Berita Bontang Terkini
Orangtua Murid di Bontang Tak Sabar Nantikan Wacana Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
Rencana Pemkot Bontang kembali menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Juli 2021 mendatang, menjadi kabar baik bagi sejumlah orangtua murid.
Penulis: Ismail Usman |
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG- Rencana Pemkot Bontang kembali menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Juli 2021 mendatang, menjadi kabar baik bagi sejumlah orangtua murid.
Samsia (54), salah seorang orangtua dari siswa kelas 10 di SMA Negeri 1 Bontang, mengaku senang bukan main.
Kabar rencana penerapan PTM membuatnya lega.
Bagaimana tidak, ia begitu cemas melihat gairah belajar anaknya yang selama ini menurun drastis akibat sistem pembelajaran online alias daring.
Baca juga: Angka Kesembuhan Covid-19 di Bontang Merangkak Naik, 15 Kelurahan Didominasi Zona Kuning
Baca juga: Siswi SMP di Bontang Diduga Gantung Diri, Polisi Temukan Sepucuk Surat di Kamar Korban
Ia mengakui anaknya lebih banyak bermain smartphone daripada belajar.
Pengerjaan tugas sekolah yang diberikan pada guru dilahap tuntas lantaran hanya mengandalkan jawaban yang ada di smartphone.
Akibatnya, cara berpikir sang anak menjadi lemah dan cenderung bergantung pada smartphonenya.
Terbukti saat diuji mengerjakan soal tanpa smartphone, sang anak tak bisa menjawab soal-soal yang diberikan.
Bukan hanya itu, kedisiplinan dan tingkah laku pada kondisi sosialnya juga dinilai kurang.
Lantaran sang anak tidak mendapat pendidikan sosial di lingkup sekolah.
"Iya anak jadi kurang sosialisasi. Kebanyakan main HP aja. Kalau belajar tatap muka di sekolah kan dia bisa sosialisasi sama temannya. Kalau belajar online, yang ada makin banyak waktu bermainnya," ujar Samsia kepada TribunKaltim.Co, Minggu (28/03/2021).
Disinggung mengenai peran orangtua, Samsia mengungkapkan jika tidak semua orang tua punya kemampuan yang sama dalam membimbing dan mengawasi anaknya dalam belajar.
Lantas bagaimana jika ada orangtua murid setiap hari harus bekerja.
Kemungkinan anaknya ditinggal seharian untuk belajar tanpa pengawasan.
Kalau berharap pada kesadaran pada anak kemungkinan akan sulit.
"Anak kalau ditinggal bakal main. Makanya ada sekolah, biar anak dapat pengawasan dari guru selama pembelajaran. Setelah pulang, giliran orangtua murid yang sedikit memberikan ulasan pelajaran yang didapat anak dari sekolah," bebernya.
Darma (36), orangtua murid kelas 4 SD di salah satu sekolah negeri di Bontang juga menuturkan hal serupa.
Rencana penerapan PTM jadi kabar baik baginya.
Pasalnya selama ini Darma kerap kewalahan mendampingi anaknya belajar dengan cara online.
Ditambah lagi, anak lebih cenderung patuh terhadap guru dibanding orang tuanya sendiri.
Hal itupun justru membuatnya sulit memberikan pemahaman materi pembelajaran dari guru.
Sehingga ia berharap, rencana PTM ini segera direalisasikan agar anaknya bisa mendapatkan pelajaran yang setara di sekolah.
"Kalau belajar tatap muka itu belajarnya bisa setara yang dilakukan beberapa guru di sekolah. Kalau sekolah online itu tergantung masing-masing orangtua. Terus gimana yang orangnya sibuk seperti saya. Jadinya kurang dapat pendidikan yang bagus," ucapnya.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Rahmad Taufiq