Virus Corona di Samarinda
30 Menit Sebelum Diperiksa Pakai GeNose, Warga Dilarang Makan Pete dan Jengkol
Alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan nafas dikembangkan Universitas Gajah Mada melalui teknologi artificial intelligense (AI).
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Samir Paturusi
"Kan ada kantongnya ada filternya. Filternya itu kalau sudah 100 pemeriksaan maka filternya harus diganti. Atau misalnya pasien 6 positif maka filternya harus diganti," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Diketahui bahwa di Kota Tepian julukan Kota Samarinda ini, sudah memiliki 7 alat tersebut, dan itu hanya ada di Ibu Kota Kaltim dari seluruh kabupaten/Kota di Kalimantan.
Rencananya akan diletakan di RS. IA. Moeis Samarinda, dan di 4 Puskesmas yakni Sungai Siring, Lempake, Palaran dan Segiri.
Merespon atas rencana peletakan GeNose di wadahnya, Sarifah Rahimah, Dirut RS. IA. Moeis Samarinda menuturkan bahwa untuk peletakan di RS nanti akan ditentukan terlebih dahulu titiknya.
Mulai dari lingkungan di RS, karena seharusnya diletakan di ruangan terbuka, tidak boleh dekat dengan alat-alat yang misal seperti alkohol dan juga parfum.
"Jadi banyak hal yang ditata. Jangan sampai nanti hasilnya eror karena itu," tuturnya kepada Tribunkaltim.co, Rabu (17/3/2021).
Lalu selanjutnya, para petugasnya juga perlu dilakukan pelatihan terlebih dahulu. Walaupun diketahui bahwa untuk penggunaan alat tidak perlu seorang Tenaga Kesehatan (Nakes).
"Siapa pun bisa asal sudah dilatih. Dan yang terpenting bisa menjalankan komputer," tuturnya.