Virus Corona di Nunukan
Aktivitas Ekstrakurikuler Dilarang Saat Belajar Tatap Muka, SMP Negeri 2 Nunukan Beri Respon
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim melarang aktivitas ekstrakurikuler saat pembelajaran tatap muka dibuka.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim melarang aktivitas ekstrakurikuler saat pembelajaran tatap muka dibuka.
Rencana itu kemudian mendapat tanggapan dari Plt kepala sekolah di kawasan perbatasan RI-Malaysia.
Dikutip dari Tribunews.com, Mendikbud RI, Nadiem Makarim meminta pihak sekolah melarang adanya aktivitas selain belajar ketika pembelajaran tatap muka kembali digelar.
Sesuai SKB 4 Menteri yang belum lama ini ditetapkan, rencana pembelajaran tatap muka itu mulai digelar Juli nanti.
Baca juga: SMPN 2 Nunukan Siap Belajar Tatap Muka, Plt Kepsek Beber Pengetatan Protokol Kesehatan di Sekolah
Baca juga: Perayaan Jumat Agung 2021, Bupati Nunukan Asmin Laura Harap Ibadah Berlangsung Aman
Menurutnya, di tengah Pandemi Covid-19, kegiatan selain belajar, tidak boleh dilakukan di sekolah.
"Masker wajib, tidak ada aktivitas selain sekolah (belajar), enggak ada kantin lagi, enggak ada ekskul lagi, enggak ada olahraga, enggak ada aktivitas yang di luar sekolah. Masuk kelas, pulang langsung. Ini bukan sekolah normal," kata Nadiem Makarim dalam keterangannya di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Mendengar itu, Plt Kepala SMP Negeri 2 Nunukan, Arbain mengatakan hal itu sudah dirapatkan olehnya bersama para guru di sekolah.
Soal teknis pembelajaran tatap muka yang rencana dimulai Juli nanti sudah dirapatkan.
"Termasuk kegiatan sekolah yang mengumpulkan siswa dalam jumlah banyak, kami tiadakan," ucap Arbain kepada TribunKaltara.com, Sabtu (3/4/2021), sore.
Kendati begitu, beberapa ekstrakurikuler yang menurutnya tidak menghadirkan banyak siswa, pihaknya tetap lakukan dengan durasi terbatas.
Sejenis ekstrakurikuler olimpiade matematika. Biasa dibimbing 5-10 siswa. Kemudian seni lukis dan tari, paling 5 sampai 6 orang.
"Semuanya kami batasi durasinya. Dan protokol kesehatan tetap dijalankan. Misalnya jaga jarak dan tetap pakai masker," ujarnya.
"Kalau kegiatan pramuka dan dzikir ya jelas kami tiadakan," ujarnya.
Tak hanya itu, praktik lapangan untuk mata pelajaran Penjaskes yang selama ini dilakukan, juga ditiadakan.
Mata pelajaran Penjaskes secara teori ada, tapi praktik dan olahraga di lapangan tidak ada.
Karena itu pasti bersentuhan alat-alat olahraga secara bergantian.
"Seperti volly ball, itukan bisa terkontaminasi. Hal-hal kecil itu tidak boleh disepelekan," tuturnya.
Untuk menghindari kerumunan di sekolah, Arbain katakan kantin sekolah akan ditutup selama kasus pandemi Covid-19 belum mereda.
"Kurikulum sudah kami persiapkan. Siswa masuk pukul 07.30 Wita dan pulang pukul 09.00 Wita. Begitu selesai belajar, siswa diarahkan untuk langsung pulang ke rumah," ujarnya.
"Jadi tidak ada jam istirahat ataupun makan di sekolah. Otomatis kantin sekolah tidak ada," ungkapnya.
Minta Pemerintah Fasilitasi Vaksinasi
Plt Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 2 Nunukan, Arbain, minta pemerintah fasilitasi vaksinasi 19 guru honorer.
Sesuai keputusan SKB 4 Menteri belum lama ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim meminta pembukaan belajar tatap muka di sekolah. Hal itu sejalan dengan program vaksinasi bagi guru, dosen, dan tenaga kependidikan.
Baca juga: SMPN 2 Nunukan Siap Belajar Tatap Muka, Plt Kepsek Beber Pengetatan Protokol Kesehatan di Sekolah
Baca juga: Tidak Ada Prosesi Cium Salib saat Jumat Agung di Gereja Katolik Santo Gabriel Nunukan, Ini Alasannya
Mendengar itu, Arbain mengatakan pihaknya sudah membahas teknis pembelajaran tatap muka yang rencana dimulai pada Juli nanti.
Namun, hingga kini dirinya belum mengetahui kapan vaksinasi guru-guru dimulai. Sesuai SKB 4 menteri itu, guru-guru wajib ikuti vaksinasi. Kami sudah daftarkan guru-guru yang PNS untuk divaksin.
"Tapi nggak tau kapan dimulainya. Kami dengar bulan puasa nanti, ya paling tidak sebelum Juli," kata Arbain kepada TribunKaltara.com, Sabtu (03/04/2021), pukul 12.30 Wita.
