Berita Berau Terkini

Warga Binaan Rutan Tanjung Redeb Berau Sulap Limbah Kayu Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomi

Namun bagi warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIB Tanjung Redeb, limbah kayu bisa disulap menjadi berbagai kerajinan yang bernilai ekonomi

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM
Kepala Rutan kelas IIB Tanjung Redeb Berau memperlihatkan hasil kerajinan tangan warga binaannya.TRIBUNKALTIM.CO/IKBAL NURKARIM 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Bagi kebanyakan orang, serbuk kayu maupun kayu bekas tidak bisa dimanfaatkan lagi.

Namun bagi warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIB Tanjung Redeb, limbah kayu bisa disulap menjadi berbagai kerajinan yang bernilai ekonomi, Kamis (11/3/2021).

Seperti miniatur kapal kapal, asbak rokok, guci hingga pot bunga. Kerajinan yang mereka buat pun tergolong cukup sulit dan membutuhkan ketekunan.

Baca juga: Dukung Program Pemerintah, 41 Petugas Rutan Klas IIB Tanah Grogot Disuntik Vaksin Sinovac

Baca juga: Ceramah di Rutan Tanjung Redeb Ustaz Al Habsyi Apresiasi Ide Kepala Rutan Ubah Perilaku Warga Binaan

Apalagi kerajinan yang dibuat warga binaan Rutan Klas IIB Tanjung Redeb nyaris sama dengan aslinya seperti kapal pinisi.

Salah seorang warga binaan, Andri menjelaskan, teknis pembuatan kerajinan dari serbuk kayu ada dua jenis.

Pertama serbuk kayu kasar untuk bahan dasarnya, serta serbuk kayu halus untuk pelapisnya.

"Supaya dari luar tampak halus dan tidak kasar saat dipegang,” jelasnya.

Baca juga: Ikuti Vaksinasi Covid-19, Kepala Rutan Tanjung Redeb Berau Mengaku tak Ada Efek Samping

Baca juga: 27 Lansia Warga Binaan Rutan Samarinda Dapat Jatah Vaksin Sinovac, 4 Orang Malah Gagal Divaksin

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu kerajinan tangan, lanjutnya, tergantung tingkat kesulitan dan ukurannya.

Tetapi rata-rata membutuhkan waktu dua Minggu. Ia menjelaskan, program Rutan ini sangat baik untuk dirinya dan rekan-rekannya, walaupun menjadi penghuni rutan, tetapi warga binaan tetap mendapatkan dukungan agar tetap bisa berkarya.

“Dengan adanya bekal membuat kerajinan ini, kami lebih percaya diri setelah bebas dari hukuman nanti. Setelah bebas, saya tidak pusing lagi mencari kerja, karena sudah mendapatkan bekal atau modal untuk berusaha dan bisa mendapatkan uang dari menjual hasil karya tangan sendiri,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Rutan Klas II B Tanjung Redeb, Puang Dirham, mengatakan kegiatan tersebut dilakukan agar warga binaan tidak merasa bosan, sekaligus menjadi modal dan pengalaman bagi mereka ketika bebas, agar bisa berusaha untuk meningkatkan perekonomian mereka.

“Jadi mereka bisa menggunakan keterampilan yang mereka dapat saat mendekam di dalam rutan, sebagai mata pencaharian mereka nantinya ketika bebas,” katanya

Baca juga: Rumah Tahanan Klas IIB Tanah Grogot, Musnahkan Puluhan Barang Sitaan Milik Penghuni Rutan

Ia menegaskan, adanya tangan kreatif warga binaan ini sangat didukung, pasalnya, selain memberi contoh yang positif, kegiatan ini juga bisa memberikan efek yang sangat baik bagi warga binaan lainnya yang ingin belajar untuk membuat kerajinan ini.

Sayang, hasil kerajinan warga binaan terkendala pada pemasarannya. Sebab, pihaknya tidak bekerja sama dengan pihak manapun untuk memasarkan hasil kerajinan tangan warga binaan mereka.

“Karena saat ini zaman digital, maka kita memasarkannya dengan Online dan dari muluk ke mulut,” ungkapnya.

Dengan begitu, dirinya berharap ada kepedulian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk memberi ruang para warga binaan agar bisa lebih semangat berkarya meski di dalam rutan.

“Saya berharap agar ada wadah atau tempat penjualan karya warga binaan untuk bisa dipasarkan,” tutupnya 

Penulis: Ikbal Nurkarim/Editor: Samir Paturusi

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved