Wawancara Eksklusif
WAWANCARA EKSKLUSIF Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, Prioritas Infrastruktur dan Eksplor Wisata
Kutai Timur dikenal di dunia internasional dengan potensi hutan dan sejumlah lokasi wisata alam yang sangat unik.
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Dipercaya kembali menjabat Wakil Bupati Kutai Timur. Dr H. Kasmidi Bulang bersama Bupati H. Ardiansyah Sulaiman menata kembali dan merancang beragam program untuk membangun Kutai Timur.
Mereka memprioritaskan pembangunan infrastruktur, sekaligus mengeksplor kawasan wisata alam yang ada.
Pembangunan infrastruktur dilakukan karena akan berdampak ganda terhadap kesejahteraan masyarakat.
Perekonomian masyarakat akan lebih berkembang. Apalagi pengembangan sektor pariwisata.
Kutai Timur dikenal di dunia internasional dengan potensi hutan dan sejumlah lokasi wisata alam yang sangat unik.
Kepada tim Tribun Kaltim, Wakil Bupati Kutai Timur. Dr H. Kasmidi Bulang membeberkannya secara detail. Berikut petikan wawancaranya.
Sekarang sudah terpilih kembali menjadi Wakil Bupati Kutim, apa Program 100 Hari Kerja di Kutim?
Ya sebenarnya program 100 hari bagi saya itu itu mungkin nggak terlalu prioritas karena saya melanjutkan. Alhamdulillah juga, minggu kemarin kita baru selesai musrenbang 18 kecamatan bersama-sama dengan Bapak Bupati. Kita mulai dari kecamatan pertama yaitu Rantau Pulung habis itu ditutup kemarin di Kecamatan Karangan.
Dari 18 kecamatan, kalau saya mungkin sudah paham bahwa ini yang akan kita sebagian besar bangun. Kalau Pak Bupati kan sempat ‘nganggur’ lima tahun, beliau juga alhamdulillah sangat mensupport, bahkan di era kepemimpinan kami berdua ini selain kami untuk menata kembali Kutai Timur kedepan juga melanjutkan program-program yang kemarin saya dengan Pak Ismunandar mungkin belum selesai.
Alhamdulillah, saya berdiskusi dengan Pak Bupati, beliau juga menyampaikan program-program yang sudah ada jangan sampai ada yang stagnan dan ini kita lanjutkan mungkin kegiatan-kegiatan yang besar-besar.
Program-program pembangunan multiyears kita evaluasi kembali mungkin ada kita lanjutkan mungkin ada yang hanya menggunakan anggaran per tahun, kita lihat kondisinya.
Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Wabup Kutim Kasmidi Bulang: Partai Sendiri tak Beri Rekomendasi, Ya Sudahlah
Kalau prioritas untuk tiga tahun?
Pak Bupati sepakat ya bahkan beliau menyampaikan di semua musrenbang bahwa 50% APBD Kutai Timur ketika kepemimpinan beliau dan saya, kita alokasikan untuk program infrastruktur.
Kita tidak mau lagi nanti ada jalan yang walaupun mungkin belum beraspal tapi paling tidak kelasnya sudah naik, dibandingkan sekarang.
Kan sekarang masih ada jalan-jalan di desa-desa ya, kalau di kecamatan sudah semua di desa-desa itu yang masih lumpur ya karena faktor alam terus juga mungkin situasi dan kemampuan keuangan daerah kita yang terbatas.
Ini mungkin yang ke depan yang skala prioritas kita yaitu infrastruktur jalan jembatan dan infrastruktur-infrastruktur lainnya seperti sarana pendidikan dan sebagainya.
Tentunya dengan infrastruktur itu semua kita benahi akan multiplier effectnya akan tercipta, sumber daya manusia pasti akan terpacu terus, juga mungkin perekonomian akan berputar segera apalagi masa covid-19 ini ya kita harus survive bisa harus semangat.
Selanjutnya setelah infrastruktur, kita akan segera menyelesaikan air bersih dan listrik. Ini bagian dari skala prioritas yang akan kita selesaikan.
Dari itu semua itu ada juga bidang-bidang yang lain seperti perikanan, kelautan, perkebunan dan juga pariwisata kita, karena Kutai Timur ini memiliki wilayah yang komplit. Semuanya ada. Ya ada gunung, laut,pesona bawah laut, ada pantai ada hutan daratan.
Makanya kita inventarisasi semua kecamatan untuk membuat peta topografi atau peta wilayah yang sungguh menonjolkan kearifan lokal yang ada di situ ya nanti mungkin antara Kecamatan A dengan kecamatan B itu nanti potensi yang dikembangkan, jadi nggak mesti harus semuanya sama tapi kalau di kecamatan A dan Kecamatan B ada yang bisa ditonjolkan menjadi icon di kecamatan itu, itu yang akan kita kerjakan.
Ini rencananya go international atau baru wilayah Indonesia, Kaltim saja?
Sudah ada yang go international seperti Gua Telapak Tangan yang kemarin menang sebagai cagar budaya dunia. Juga hutan Wehea yang sudah dibiayai oleh internasional.