Diketahui, SMPN 2 Nunukan memiliki 53 tenaga pendidik yang terdiri dari 34 yang berstatus PNS. Sementara 19 sisanya merupakan guru honorer. Untuk tenaga kependidikan ada 11 staf.
Menurutnya, yang ia khawatirkan yaitu apakah guru honorer juga ikut difasilitasi pemerintah dalam vaksinasi.
"Apakah guru honorer juga masuk kategori divaksin, karena mereka ngajar juga. Saya berharap pemerintah juga fasilitasi guru honorer termasuk tenaga kependidikan untuk vaksinasi," ujarnya.
"Mereka semua pasti berinteraksi dengan para siswa saat belajar tatap muka nanti," ucapnya.
Arbain katakan, banyak orang tua maupun siswa mengaku sudah jenuh mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Kendati begitu, Arbain mengaku pihaknya tetap mengakamodir PJJ bagi orang tua yang hingga kini masih khawatir dengan pembelajaran tatap muka. "Nanti ada pakta integritas dengan komite sekolah terkait kesiapan sekolah tatap muka," katanya.
"Kami akan buat surat edaran terkait itu juga. Banyak orang tua katanya sudah jenuh juga bimbing anaknya. Kami berharap semua orang tua siswa tidak keberatan belajar tatap muka," ujarnya.
Kalau ada orang tua yang masih khawatir, kami berikan solusi untuk ambil materi print out di sekolah. "Tapi gini, melayani anak satu dua orang di google classroom itu ribet juga. Kenapa nggak ikut di sekolah saja," ujarnya.
Tak hanya itu, Arbain menambahkan, selama PJJ, pihaknya kewalahan dalam melakukan pembinaan karakter bagi siswa yang baru beralih dari SD dan masuk SMP.
"Pembinaan karakter anak kan harus tatap muka langsung. Apalagi anak-anak yang baru masuk kelas VII, itu belum kami sentuh dengan pembelajaran karakter," tuturnya.
Dia berharap, pembelajaran tatap muka nanti, rutinitas sebagai guru berjalan secara maksimal.
Selama belajar dari rumah (BDR) guru-guru hanya bisa ngajar menggunakan google classroom.
Semoga nanti saat pembelajaran tatap muka, siswa bisa ikuti proses belajar dengan baik.
Demikian juga para guru harus bisa ngajar dengan maksimal meskipun durasi belajar hanya 2 jam tiap harinya.. "Ya itu tantangan," ungkapnya.
Bantuan 5.000 Tes Swab Antigen
Berita sebelumnya. Sebanyak 5.000 tes swab antigen tiba di Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (2/4/2021) pagi.
Sekadar diketahui, swab antigen tersebut merupakan satu dari 3 jenis bantuan yang diberikan secara simbolis oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo saat bertandang ke Kabupaten Nunukan belum lama ini.
Sementara, masker kain sebanyak 50.000 lembar dan masker medis sebanyak 10.000 lembar masih dalam perjalanan ke Nunukan, termasuk 2 unit PCR yang sempat dijanjikan Doni Monardo dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Kantor Bupati Nunukan.
Baca juga: Waspada! 5 Wilayah di Nunukan Ini Bakal Diguyur Hujan Mulai Malam Hingga Dini Hari
Baca juga: Pasca Baku Tembak di Mabes Polri, Polda Kaltara Pastikan Pelayanan Tetap Berjalan
Kasubid Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Hasan mengatakan, dirinya pagi tadi telah menerima bantuan 5.000 tes swab antigen.
"Pagi tadi saya sudah terima 5.000 tes swab antigen. Dan sudah saya serah terimakan ke Dinas Kesehatan Nunukan. Tinggal masker medis dan masker kain.
Kemungkinan masih dalam perjalanan," kata Hasan kepada TribunKaltara.com, Jumat (2/4/2021). Ditanya soal 2 unit PCR yang dijanjikan Kepala BNPB itu, Hasan menjawab, bantuan tersebut tidak melalui BPBD.
"Untuk PCR tidak melalui BPBD. Coba konfirmasi ke Dinas Kesehatan," ucapnya.
Menurutnya, terkait bantuan swab antigen maupun masker yang masih dalam perjalanan, hanya diterima secara administrasi oleh BPBD, sementara penyimpanan dan penggunaannya oleh Dinas Kesehatan.
Saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Nunukan, Aris Suyono mengaku hingga kini pihaknya belum menerima bantuan 2 PCR yang dijanjikan itu.
"Belum ada mas. Mungkin masih on the way," ucap Hasan melalui telepon seluler.
Sekadar diketahui, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Nunukan hingga hari ini sebanyak 1.231 kasus.
Adapun rincian kasusnya sebagai berikut, 113 pasien sedang dirawat, 1.095 pasien dinyatakan sembuh, 23 pasien meninggal dunia, suspek yang dipantau 47 orang dan kontak erat yang dipantau 95 orang.
Sampai dengan minggu ke-12 tahun 2021, Kabupaten Nunukan masih bertahan di zona risiko sedang (oranye).
Penulis Febrianus Felis | Editor: Budi Susilo