Virus Corona
Apa Itu Corona N439K? Mutasi Baru Virus Covid-19, Lebih Kuat dan bisa Mengakali Vaksin dan Antibodi
Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih mengatakan mutasi N439K ini sudah ditemukan di 30 negara
Nah reseptor ACE2 pada manusia ini merupakan 'pintu masuk' bagi virus untuk memasuki sel inang. Karena virus pada umumnya hidup menempel pada sel inang.
"Nah mutasi (virus corona) itu ada banyak dan salah satunya untuk mutasi yang merugikan itu N439K. Bukan karena lebih ganas ya, tapi dia lebih efektif menempel dan mengikat lebih kuat ke reseptor ACE2," jelas Dicky.
Dicky kemudian menekankan bahwa N439K itu merupakan mutasi virus bukan varian.
Karena varian yang baru ditemukan saat ini dan diamati dunia ada 4 varian yakni Afrika Selatan, New York, Brazil dan Inggris.
"N439 itu mutasinya, kalau variannya saat ini 4 yang jadi pengamatan dunia ya, varian Afrika Selatan, yang New York, di Brazil dan juga Inggris," kata Dicky.
Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan kemungkinan Covid-19 tidak akan hilang dari muka bumi.
Menurut Zubairi, kemungkinan Covid-19 tidak akan menjadi pandemi lagi.
Namun berubah menjadi endemi, yakni penyakit yang terjadi di suatu wilayah saja.
"Kemungkinan yang paling besar yang terjadi dengan penyakit yang gawat ini. Walaupun sudah usaha ikhtiar adalah menjadi endemi. Jadi sekali-sekali, nanti berapa tahun lagi ada di Papua. Nanti bulan berikutnya ada di Jakarta. Namun tidak di seluruh Indonesia menjadi endemi," ujar Zubairi.
Zubairi mengungkapkan banyak penyakit di dunia yang tidak bisa hilang.
Sejauh ini, kata Zubairi, hanya variola atau cacar yang dapat hilang.
Contoh penyakit yang tidak hilang dan tetap ada saat ini adalah Influenza dan Hepatitis C.
Influenza selama ini terus ada di wilayah Eropa dan Amerika.
Setiap tahunnya pada bulan Oktober hingga Desember, dilakukan vaksinasi untuk mencegah penularan Influenza di Amerika Serikat.
"Virusnya Influenzanya bermutasi. Mutasi setiap tahun ini tidak mempan dengan vaksin sebelumnya," tutur Zubairi.