Berita Nunukan Terkini

Tradisi Ma'nene Suku Toraja, 33 Tahun Setelah Meninggal, Mayat Pasutri Diangkat dari Liang Lahat

Tradisi Ma'nene suku Toraja, 33 tahun setelah meninggal dunia, mayat pasangan suami istri diangkat dari liang lahat.

Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis.
Warga Toraja melangsungkan ritual Ma'Nene di Jalan Persemaian, RT 010 Kelurahan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan, Kamis (01/04/2021), pagi. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis. 

Doa tersebut dipanjatkan untuk meminta izin serta berkah dari para leluhur.

Setelah peti mati dan jasad diambil dari Patane, anggota keluarga akan berkumpul di sekitar peti itu.

Kemudian pihak keluarga mengambil jasad kakek dan nenek itu yang tersimpan di dalam liang lahat.

Setelah dikeluarkan dari dalam kubur, jasad tersebut dibersihkan menggunakan air.

Tampak jasad kakek M Timbang tinggal hanya tulang belulang. Namun, pakaian yang dikenakan termasuk sendal kulit berwarna cokelat masih terlihat utuh.

Baca juga: Ngeri. . . 3 Kuburan di Pemakaman Warga Tana Toraja Dibobol Maling, Benda-benda Ini pun Raib

Jasad kakek M Timbang dibungkus plastik bening yang cukup tebal, sehingga waktu dibuka plastik itu tampak keluar cairan berwarna hijau kehitam-hitaman.

Sedangkan, jasad sang nenek Maria Maku' masih sedikit lebih utuh, pasalnya nenek itu baru meninggal sekira 3 tahun yang lalu.

Rambut warna putih nenek itu masih tampak utuh. Hanya saja sebagian tulang pada bagian pergelangan tangannya mulai hancur.

Namun, sama seperti kakek, sendal berwarna cokelat nenek masih tampak utuh termasuk baju kebaya yang dikenakannya.

"Jadi kalau sudah dibersihkan, lalu dikeringkan jasadnya termasuk barang yang ada di dalam peti itu. Setelah itu dipakaikan baju baru dan dikasi masuk ke dalam peti yang baru," ujarnya.

Baca juga: Menilik Foto Ritual Manene, Mayat Berjalan di Toraja yang Ramai Disoroti Media Asing

Titus Takke menjelaskan, setelah dimasukkan ke dalam peti, mayat belum boleh diturunkan ke dalam liang lahat atau dimasukkan ke dalam Patane, sampai besok setelah diibadatkan.

"Jadi malam ini pihak keluarga wajib menjaga mayat di kaki lima kuburan ini. Besok setelah potong kerbau dan babi, baru dilanjutkan dengan ibadat dan makan bersama. Setelah itu baru peti diturunkan ke dalam liang lahat. Dan tidak boleh dibuka lagi. Kalau mau bakar lilin, hanya sebatas di kaki lima tidak boleh masuk sembarang di dalam kuburan," tuturnya.

Biasanya di kampung, untuk jasad pria akan dikenakan pakaian yang rapi, lengkap mulai dari jas sampai kacamata.

Sedangkan, untuk jasad wanita akan dikenakan gaun pengantin. Setelah pakaian baru terpasang, jasad tersebut dibungkus dan dimasukkan kembali ke Patane.

Kemudian prosesi adat ditutup dengan Sisemba. Sisemba merupakan momen silaturahmi antar keluarga, yang dilakukan dengan makan bersama.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved