Berita Nunukan Terkini
Pengelola Rusunawa di Nunukan Minta Pemerintah Lengkapi 2 Prasarana Ini
Rusunawa merupakan tempat penampungan sementara para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang di deportasi dari negeri jiran, Malaysia.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Pengelola Rusunawa di Nunukan minta pemerintah lengkapi 2 prasarana ini.
Rusunawa merupakan tempat penampungan sementara para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang di deportasi dari negeri jiran, Malaysia.
Gedung 4 lantai yang berkapasitas 400 orang itu, sejak 28 Januari hingga 23 April 2021 dihuni oleh 671 PMI.
Baca Juga: Ketersediaan Vaksin Covid-19 di Nunukan Nihil, Pendataan Guru dan Lansia Masih Berlangsung
Mereka dideportasi dari wilayah yang berbeda-beda di Malaysia.
Ada pengiriman dari Tawau, Sandakan, dan juga Kota Kinabalu.
Ragil Suryanto selaku Pengelola Rusunawa mengatakan, kebutuhan prasarana yang mesti diprioritaskan oleh pemerintah saat ini yakni musollah dan pagar.
"Kebutuhan prasarana yang perlu didahulukan saat ini yaitu musollah dan pagar," kata Ragil Suryanto kepada TribunKaltim.Co, Rabu (28/04/2021), sore.
Menurutnya, musollah menjadi penting untuk dibangun, lantaran selama ini PMI yang beragama muslim tak punya tempat yang layak untuk melaksanakan kewajiban salatnya.
Baca Juga: Arus Penumpang Kapal Pelni Area Nunukan Sepi, Terkait Peniadaan Mudik Lebaran Idul Fitri 2021
"Apalagi saat bulan Ramadan begini. Mereka mau salat di mana. Layak dari segi kebersihan dan juga kondisi sekitar menjadi penting," ucapnya.
Sementara itu, ia juga menyoal ketiadaan pagar di Rusunawa.
Kata Ragil, meski saat ini Rusunawa dijaga oleh 4 orang petugas keamanan dari personel Satpol PP dan Komando Distrik Militer (Kodim), namun penghuninya ada ratusan orang.
"Kalau aman ya aman. Tapi penghuninya ratusan orang. Lalu petugas hanya 4 orang. Bisa saja petugas lengah, lalu PMInya kabur.
Pengalaman saya, PMI asal deportasi Tawau rata-rata kan orang Nunukan. Mereka itu nakal-nakal.