Banjir di Samarinda
Tangani Masalah Banjir, Dipasang Jaring Tangkap Sampah di Sungai Karang Mumus Samarinda
Telah diselenggarakan diskusi penanganan kebersihan Kota Samarinda, terkhusus di Segmen Sungai Karang Mumus.
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Telah diselenggarakan diskusi penanganan kebersihan Kota Samarinda, terkhusus di Segmen Sungai Karang Mumus (SKM), yang dilaksanakan di Ruang Harvard Lantai III Balai Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat 21 Mei 2021.
Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda tersebut, turut dihadiri oleh Wakil Walikota (Wawali) Samarinda, H Rusmadi Wongso.
Rusmadi menuturkan, bahwa permasalah banjir dan sampah merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan.
Bahkan sering kali banjir yang terjadi di Kota Samarinda akibat sampah.
Baca Juga: NEWS VIDEO Taman di Sungai Karang Mumus Bisa Jadi Tempat Wisata di Samarinda
Baca Juga: Nadira Berlutut di RDP DPRD Samarinda dan Warga Sungai Karang Mumus, Memohon Pemkot Adakan Relokasi
SKM Samarinda menjadi salah satu perhatian serius untuk urusan penanganan sampah maupun banjir di Kota Tepian julukan Kota Samarinda ini.
Mantan Sekda Pemprov Kaltim tersebut menerangkan bahwa Pemkot Samarinda tengah gencar aksi "Gerakan Sungai Karang Mumus Bersih Sampah" dengan telah memasang sistem jaring tangkap sampah.
Jaring yang dipasang tersebut, bertitik empat lokasi diantaranya Jembatan Gang Nibung Jalan Dr Sutomo, Jembatan Baru Jalan KH Agus Salim, Jembatan II di Sungai Dama, serta Jembatan I di Jalan Gurami.
"Saat ini banjir di Samarinda ini tidak terlepas juga dari urusan sampah. Juga masih ada oknum yang membuang sampah ke sungai dan itu sampahnya ukuran besar," ungkapnya dalam rilis Pemkot Samarinda.
Baca Juga: NEWS VIDEO Hari ke 2 Warga Sungai Karang Mumus Hadang Aparat, Tetap Pertahankan Hak Kita
Baca Juga: Kisah Warga Bantaran Sungai Karang Mumus Samarinda, Rumah Dibongkar, Uang Santunan Belum Sesuai
Bahkan lanjutnya, ada juga berdekatan dengan lingkungan pasar yang membuang bulu ayam, sampai cuci atau membilas tahu dan tempe menggunakan air sungai. Dan itu sudah masuk kategori pencemaran.
"Makanya saya bersama Pak Walikota Samarinda Andi Harun, sangat serius menangani masalah sampah ini," sambungnya.
Lelaki yang kerap disapa Rusmadi Wongso, menegaskan bahwa Gerakan SKM Bersih Sampah itu bukan hanya sebatas program 100 hari kerja semata.