Berita Tana Tidung Terkini
Tingkat Partisipasi Belajar dari Rumah di KTT Capai 98 Persen, Bupati Antisipasi Learning Loss
Bupati Kabupaten Tana Tidung (KTT), Ibrahim Ali mengatakan, meski berada di pedalaman Kalimantan Utara, namun partisipasi belajar dari rumah (BDR) di
Penulis: Risnawati |
TRIBUNKALTIM.CO, TANA TIDUNG- Bupati Tana Tidung (KTT), Ibrahim Ali mengatakan, meski berada di pedalaman Kalimantan Utara, namun partisipasi belajar dari rumah (BDR) di Tana Tidung selama pandemi Covid-19 mencapai 98 persen.
Ibrahim Ali menambahkan, satu tahun penutupan sekolah telah berdampak pada menurunnya kemampuan belajar siswa (learning loss).
Jika tidak direspons segera, lanjut dia, learning loss ini akan membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar di masa depan.
Baca juga: Tana Tidung Bakal Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Bupati Ibrahim Ali: Antisipasi Learning Lost
Baca juga: Miliki Majelis Pertimbangan TP TGR tapi Tiada Sidang, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Angkat Bicara
”Masa depan anak-anak kita saat ini sangat tergantung kepada seberapa serius kita mengantisipasi learning loss,” ujarnya, Sabtu (10/4/2021).
Lebih lanjut dia menyampaikan, Tana Tidung telah merancang lima strategi guna mengantisipasi learning loss.
Kelima strategi itu meliputi penggunaan bahan ajar bermakna dan kontekstual, pendampingan belajar, budaya baca, monitoring dan evaluasi, serta pembukaan sekolah.
“Kelima strategi inilah yang membuat partisipasi belajar di Tana Tidung pada Desember 2020 mencapai 98 persen,” tambahnya.
Implementasi kelima strategi ini dimulai dari penyediaan bahan ajar.
Tana Tidung menggunakan kurikulum khusus, untuk memberikan pengalaman belajar bermakna.
Kompetensi yang ada di dalam kurikulum dan modul belajar Kemdikbud dimodifikasi ke dalam lembar aktivitas siswa.
Proses modifikasi pun dilakukan melalui pelatihan berbasis kelompok kerja guru (KKG) dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).
Selain itu, Tana Tidung juga membuat kebijakan guru kunjung, yang mana secara terjadwal guru mengunjungi rumah siswa untuk mengantarkan lembar aktivitas siswa (LAS) dan melakukan bimbingan belajar.
Kunjungan belajar dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kebijakan ini diambil, karena tidak semua siswa bisa belajar secara online.
Ibrahim Ali mengatakan, hanya 11 persen siswa yang bisa belajar menggunakan modal belajar video conference.
Sementara itu, pengembangan budaya baca selama pandemi Covid-19 dilakukan melalui kegiatan membaca yang menyenangkan, yang mana sekolah diwajibkan meminjamkan buku cerita kepada siswa.
"Peminjaman buku ini membuat siswa tertarik membaca lebih banyak buku dan senang berada di rumah. Jika anak belum bisa membaca, maka orang tua yang dilatih untuk membacakan buku cerita," tuturnya.
Pemerintah Tana Tidung juga rutin melakukan survei untuk menilai efektivitas penyelenggaraan belajar dari rumah.
Hasil survei ini menjadi dasar untuk membuat kebijakan baru di Tana Tidung.
Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Tana Tidung untuk mengantisipasi learning loss adalah secara perlahan membuka sekolah kembali.
Uji coba pembukaan telah berlangsung sejak Oktober 2020, melalui pilot project di dua SMP.
Pengalaman dari pilot project pembelajaran tatap muka di dua SMP ini, kemudian digunakan untuk membuka lebih banyak sekolah lagi.
Orang nomor 1 di Tana Tidung itu mengatakan, rencana ke depan Tana Tidung akan fokus melakukan pemulihan kemampuan belajar.
Dia menyadari, pembukaan sekolah tidak otomatis menahan laju learning loss.
Pembukaan sekolah malah bisa memperburuk laju learning loss.
Maka, dibutuhkan upaya pemulihan kemampuan belajar terlebih dahulu, agar siswa yang sudah lama tidak belajar bisa mengejar ketertinggalan.
”Pembukaan sekolah, digitalisasi pembelajaran, asesmen diagnosis, dan pembelajaran sesuai kemampuan anak, adalah program kami ke depan,” tuturnya.
Penulis: Risnawati | Editor: Rahmad Taufiq