Virus Corona di Balikpapan
Soal Kematian Guru di Balikpapan usai Beberapa Hari Divaksin, Satgas Bantah Ada Kelalaian Skrining
Satgas Covid-19 Kota Balikpapan masih menunggu hasil laporan atas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Penulis: Miftah Aulia Anggraini |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Satgas Covid-19 Kota Balikpapan masih menunggu hasil laporan atas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Hal tersebut menyusul adanya seorang guru honerer di Balikpapan yang meninggal dunia pasca beberapa hari divaksin Covid-19.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengatakan, pihaknya telah melapor dalam aplikasi KIPI.
"Tidak bisa dibilang vaksin makan korban. Kita tunggu ketentuan dan alur penanganan KIPI, seperti prosedur," ujarnya, Kamis (27/5/2021).
Sesuai dengan aturan, Satgas Covid-19 tetap harus melaporkan apapun keluhan atau kejadian yang dialami ke dalam aplikasi.
Baca juga: Persiapan PTM, 900 Guru di Malinau Telah Divaksin, Penyaluran Sesuai Analisis Kerawanan Covid-19
Kemudian akan dilakukan pembahasan KIPI pada tingkat Kota Balikpapan dan menunggu undangan Komnas KIPI Nasional melalui zoom.
"Kita akan tunggu hasilnya setelah melakukan pembahasan bersama Komnas KIPI Nasional," tuturnya.
Sementara itu, Andi Sri Juliarty yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan itu membantah adanya kelalaian.
Khususnya dalam proses skrining sebelum melaksanakan vaksinasi Covid-19.
Ia telah membedah dan melihat kertas kendali.
Baca juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 Bagi Masyarakat Umum di Balikpapan Kalimantan Timur
Perihal kematian almarhum Muhammad Azmi yang dikatakan demam dan batuk saat divaksin, tidak benar adanya.
Adapun, saat ini pelayanan vaksinasi menggunakan sistem 2 meja.
Seluruh peserta akan dibagikan kertas kendali yang kemudian diisi sendiri kondisi kesehatannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan suhu tertulis 36°C, artinya tidak mengalami demam. Almarhum juga tidak mengalami batuk.
"Setelah kami melihat kertas kendali yang diisi oleh pasien sendiri, semua diisi baik oleh almarhum. Tidak ada keluhan," jelasnya.
Baca juga: Positif Covid-19 Malinau Capai 1071 Kasus, 44 Pasien Isolasi Mandiri, 2 Jalani Perawatan di RSUD
Dia menerangkan di tanggal 18 Mei atau pada hari yang sama dengan pelaksanaan vaksinasi almarhum, ternyata terdapat guru yang juga mendapat jadwal vaksinasi di Puskesmas Karang Joang, Balikpapan Utara.
Guru tersebut mengeluh batuk dan pilek, tertulis di kertas kendalinya. Yang pada akhirnya ditunda vaksinasinya oleh Tim.
"Jadi tidak benar jika peserta dipaksa untuk divaksin atau ada kelalaian dalam skrining," ucapnya tegas.
Atas kejadian ini, dia turut berduka cita terhadap keluarga besar almarhum yang meninggal dunia dini hari pukul 02.50 WITA.
Ia mengaku baru menerima kabar tersebut dari pimpinan Puskesmas Karang Joang pada pukul 04.00 WITA.
Puskesmas Karang Joang menjadi tempat merawat dan menangani almarhum sebagai tempat pertolongan pertama.
Berdasarkan data rujukan, adapun pertama kali almarhum melaporkan keluhan ke puskesmas Karang Joang pada tanggal 25 Mei 2021.
Kondisi yang melemah membuat fasilitas kesehatan tingkat pertama itu merujuk almarhum ke rumah sakit rujukan KIPI, yakni RSUD Beriman.
"Dilakukan pertolongan dan kondisinya makin lemah, spO² berada di angka 40 persen. Ada jarak antara waktu vaksin dan kejadian semalam sekitar 8 hari," ucapnya.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Rahmad Taufiq