Berita Nasional Terkini

Akhirnya Mendag Lutfi Pasang Badan, Minta Airlangga Hartarto Tak Disalahkan, Urai Alasan Impor Beras

Akhirnya Mendag Muhammad Lutfi pasang badan, minta Airlangga Hartarto tak disalahkan, urai alasan impor beras

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Ist Wartakota
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi 

Menjelang Ramadan dan hari Raya Idulfitri, pemerintah perlu mengantisipasi ketersediaan pangan pokok di masyarakat.

Hal ini mendapat perhatian serius dikarenakan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya pada saat Ramadaan dan Idulfitri akan banyak disoroti perihal ketersediaan, kecukupan sampai fenomena lonjakan atau penurunan harga pangan.

Terkait dengan hal tersebut, dalam Rapat Kerja Bersama Komisi IV DPR RI Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo Mentan mengungkapkan bahwa dalam rangka menjaga kecukupan pangan pokok beberapa bulan ke depan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah membuat perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok berdasarkan data yang tersedia, seperti data stok tahun sebelumnya, perkiraan produksi dalam negeri, perkiraan impor dan perkiraan kebutuhan pangan masyarakat.

Prognosis neraca pangan pokok sampai bulan Mei 2021 diperkirakan dalam keadaan cukup.

“Beras diperkirakan akan surplus 12,56 juta ton, begitu juga jagung surplus 3,40 juta ton.Khusus beras surplus yang terjadi karena pada Maret dan April 2021 ini memasuki panen raya,“ sebut Mentan saat menghadiri Rapat Kerja Bersama Komisi IV DPR RI, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Jalur Ekspor Impor Hasil Perikanan di Tarakan Dibuka, Ketua Kadin TSebut Akan Untungkan Daerah

Menanggapi hal tersebut Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Gerindra, Renny Astuti menyesalkan atas adanya keputusan dan pernyataan dari Menteri Perdagangan untuk tetap melakukan impor 1 juta ton beras yang diyakini tidak akan menggangu harga gabah di petani,

“Padahal fakta dilapangan hampir seluruhnya harga gabah jauh di bawah HPP, untuk itu kami menyarankan kepada Mentan untuk menjelaskan kondisi fakta dilapangan kepada Mendag, “ ujar Reni.

Senada dengan Renny, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin juga dengan tegas menolak adanya rencana impor beras 1 juta ton. Andi menilai bahwa keputusan tersebut sangat kontraadiktif dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait stok dan produksi pangan yang menunjukan adanya surplus beras.

“Alasan Mendag dan Menko Perekonomian tidak bisa kita terima secara argumentatif, kita juga harus berikan apresiasi kepada petani dan Kementan yang sudah menjamin ketersedian pangan dengan baik, “ ungkapnya

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV tersebut Andi juga mengapresiasi upaya antisipasi yang dilakukan Kementan dalam menyerap gabah petani meskipun bukan tupoksi utama dari Kementan.

”Saya yakin kerja Mentan sudah bagus untuk kita harus tetap bersinergi, dan saat ini kita harus punya kepercayaan diri bahwa petani kita mampu menghasilkan pangan sendiri terutama beras,” tambahnya.

Dalam Raker tersebut Mentan juga memaparkan apa saja langkah Kementerian Pertanian untuk menjaga pasokan kebutuhan pangan pokok di masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri, juga selama Pandemi Covid-19.

“Untuk itu langkah yang diambil Kementerian Pertanian adalah melalui Optimalisasi penyediaan pangan dari dalam negeri dan juga mempercepat proses impor untuk komoditas pangan yang belum sepenuhnya dicukupi dari dalam negeri, seperti kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau dan gula pasir," ungkap Mentan.

Berdasarkan hasil perhitungan sampai dengan Minggu II Maret 2021 menunjukkan stok beras yang tersimpan di berbagai tempat seperti di Bulog, penggilingan, pedagang, PIBC dan lainnya, sehingga total stok mencapai 6,79 juta ton.

Begitu pula surplus komoditas jagung, panen pada awal tahun sampai dengan Mei 2021 merupakan puncak siklus panen besar yang setiap tahun selalu terjadi sebagai hasil penanaman awal musim hujan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved