Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF Ketua DPRD Kutai Timur Joni, Merintis Karir Berdagang Jualan Sparepart Chainsaw

Joni menggantikan Encek UR Firgasih sebagai ketua dewan. Encek harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Juli 2020 lalu.

Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM/CAHYO ADI WIDANANTO
Ketua DPRD Kutai Timur Joni S.Sos 

Sambil-sambil kerja, sambil-sambil juga kalau ada yang nawarin kan beli-beli juga. Nah itu nanti kita jual. Namanya usahakan.

Mungkin karena kita aktif, dilihat orang, kita ada usahakan, jadi setiap ada kegiatan kita pasti diundang. Kalau di Rantau Pulung rintisan saya, untuk generasi yang sudah tua, kenal saya.

Nah itu sebelum berkenalan dengan PPP? Jadi, jadi pengurus dulu di sana?Ya itu, tetap di Rantau Pulung lah.

Iya. Awalnya saya itu 2004 ikut PKPI (Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia). Karena waktu itu sih desakan dari masyaralat sanakan, mau ada perwakilan.

Karena infonya kan, kalau punya wakil, ya daerahnya bakal diperhatikan. Ya, suaranya tersalur kan. Cuma waktu itu kan belum ada rejeki, tidak lolos kan.

PKPI 2004 itu, 2004-2009. Nah mungkin waktu itu kan, ya suara sih sebenarnya cukup bagus, Cuma waktu itu kan sistem nomor urut, ya biar suara kita banyak kalau ndak memenuhi kuota kan tetap kita kalah. Nah berjalannya waktu di tahun pertengahan itu ya mungkin banyak lah partai yang melirik saya waktu itu.

Ya begitulah. Ya semua partai melirik saya waktu itu kan. Ya begitulah ceritanya. Ya cuman kita waktu itu kalau dibilang kapok sih, kapok ya. Bilang ndak ya ndak juga.

Bilang orang kapok-kapok sambel lah ya. Nah desakan tuh juga dari masyarakat lainnya. Kebetulan waktu itu dari sekian partai, PPP lebih komperhantif untuk berkomunikasi dengan saya.

Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF - Berawal dari Perpustakaan Universitas Mulawarman Muliadi Jabat Plt Sekda PPU

Apa yang ditawarkan PPP?

Ya waktu itu sih tidak, kenapa, yang jelas mereka berharap supaya saya bisa ikut di PPP. Cuma kan semua juga partai ngomong gitu. Cuma lebih aktif komunikasinya PPP waktu itu. Mungkin komunikasi ini bagus ya hasilnya juga bagus.

Makanya saya tertarik di situ. Waktu itu zamannya Pak Alex Romano yang jadi ketua DPC itu kan, komunikasinya sama kita. Dibanding yang lain, lebih aktif beliau gitu. Makanya jatuh pilihan ke sana.

Dan juga desakan dari masyarakat masih kan. Nah di 2009 akhirnya kita maju. Waktu itu kan masih, tetap masih nomor urut itu, nah begitu kurang lebih 2 bulan, ada putusan MK pakai suara terbanyak, ya.

Cuma waktu itu saya PeDe betul kan. PeDe artinya biarpun nomor urut berapa saja, saking PeDe nya kan ndak perlu lihat, saking PeDenya kan.

Nomor urut berapa itu?

Nomor urut 4. Karena ada aturan MK saya yang jadi karena suara saya yang tertinggi kan daripada teman-teman yang lain.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved