Ramadhan 2021
Agar tak Terjadi Panic Buying Jelang Ramadhan, BI Kaltim Minta Peran Ulama
Kepala Bank Indonesia Kalimantan Timur (BI Kaltim) Tutuk Cahyono, Senin (12/4/2021) mengatakan kenaikan harga tersebut diakibatkan adanya kepanikan
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Menjelang bulan suci Ramadhan, harga sembako seringkali mengalami kenaikan.
Hal tersebut setiap kali sering terjadi saat Ramadhan maupun menjelang Idul Fitri.
Kepala Bank Indonesia Kalimantan Timur (BI Kaltim) Tutuk Cahyono, Senin (12/4/2021) mengatakan kenaikan harga tersebut diakibatkan adanya kepanikan saat membeli bahan pokok.
Baca Juga: Bank Indonesia Nilai Akselerasi Digital Penyaluran Bansos, Dianggap Lebih Aman
Baca Juga: Bank Indonesia Siapkan Teknologi Cegah Cyber Fraud
Istilah panic buying itu membuat ketersediaan bahan pokok berkurang drastis di pasaran.
Sehingga berkurangnya supply dan tinggi permintaan pasar membuat bahan pokok seringkali mengalami kenaikan menjelang Ramadhan maupun Idul Fitri.
Untuk itu ia meminta agar masyarakat bijak dalam membeli bahan pokok.
Selain itu ia juga meminta kepada alim ulama turut mengimbau kepada masyarakat melalui pelajaran ilmu agama.
Baca Juga: E-Commerce Naik 33 Persen Tahun Ini, Begini Penjelasan Gubernur Bank Indonesia
Baca Juga: Bank Indonesia Akan Luncurkan Fast Payment Segmen Pembayaran Ritel
"Berharap para alim ulama memberikan moral session bahwa lebaran atau puasa Bulan menahan diri sehingga tidak mengkonsumsi berlebihan," ucap Tutuk Cahyono ketika menghadiri rapat persiapan infrastruktur menjelang Ramadhan di ruang rapat Tepian Kantor Gubernur.
Ia menjamin jika pola permintaan maupun supply terkendali dapat mencegah terjadinya inflasi di Kalimantan Timur.
Selain menjaga kondisi supply dan demand stabil, ia meminta seluruh 10 Kabupaten Kota untuk terus berinovasi di sektor ekonomi.
Baca Juga: Bank Indonesia Balikpapan Gelar Pelatihan Pertanian Organik dan Korporatisasi
Baca Juga: Bank Indonesia Kaltim Dukung Realisasi 100 Eksportir UMKM Baru
"Salah satu kriteria inovasi paling tidak kalah penting adalah protokol manajemen krisis ke tenaga kerja. Itu yang diharapkan Menko perekonomian bagi Kota Kota maupun provinsi," ujarnya. (*)