Ramadhan 2021
Batas Waktu Mengganti Puasa Ramadhan 2021, Lengkap Penjelasan Ustadz Abdul Somad, Ada 3 Keuntungan
Cek kapan batas waktu mengganti Puasa Ramadhan 2020, lengkap penjelasan Ustadz Abdul Somad, ada 3 keuntungan
TRIBUNKALTIM.CO - Cek kapan batas waktu mengganti Puasa Ramadhan 2020, lengkap penjelasan Ustadz Abdul Somad, ada 3 keuntungan.
Diketahui, beberapa hari lagi Umat Islam akan memasuki Bulan Ramadhan 2021 atau Ramadan 1442 H.
Banyak pertanyaan seputar batas puasa Qadha atau mengganti puasa yang tak penuh pada Ramadhan 2020 lalu.
Ustadz Abdul Somad pun memberi penjelasan soal batas waktu mengganti Puasa Ramadhan.
Sebentar lagi Bulan Suci Ramadan, apakah Anda masih punya utang puasa?
Jika masih Anda masih mempunyai utang puasa Ramadan, segera dilunasi sebelum memasuki bulan Ramadan.
Baca juga: Jelang Ramadhan 2021, Stok Beras di Balikpapan Aman Hingga Tiga Bulan ke Depan
Baca juga: LENGKAP Ucapan Selamat Sambut Ramadhan 2021, Bahasa Indonesia & Inggris, Marhaban Ya Ramadhan 1442 H
Dalam artikel ini akan membahas batas akhir bayar utang puasa atau batas akhir puasa Qadha jelang Ramadan.
Bahasan soal utang puasa atau puasa Qadha ini, sesuai dengan hadis dan dijelaskan oleh Ustadz Abdul Somad.
Pertanyaan yang kerap muncul, kapan batas terakhir membayar utang puasa sebelum Bulan Suci Ramadan?
Terutama buat wanita yang haid atau sedang sakit yang wajib membayar utang puasa Ramadan di tahun lalu.
Jelang Bulan Suci Ramadan, umat muslim masih diselimuti pertanyaan perihal batas waktu puasa Qadha atau bayar utang puasa.
Terutama bagi wanita, bayar utang puasa di Ramadan tahun lalu tentu menjadi kewajiban yang harus dijalankan.
Lalu sebenarnya, kapan batas waktu boleh qadha atau bayar utang puasa Ramadan kita di tahun lalu?
Pertanyaan perihal puasa Qadha atau bayar utang puasa itu rupanya pernah dijelaskan oleh Ustadz Abdul Somad.
Dilansir dari tayangan Q&A Ustadz, Ustadz Abdul Somad sempat dapat pertanyaan perihal kapan batas waktu bayar utang puasa tersebut dari seorang jamaah.
Mendengar pertanyaan itu, Ustadz Abdul Somad pun menjawabnya.
Menurut Ustadz Abdul Somad, bagi seseorang yang ingin membayar utang puasa di Ramadan tahun lalu, batas waktunya adalah sampai bulan Ramadan tahun ini.
Artinya, termasuk di bulan Syaban pada hari terakhir pun, seorang muslim masih bisa melakukan qadha puasa Ramadan tahun lalu.
"Batasnya (qadha puasa Ramadan tahun lalu) kapan ? sampai Ramadan (tahun) ini," ungkap Ustadz Abdul Somad.
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Somad pun memaparkan hukumnya seseorang yang hendak membayar utang puasa di bulan Syaban pada hari Senin.
Maka dijelaskan Ustadz Abdul Somad, orang tersebut akan mendapatkan tiga keuntungan, yakni utang puasanya lunas satu hari, mendapat keutamaan puasa sunah Syaban dan juga puasa hari Senin.
"Siapa yang mengganti puasa di bulan Syaban hari Senin otomatis dapat tiga, puasa qada lunas satu hari, puasa sunah syaban dapat, puasa hari Senin dapat," imbuh Ustadz Abdul Somad.
Meski begitu, niatan puasa untuk mendapatkan tiga keuntungan itu dijelaskan Ustadz Abdul Somad hanya diucap satu saja, yakni niat untuk qadha puasa Ramadan.
"Niatnya satu aja, saya niat puasa qada. Otomatis dapat tiga. Jadi enggak perlu niatnya tiga," jelasnya Ustadz Abdul Somad.
Jika Belum Bayar
Lantas, bagaimana jika kita tidak juga membayar utang puasa Ramadhan tahun lalu karena bulan Ramadhan tahun ini telah tiba ?
Ustadz Abdul Somad pun menjabarkan bahwa seseorang itu masih bisa membayarkan utang puasanya itu setelah bulan Ramadhan tahun ini berakhir.
Namun, di qadha puasa selanjutnya itu, orang tersebut tak hanya harus membayarnya, melainkan juga harus membayar fidiah.
Yakni dengan cara memberikan makan orang miskin selama satu hari.
"Kalau sampai Ramadhan dia belum men-qadha juga ? maka dia dapat qadha setelah Ramadhan plus fidiah"
"Fidiah apa ? memberi makan fakir miskin selama satu hari," ucap Ustadz Abdul Somad.
"Bukan satu kali makan, tapi satu hari makan. Paling tidak tiga kali, makan pagi, siang, makan malam," sambung Ustadz Abdul Somad.
Kapan batas waktu mengganti Puasa Ramadhan Menurut Hadis?
Penjelasan mengenai batas waktu perihal qadha puasa Ramadhan terdapat di beberapa hadis.
Dilansir dari laman konsultasisyariah.com, ada hadis yang melarang melakukan puasa setelah masuk pertengahan bulan sya’ban.
Diantaranya hadis dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ، فَلَا تَصُومُوا
“Jika sudah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah berpuasa.” (HR. Abu Daud 2337)
Dalam hadis yang lain, yang juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan, kecuali seseorang yang punya kebiasaan puasa sunah, maka bolehlah ia berpuasa.” (HR. Bukhari 1914 dan Muslim 1082).
Di sisi lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merutinkan puasa selama sya’ban.
Bahkan beliau melakukan puasa sya’ban sebulan penuh. Dari A’isyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,
لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
“Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (HR. Bukhari 1970 dan Muslim 1156)
Karena itu, sebenarnya larangan berpuasa setelah masuk pertengahan bulan syaban, tidak berlaku mutlak.
Hal tersebut berarti larangan itu berlaku ketika seseorang melakukan puasa sunah tanpa sebab, sementara dia tidak memiliki rutinitas puasa sunah tertentu atau tidak dimulai dari awal syaban.
Ada pula hadis kedua dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu di atas, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memberikan pengecualian,
“kecuali seseorang yang punya kebiasaan puasa sunah, maka bolehlah ia berpuasa.”
Dengan demikian, puasa qadha dibolehkan sekalipun telah masuk pertengahan sya’ban.
Batas akhirnya adalah sampai datang bulan Ramadan berikutnya.
Dan itulah yang dilakukan oleh Ummul Mukminin, Aisyah Radhiyallahu ‘anha.
Beliau pernah menuturkan,
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
Dulu saya punya utang puasa Ramadhan. Dan saya tidak bisa mengqadhanya kecuali di bulan sya’ban. (HR. Bukhari 1950, Muslim 2743, dan yang lainnya).
(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Sebentar Lagi Bulan Suci Ramadan, Berikut Batas Akhir Melunasi Utang Puasa Menurut Ustadz Abdul Somad, https://wartakota.tribunnews.com/2021/04/05/sebentar-lagi-bulan-suci-ramadan-berikut-batas-akhir-melunasi-utang-puasa-menurut-Ustadz-abdul-somad?page=all.