Berita Malinau Terkini
23 Jiwa di Desa Tanjung Lapang Malinau Mengungsi, Bantuan yang Paling Dibutuhkan Korban Banjir
Desa Tanjung Lapang, merupakan daerah di sekitar ibu Kota Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, yang pertama kali terendam banjir.
TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Desa Tanjung Lapang, merupakan daerah di sekitar ibu Kota Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, yang pertama kali terendam banjir.
Dalam kejadian yang terjadi sejak pagi hari kemarin, Banjir merendam sebagian besar wilayah hingga dini hari kemarin.
Sebanyak 23 jiwa dari 3 rukun tetangga (RT) korban banjir mengungsi ke Posko pengungsian di Gedung Serbaguna Adat Lundayeh, Desa Tanjung Lapang.
Ditemui di Posko pengungsian, Warga RT 9, Maria mengatakan dia dan sejumlah korban banjir mulai mengungsi sejak pagi hari kemarin.
Baca Juga: Walikota Samarinda Andi Harun Tinjau 3 Lokasi Banjir, Temukan Penyempitan Saluran Irigasi
Mayoritas warga yang mengungsi merupakan ibu rumah tangga dan anak-anak yang kediamannya tergenang banjir. Meliputi RT 8, 9, dan 11.
"Sejak pagi kemarin kami mengungsi, karena air naik tiba-tiba. Dan panitia (tim evakuasi) menjemput di rumah. Kita diarahkan untuk tinggal sementara di sini," ujarnya saat ditemui TribunKaltara.com di Posko pengungsian, Senin (17/5/2021).
Menurut Maria, warga panik karena kejadian banjir tidak pernah separah banjir yang terjadi kemarin.
Dia menjelaskan, selama di Posko pengungsian, korban banjir mendapatkan bantuan dan kebutuhan yang dibutuhkan juga cukup membantu.
Baca Juga: Larangan Mudik Malinau 2021, Satgas Covid-19 Siapkan Alternatif, Tidak Patuh Harus Putar Balik
Terlebih, karena banjir hanya berlangsung sehari penuh, yang biasanya bertahan hingga 3 hari.
"Kebutuhan juga cukup. Kemarin juga dapat bantuan makanan. Malam tadi, ada juga pihak pemerintah, datang memantau kondisi kami," katanya.
Rencananya, seluruh warga yang mengungsi akan kembali ke kediamannya hari ini, karena banjir di sejumlah wilayah telah surut.
Ditanya mengenai jenis kebutuhan yang paling dibutuhkan korban, Maria mengatakan belajar dari peristiwa yang terjadi kemarin, obat-obatan menurutnya adalah kebutuhan yang paling dibutuhkan.
"Sebenarnya yang paling dibutuhkan korban selain makan-minum adalah obat-obatan. Utamanya obat kulit, karena setelah terendam air banjir kemarin, banyak yang mengeluh gatal-gatal," ucapnya.
Sementara itu, Koordinator tim evakuasi gabungan Ormas Tanjung Lapang, Yosua mengatakan seluruh korban banjir yang mengungsi telah kembali ke kediamannya.
"Seluruh korban yang mengungsi saat ini telah kembali ke rumah masing-masing. Tadi siang kita sudah pelepasan," ujarnya.
3 IPA Sempat Stop Sementara
Berita sebelumnya. Tadi malam, distribusi air bersih dihentikan sementara ke permukiman penduduk di wilayah Kabupaten Malinau.
Tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Malinau terpaksa dihentikan sementara karena terendam banjir.
Manager Infrastruktur dan Manajemen Produk Perumda Apa' Mening, Sopiansyah menjelaskan, saat ini tiga IPA Malinau kembali berfungsi normal.
"Mulai malam kemarin, operasi dihentikan sementara di 3 IPA, IPA Malinau, Kuala dan Singai. Pagi tadi karena ketinggian air menyusut, ketiganya kembali normal," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Senin (17/5/2021).
Distribusi air bersih sempat dihentikan sementara akibat ketinggian mencapai mesin pompa.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Hujan Petir Terjadi di 4 Wilayah Malinau, Warga Diimbau Waspada Banjir Susulan
Ada tiga IPA yang menyalurkan pasokan air di wilayah Malinau, meliputi IPA Kuala Lapang, IPA Malinau dan IPA Singai Terang.
