Berita Kutim Terkini
Peringati Hari Kartini 2021, DPPKB Beri Pelayanan KB Gratis di Faskes Seluruh Kutai Timur
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menyediakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) gratis dan IVA test dalam rangka menyambut hari.
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Budi Susilo
"Ibu-ibu cukup bawa fotocopy KTP dan BPJS bagi yang memiliki. Warga di wilayah kerja Puskesmas Nunukan juga bisa datang besok ke sini," ujarnya.
Menurutnya, untuk jenis KB yang akan diberikan kepada akseptor tergantung kondisi kesehatan yang bersangkutan.
Diketahui jenis KB yang akan dilayani secara gratis yakni IUD, Implan, dan suntik.
Untuk jenis KB yang akan diterima akseptor, terlebih dahulu dikonsultasikan dulu ke dokter. Kalau gangguan hormonal akibat tekanan darah tinggi.
Baca juga: 13 Petugas Reaktif Covid-19, Layanan UGD dan Ruang Bersalin di Puskesmas Nunukan Dialihkan ke RSUD
"Kami sarankan pakai jenis IUD, yang tidak pakai hormon," ujarnya.
Kalau misalnya yang bersangkutan suka lupa atau sibuk kami sarankan Implan (susuk) atau bisa juga IUD
"Kalau rajin, bisa pakai Pil. Kalau untuk suntik kami sarankan yang masih menyusui," tuturnya.
Ia mengaku, semuanya jenis KB memiliki efek sampingnya masing-masing, apalagi yang non hormonal.
Bahkan untuk pemasangan KB, yang bersangkutan harus memastikan dirinya sedang tidak dalam kondisi hamil.
"Takutnya ibunya lagi menyusui terus dikasi KB Pil, itu bisa kering asinya. Kasian nanti bayinya. Makanya kami sarankan pakai yang suntik 3 bulan. Jadi besok kami cek dulu tensinya, status kesehatan dan lainnya," katanya.
"Untuk pemeriksaan IVA, kami sarankan orangnya tidak dalam kondisi sedang haid karena organnya diperiksa," ungkapnya.
dr Evi menyampaikan untuk jangka waktu pemakaian KB tergantung jenis yang diberikan kepada akseptor.
Kalau suntik satu bulannya selama satu bulan jangka waktunya. Kalau suntik tiga bulannya per tiga bulan lagi baru suntik lagi.
"Kalau jenis IUD sampai 5 tahun. Untuk jenis Implan bisa sampai 3 tahun," imbuhnya.
Dia berharap, adanya layanan KB gratis itu dapat meningkatkan angka cakupan pengguna kontrasepsi. Sehingga itu meminimalisir persalinan.
"Kalau persalinan diminimalisir, anak yang sudah lahir status sosialnya lebih potensial untuk berkembang," pungkasnya.
Penulis Syifa'ul Mirfaqo | Editor: Budi Susilo