Berita Kaltim Terkini
Kepala BNNP Kaltim Sebut tak Ada yang Setuju Kaltim Jadi Tempat Pemasaran Narkoba
Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol. Wisnu Andayana merasa perlu merangkul stakeholder lainnya guna memuluskan langkahnya
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Baru menjabat sekitar sepekan menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Timur (BNNP Kaltim), Brigjen Pol. Wisnu Andayana merasa perlu merangkul stakeholder lainnya, guna memuluskan langkahnya meneruskan kepemimpinan sebelumnya.
Pengganti Brigjen Pol. Iman Sumantri ini juga menilai bahwa tanpa kerjasama lintas instansi, program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) tidak akan berjalan mulus.
Benua Etam (julukan Provinsi Kaltim) sendiri juga menjadi pilihan sindikat untuk memuluskan bisnis haram narkotika dengan memanfaatkan jaringan Lapas dan Rutan, serta perlintasan melalui darat serta air yang dinilai para bandar masih memiliki celah.
Baca Juga: Terulang Lagi! Napi Kasus Narkotika Kabur dari Lapas Nunukan Usai Angkat Barang Titipan Lebaran
"Tapi, setelah saya bertemu dengan berbagai pimpinan stakeholder, semuanya komitmen. Tidak ada yang setuju Kaltim menjadi tempat pemasaran narkoba," tegas perwira berpangkat bintang satu dipundaknya, dikonfirmasi Rabu (19/5/2021) hari ini.
Mantan Kepala BNNP Gorontalo ini juga mencoba mengurai pergerakan perlintasan barang haram yang disebutnya sangat masif.
Perlunya pengawasan dari stakeholder, para pimpinan instansi, serta masyarakatnya sendiri, tentu dalam rangka upaya menekan peredaran gelap narkotika jenis apa pun.
"Disini (Kaltim) kita ketahui lalu lintasnya sangat aktif dan maju. Jangankan Kalimantan, Gorontalo yang sepi saja dijadikan sindikat narkotika sebagai pasar (peredaran)," sebut Brigjen Pol. Wisnu Andayana.
Bahkan menurut pengamatannya dari pengungkapan terbaru, yang berhasil diungkap Tim Pemberantasan BNNP Kaltim, beserta unsur tim gabungan lainnya, nyatanya Kaltim dijadikan pasar yang bagus untuk penjualan narkotika.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, BNNP Kaltim Klaim Peredaran Narkotika Menurun, Ini Faktornya
Karena, kegiatan ekonomi di Benua Etam sendiri menurutnya memang terus berjalan, transaksi pembelian barang dan jasa juga sangat stabil di masa pandemi Covid-19 ini.
"Kaltim ini jadi pasar yang empuk, karena ekonomi masyarakatnya luar biasa, tapi tersangka yang melakukan kejahatan ini biasanya karena faktor ekonomi (berbanding terbalik), itu alasan klise," lanjutnya.
Kerja sama antar instansi semisal dengan Kantor Wilayah Kementerian hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Kaltim juga digalakkan, mengingat pengungkapan terbaru yang dilakukan, pelaku yang terlibat dalam kepemilikan narkotika jenis sabu seberat 5,28 Kilogram/brutto masih berstatus narapidana atau warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Bontang.
"Aktor utama dari Lapas (pengungkapan terbaru). Kami sudah kerjasama dengan Kemenkumham Kaltim, mereka berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan di dalam Lapas dan Rutan terhadap barang yang masuk, Ini luar biasa," tegas Brigjen Pol. Wisnu Andayana.
"Karena percuma saja jika tidak ada kerjasama kami tak bisa memonitor di dalam Lapas atau Rutan," sambungnya