Ketiganya kembali beroperasi pagi tadi, sekira pukul 06.00 WITA.
"Sekarang sudah normal kembali. Kita kembali operasikan setelah dihentikan semalam akibat banjir. Mulai pukul 06.00 WITA ini air kembali disalurkan," katanya.
Adapun beberapa pelanggan belum teraliri air bersih dikarenakan pipa penyaluran air kosong sehingga membutuhkan waktu untuk terisi kembali.
Air bersih diperkirakan akan tersalurkan kembali ke seluruh rumah pelanggan sekira 6 jam setelah IPA kembali dioperasikan.
"Diperkirakan akan kembali normal kurang lebih 6 jam. Pelanggan kami harap dapat menghemat pemakaian sampai air benar-benar pulih tersalurkan seperti biasa," ucapnya.
Pantauan TribunKaltara.com, beberapa daerah yang terdampak banjir seperti Desa Kuala Lapang dan Tanjung Lapang, distribusi air bersih telah kembali normal.
Porak Poranda Diterjang Banjir
Puluhan keluarga kehilangan tempat tinggal akibat banjir besar yang melanda Kabupaten Malinau sejak Minggu (16/5/2021) kemarin.
Tak hanya tempat tinggal, ratusan korban banjir juga kehilangan harta benda akibat banjir yang bersumber akibat meluapnya sungai di Kabupaten Malinau.
Kepada TribunKaltara.com, Ketua RT 5 Desa Harapan Maju, Kecamatan Mentarang, Jekson menceritakan detik-detik wilayah permukiman penduduk tersebut diterjang banjir.
Sekira pukul 04.00 WITA kemarin, air sungai dalam waktu singkat meluap dan menghantam rumah warga di daerah pesisir tersebut.

"Subuh, sekitar pukul 04.00 WITA, banjir tiba-tiba datang dari arah sungai. Kejadian ini berlangsung sekejap. Air deras langsung naik ke rumah-rumah," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Senin (17/5/2021).
Baca juga: Banjir di Teluk Bayur dan Sambaliung, TNI Polri Kerahkan Personel & Beri Bantuan pada Korban Banjir
Dalam hitungan menit, sungai meluap dan menerjang permukiman warga di RT 5 yang juga kerap disebut sebagai kampung Seboyo tersebut.
Dalam hitungan jam, rumah milik warga porak poranda diterjang deras arus sungai.
Pantauan TribunKaltara.com, 3 buah rumah rusak parah dan tak layak lagi untuk dihuni.
Sementara itu, sebagian besar kediaman warga juga mengalami kerusakan.
"Dalam sekejap, air langsung menghantam rumah kami. Tiga di antaranya hancur, rusak parah. Sebagian lagi reyot diterjang arus sungai," katanya.
Baca juga: Antisipasi Banjir Kiriman dari Hulu, Bupati Bulungan Kerahkan Petugas BPBD dan TNI-Polri
Jekson menambahkan, tanpa pikir panjang dia mengarahkan seluruh warga Seboyo untuk mengungsi ke wilayah dataran tinggi.
Warga tidak sempat menyelamatkan barang, ternak dan hartanya karena khawatir dengan keselamatan jiwanya.
"Karena kejadiannya tiba-tiba. Banyak yang tidak sempat bawa barang-barangnya. Cuma baju yang ada di badan saja. Yang penting, keselamatan dulu," ungkapnya.
Sore hari kemarin, rombongan Bupati dan FKPD Malinau mendatangi permukiman warga di RT tersebut.
Dalam kesempatan itu, bupati menyerahkan bantuan berupa beras, gula pasir, kopi, dan makanan cepat saji sebagai bantuan awal yang paling dibutuhkan korban.
Baca juga: NEWS VIDEO Jajaran Polres Berau dan Kodim 0902/Trd Bantu Korban Banjir
Seperti halnya Bupati Malinau, Jekson mengatakan bencana banjir tersebut merupakan yang paling besar pernah terjadi di wilayah tersebut.
"Memang betul dibilang Pak Bupati. Selama saya di sini. Kayaknya ini yang paling besar, paling parah. Bayangkan, rumah juga ikut hanyut. Untuk sementara, warga kami mengungsi di wilayah aman, sampai semuanya betul-betul pulih," ucapnya.
Penulis Mohammad Supri | Editor: Budi Susilo