Virus Corona di Tarakan
Pembagian Vaksin Sinovac bagi Lansia di Tarakan Masih Tunggu Alokasi dari Pemprov Kaltara
Terkait vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat lanjut usia (Lansia) di Tarakan, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tarakan, dr Devi Ika Indr
Penulis: Risnawati |
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN- Terkait vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat lanjut usia (Lansia) di Tarakan, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tarakan, dr Devi Ika Indriarti mengatakan, masih menunggu dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Dia menambahkan, alokasi yang diberikan dari pusat, memang untuk ibu kota provinsi.
"Kalau ibu kota Provinsi Kaltara kan di Tanjung Selor, jadi alokasinya semua memang ada di Tanjung Selor. Nanti tergantung Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara, berapa memberikan alokasi ke Tarakan. Kalau sudah ada, baru bisa kami informasikan ke lansia," ujarnya, Senin (15/3/2021)
Baca juga: MUI Kaltara Terima 300 Permohonan Labelisasi Halal Produk Makanan dari UMKM Tarakan dan Bulungan
Baca juga: Keberangkatan Haji 2021, Kepala Kemenag Tarakan Tunggu Kepastian Pemerintah Arab Saudi
Dia menyampaikan, pihaknya belum menerima informasi berapa dosis yang diberikan untuk Kota Tarakan.
"Sudah ditanyakan, tapi belum ada informasi berapa alokasi untuk Kota Tarakan. Ada di Dinkes provinsi, belum ke sini," katanya.
Melalui dr Devi Ika Indriarti diketahui, ada sekitar 5.000 lansia yang ada di Kota Tarakan, sehingga jika nantinya Kota Tarakan mendapat jatah dosis vaksin sinovac bagi lansia, maka pihaknya perlu menyesuaikan dan memfilter lansia di Tarakan yang memang layak mendapat vaksin sinovac.
"Lansia bisa diberikan vaksin, karena memang sesuai dengan hasil risetnya seperti itu. Tapi ada beberapa kriteria untuk lansia, misalnya penyakit tekanan darah tingginya gimana, itu nggak boleh lebih 180/110 seperti itu," jelasnya.
Terkait efek samping, dia menyampaikan semua vaksin pasti memiliki efek samping, namun tergantung reaksi yang ditimbulkan.
"Termasuk vaksin sinovac, tapi kan sudah berdasarkan hasil riset, makanya dikasihkan. Nggak mungkin belum riset sudah dikasihkan, itu kan namanya berita hoaks," tuturnya.
Penulis: Risnawati | Editor: Rahmad Taufiq