Virus Corona di Balikpapan
KIPI Bahas Meninggalnya Guru Honorer di Balikpapan Usai Vaksinasi Covid-19
Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kota Balikpapan akan membahas meninggalnya guru honorer pascadivaksin
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kota Balikpapan akan membahas meninggalnya guru honorer pascadivaksin.
Diketahui, Muhammad Azmi Ramadhan (25), sempat mengalami demam tinggi beberapa hari pasca disuntik vaksin covid-19 di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Guru honorer di SMP Negeri 17 Balikpapan itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (27/05/2021) dinihari.
"Hari ini akan dilakukan pembahasan oleh Tim KIPI Kota Balikpapan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty.
Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 Bagi Masyarakat Umum di Balikpapan Kalimantan Timur
Baca Juga: Guru Honorer di Balikpapan Meninggal, Sang Ibu Sebut Sehari Usai Divaksin Alami Demam
Wanita yang kerap disapa Dio itu menuturkan, rencana pembahasan tersebut harusnya dilakukan Jumat, (28/5) kemarin.
Hanya saja urung dilakuakan lantaran tertunda. Tim KIPI yang terdiri dari beberapa dokter spesialis itu harus bertugas menangani pasien emergency.
"Kemarin cancel karena memang tim yang terdiri dari beberapa dokter spesialis harus menangani pasien emergency secara tiba-tiba," jelasnya.
Dio menerangkan, apabila Tim KIPI Kota telah selesai melakukan pembahasan, maka akan dilanjutkan bersama dengan Tim KIPI Nasional.
Baca Juga: Nasib Pembahasan Perda Covid-19 di Balikpapan Tidak Kunjung Selesai
Baca Juga: Soal Penanganan Covid-19, Satgas Kecamatan Tinjau Pertamina RU V Balikpapan
Sehinga, sejauh ini masih belum ada pembahasan apapun dari Tim KIPI Kota Balikpapan maupun KIPI Nasional.
“Belum ada pembicaraan apa-apa kita pembahasan kasus belum ada sama sekali,” terangnya.
Sebelunmnya, Dio membantah almarhum meninggal dunia karena vaksin Covid-19, sebab belum ada bukti yang cukup atas kejadian tersebut.
Penyebab meninggalnya pun masih ditindaklanjuti dengan meminta penjelasan dari RSUD Beriman sebagai tempat perawatan terakhir.
Baca Juga: Waspada Vaksin Covid-19 Ilegal, Satgas Balikpapan Beri Tips agar Masyarakat tak Terjebak
Dio juga membantah adanya kelalaian dalam proses skrining sebelum melaksanakam vaksinasi Covid-19. Sebab,ia telah membedah dan melihat kertas kendali.
Bahwasannya, perihal kematian almarhum Muhammad Azmi yang dikatakan demam dan batuk saat divaksin, tidak benar adanya.
Adapun, saat ini pelayanan vaksinasi menggunakan sistem 2 meja.
Seluruh peserta akan dibagikan kertas kendali yang kemudian diisi sendiri kondisi kesehatannya.
Baca Juga: Embarkasi Balikpapan Disterilkan untuk Jamaah Haji, Satgas Covid-19 Siap Kontrak Hotel
Berdasar hasil pemeriksaan suhu tertulis 36°C, artinya tidak mengalami demam. Almarhum juga tidak mengalami batuk.
"Setelah kami melihat kertas kendali yang diisi oleh pasien sendiri, semua diisi baik oleh almarhum. Tidak ada keluhan," imbuhnya beberapa waktu lalu.
Usai Divaksin Alami Demam
Berita sebelumnya. Nasib nahas menimpa seorang guru honorer SMP Negeri 17 Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Ia mengalami demam tinggi dengan sejumlah keluhan lain sehari usai menerima vaksinasi Covid-19 di Puskesmas.
Muhammad Azmi Ramadhan (25) menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman.
Almarhum dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (27/5/2021) sekitar pukul 03.30 Wita setelah kondisinya memburuk tadi malam.
Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 Bagi Masyarakat Umum di Balikpapan Kalimantan Timur
"Pas sampai di RSUD Beriman tambah drop, sampai enggak sadarkan diri," ujar sang adik Muhammad Fikri Irfan, Kamis (27/5/2021).
Berdasar keterangan sang adik, almarhum menjalani vaksinasi Covid-19 pada hari Selasa (18/5/2021) di Puskesmas Karang Joang.
Almarhum mendapat suntikkan vaksinasi Covid-19 pertama bersama rekan sejawatnya, yakni guru di wilayah tersebut.
Sehari setelah pemberian vaksin, almarhum mengalami keluhan demam tinggi, nyeri dada di bagian kanan seperti ditusuk.
Dihari keempat, tepatnya Sabtu (22/5/2021) sekitar pukul 10.00 Wita almarhum kembali ke Puskesmas dengan sejumlah keluhannya.
Hanya saja oleh pihak Puskesmas, almarhum hanya diberi obat paracetamol dan vitamin saja.
"Cuma dikasih obat dua jenis itu saja. Habis itu disuruh pulang lagi. Padahal demamnya sudah tinggi, mukanya pucat," jelasnya.
Fikri menceritakan bahwasannya sang kakak sempat menghubungi nomor KIPI. Namun dalam kondisi tidak fit almarhum salah memencet nomor.
"Saya mohon maaf. Almarhum saat itu dalam kondisi kurang fit. Waktu itu salah menghubungi nomor yang tertera, jadi ada kesalahpahaman," tuturnya.
Sementara itu, sang ibu, Surati menceritakan bahwasannya sang anak tengah mengalami batuk berdahak saat menjalani vaksinasi.
"Tapi sama dokter yang mau suntik di bilang enggak apa-apa, jadi tetap di vaksin," ujar Ibu almrhum.
Semasa hidupnya, almarhum Muhammad Azmi Ramadhan diketahui tidak memiliki riwayat penyakit apa pun.
Menurut sang ibu, anaknya baru pertama kali mengalami penyakit seperti ini dan harus menghembuskan napas terakhirnya.
"Dia enggak pernah sakit sebelumnya. Dia sehat aja. Bahkan ke Puskesmas itu aja baru kemarin pas mau di vaksin," tambah Surati.
Sembari menangis, ia menyayangkan nyawa sang anak tidak bisa diselamatkan setelah dirujuk ke RSUD Beriman.
Bahkan saat tiba di RSUD Beriman, salah seorang dokter sempat menyatakan jika almarhum terlambat dibawa ke rumah sakit.
"Sampai disana (RSUD Beriman) kata dokternya kenapa baru dibawa kesini. Ini sudah parah," imbuhnya.
Hingga saat ini, Tribunkaltim.co masih mencoba mengkonfirmasi terkait kematian guru honorer ini ke Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan.
"Maaf baru jawab. Saya sedang acara seleksi tenaga kesehatan. Nanti ketemu di press release ya," kata Jubir Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty melalui pesan singkat kepada Tribunkaltim.co.
Penulis Miftah Aulia | Editor: Budi Susilo