Lebaran Idul Fitri 2021

Harga Sembako di Tarakan, 3 Hari Sebelum Idul Fitri, Pembelian Ikan Sepi Dampak dari Covid-19

Memasuki tiga hari sebelum hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah, aktivitas di sejumlah pasar di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
IKAN SEGAR - Aktivitas jual beli di Pasar Gusher Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara pada Senin (10/5/2021). TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTIM, TARAKAN - Memasuki tiga hari sebelum hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah, aktivitas di sejumlah pasar di Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara mulai padat.

Seperti yang terpantau di Pasar Gusher Kota Tarakan. Diakui Adi, salah seorang pedagang ikan di Pasar Gusher, selama pandemi Corona omzet cukup menurun.

Hal ini dikarenakan berkurangnya pembeli. Imbasnya terhadap harga ikan yang dijualkan kepada pembeli.

Ia mengatakan, selama sejak awal Ramadan, cukup sepi. Namun mendekati hari H Idul Fitri baru mulai ramai pembeli.

Baca Juga: Peringatan Hari PMI Sedunia di Tarakan, Beri Sembako ke Penggali Kubur dan Marbot Masjid

Dalam sehari ia bisa menghabiskan sekitar satu pikul ataupun setengah pikul ikan per sekali stok. "Di kami hitungannya satu pikul itu 100 kilogram," sebut Adi.

Dilanjutkan Adi, adapun rentan harga untuk jenis ikan Katombong sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Kemudian ikan layang Rp 25 ribu per kilogram.

Artinya jika dirata-ratakan hanya sekitar 3 juta yang ia peroleh per sekali stok selama pandemi.

"Selama pandemi, memang turun. Paling bisa habiskan stok tak sampai 100 kilogram," urai Adi.

Baca Juga: Harga Sembako di Tarakan, 5 Hari Sebelum Idul Fitri, Cabai Masih Rp 130 Ribu dan Ayam Rp 45 Ribu

Padahal lanjutnya jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi, bisa sampai 300 kilogram yang distok pihaknya. "Dan itu selalu habis. Kalau sekarang sepi," urainya.

Hal sama turut dirasakan, Parlin. Salah seorang penjual ikan lainnya di Pasar Gusher.

Jika sebelumnya ia biasa menjualkan hingga 100 kilogram, kini hanya bisa menjual paling tinggi 50 kilogram.

"Lumayan menurun. Paling sekitar 50 kilogram itu paling banyak. Itu karena pandemi," ungkapnya.

Baca Juga: Pantau Harga Pasar di Tarakan, KPwBI Kaltara Sebut Stabilisasi Harga Jadi Solusi Tekan Inflasi

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved