslim kemudian menjalankan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Namun ada pertanyaan, apakah tanggal 16 Syaban masih dianjurkan berpuasa?
Terkait pernyaatan ini, beberapa ulama punya pendapat berbeda. Hal ini karena satu hadis yang melarang puasa nisfu Syaban. Hadis tersebut dalam riwayat Al-Bukhari.
Selain itu, Nabi Muhammad S.A.W melarang puasa dua atau tiga hari sebelum Ramadhan. Melansir dari Tribunnewswiki.com, Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan:
قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد
Artinya : “Ulama mazhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya’ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya’ban. Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Sya’ban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.”
Beberapa ulama melarang puasa setelah nisfu Sya'ban. Pelarangan puasa ini dianggap sebagai hari Syak (ragu) karena bulan Ramadan akan tiba.
Beberapa ulama mengkhawatirkan orang yang berpuasa setelah Nisfu Syaban tidak menyadari datangnya bulan Ramadhan.
Beberapa ulama juga melarang umat muslim untuk berpuasa dan menyiapkan tenaga untuk berpuasa di bulan Ramadan.
Beberapa ulama dari mazhab Syafi’i memperbolehkan muslim untuk berpuasa sunnah seperti biasa. Puasa sunnah seperti puasa senin dan kamis, puasa ayyamul bidh, puasa nadzar, puasa qadha, ataupun orang yang sudah terbiasa mengerjakan puasa dahar.
Sementara ulama lain, khususnya selain mazhab Syafi’i, hadis dianggap lemah dan termasuk termasuk hadis munkar, karena ada perawi hadisnya yang bermasalah.
Meski berbeda pendapat, ulama tidak melarang umat muslim berpuasa setelah Nisfu Syaban. Selama umat muslim mengetahui waktu masuk bulan Ramadhan.
Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari mengatakan:
وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر
Artinya : “Mayoritas ulama membolehkan puasa sunnah setelah nisfu Sya’ban dan mereka melemahkan hadis larangan puasa setelah nishfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan hadis tersebut munkar”
Dengan demikian, ulama berbeda pendapat terkait hukum puasa sunnah mutlak setelah nisfu Sya’ban. Mereka berbeda pendapat dalam memahami dan munghukumi hadis larangan puasa setelah nisfu Sya’ban.
Para ulama memperbolehkan untuk puasa sunnah bagi yang terbiasa melakukannya. Diperbolehkan juga umat muslim untuk membayar kafarah, qadha puasa, dan orang yang ingin melanjutkan puasa setelah Puasa nisfu Syaban.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Bacaan Doa dan Tata Cara sholat Sunnah Malam Nisfu Syaban 8 April 2020,