Itu bahkan setiap bulannya ada turis-turis yang datang, nah ini kan artinya tinggal kita membuka peluang saja tapi tentunya harus dibarengi dengan infrastrukturnya dulu. Orang naik ke gunung ke Gua Telapak Tangan, kemarin hanya batu-batu.
Sekarang kita bikinkan tangga sehingga orang naik ke sana itu juga unsur keselamatannya terjaga.
Bagaimana mengundang wisatawan asing ke Kutim?
Kebetulan saya ini mohon maaf, S3-nya Doktor Kebudayaan. Saya mengambil desertasi itu berkaitan dengan tarian longplay yang digunakan namanya ornamen adat Dayak, yang dari dari rumbayan daun pisang. Tarian itu namanya saya lupa.
Jadi tarian itu menggunakan rumbayan pisang. Ini kalau kita melihat unsur-unsur magic dan juga unsur lokal yang sangat kental sekali itu.
Nah terus kemarin semenjak menjadi wakilnya Pak Ismu juga sudah mengadakan satu kegiatan yang namanya ekspedisi. Ekspedisi pertama itu kita lakukan bermalam di Gua Telapak Tangan.
Artinya dengan mengajak semua teman-teman komunitas pecinta alam, terus pemerintah daerah saya ajak para kadis.
Kebetulan acaranya kita buat Sabtu Minggu weekend jadi tidak mengganggu aktivitas kantor waktu itu.
Saya bermalam di dalam gua sama istri dan teman-teman komunitas, habis itu kita ekspos. Alhamdulillah, Gua Telapak Tangan itu menjadi nominasi.
Makanya Kutai Timur di tahun 2017, ada yang lima jari itu salah satu Gua Telapak Tangan yang kita promosikan. Selanjutnya ekspedisi kedua saya kembali lagi mengadakan perjalanan untuk mengangkat potensi wisata kita yaitu di Hutan Wehea.
Selain gua, juga ada sumber air panas yang sekarang bisa dinikmati. Kita jaga kelestariannya. Kita mau kita bangun ekspedisi sekali lagi di tahun berikutnya. Saya mengadakan lagi ekspedisi kedua di Hutan Wehea.
Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Ketua DPRD Kutai Timur Joni, Merintis Karir Berdagang Jualan Sparepart Chainsaw
Ada rencana mengundang Presiden Jokowi di ekspedisi satu malam?
Kan hutan Wehea sudah lama diurus oleh dunia sebagai paru-paru dunia dan itu terjaga sampai hari ini. Selanjutnya baru kemarin sebelum musrenbang diadakan, saya membawa teman-teman ya dan juga media selanjutnya komunitas pencinta alam dan juga beberapa kepala SKPD OPD dan tim hadir dengan saya, kurang lebih sekitar hampir total dengan masyarakat itu kurang lebih 300 orang.
Kita ekspedisi 3 tepatnya di Sungai Atan. Nah, Sungai Atan itu aliran sungai dari Busang di Kecamatan Busang. Itulah kecamatan yang paling jauh dari kabupaten dan di Kecamatan Busan itu kita ke desa paling ujung yang namanya Desa Mekar Baru.
Desa Mekar Baru kita naik kapal kecil menyusuri Sungai Atan itu kurang lebih sekitar tiga jam naik ke hulu. Nah, di sana ada pesona wisata yang luar biasa. Ada air terjun, sumber air yang keluar dari batu yang diyakini oleh masyarakat di sana ketika dia masak apa yang dimasak itu lebih gurih.
Saya belum lihat hasilnya tapi kemarin saya suruh tim untuk mengambil air itu untuk kita kaji, apakah kandungan dari pada air ini layak atau nggak untuk dikonsumsi langsung atau mungkin harus diapakan. Namun diyakini oleh masyarakat karena di sana, dimasak dengan beras itu tidak berubah warna. Juga lebih gurih rasanya menurut mereka.
Itu airnya keluar dari mana? Sudah lama?
Air keluar dari batu, sudah lama sekali menurut mereka. Nah di sampingnya juga kurang lebih sekitar 100 meter dari lokasi itu, ada air terjun yang memang luar biasa juga pesonanya.
Terus juga di daerah sana itu, karena terkenal dengan sungai, di sana itu banyak yang arus deras baru ada batu-batu. Kita yang suka travelling khususnya ekstrem asik tuh.
Terus ya kalau apa namanya jokinya atau motornya nggak paham dia bisa nyangkut di batu, bisa tenggelam. Asik tapi bagi yang hobi petualangan dengan kondisi ekstrem seperti itu ya. Itu asyik bagi saya.
Nah ini yang mengingatkan saya Busang itu pernah masalahnya soal tambang emas. Nah ternyata ada air terjun dan ada ikan-ikannya juga ini yang mana ternyata cocok buat yang suka travelling alam mungkin bisa diajak datang ke Busang untuk mencoba tantangan alam menuju Busang.
Jadi bukan bukan lagi memori soal emas, tapi memori soal kekayaan alam yang mungkin kita tidak tahu sedetail apa. (Syifa’ul Mirfaqo/Bagian 2)